13 Setuju

237 60 9
                                    

Seorang lelaki dengan setia mengusap surai wanita yang berada di pelukannya. Wanitanya yang menangis sedari tiba di apartemen miliknya. Dirinya dibuat bingung saat membuka pintu dan wanitanya sudah berderai air mata.

“Shh, udah dong sayang. Pusing nanti kamu kalau nangis terus.” Ucap Leo. Didekapnya dengan erat tubuh Acha.

Setelah Acha mulai tenang, Leo membawa Acha duduk di sofa ruang tamu. Ibu jarinya bergerak mengusap sisa air mata di pipi sang kekasih.

“M-makasih.” Ucap Acha terbata karena ia masih sesenggukan.

“No need sayangku. Udah siap buat cerita atau belum? Atau mau makan aja?” tanya Leo.

“Mau cerita..” Acha memegang ujung kemeja yang Leo pakai.

Leo menepuk bahunya, memberi isyarat sang kekasih untuk bersandar padanya. Acha menurut, tangannya lantas memeluk lengan si lelaki. Setelah itu ia menceritakan perihal apa yang terjadi pada adiknya dan adik si kekasih.

“Cha? Seriously pandangan kamu sejelek itu sama adek aku?” Leo cukup terkejut ketika mengetahui bagaimana pandangan Acha soal sosok Gema. Gema yang suka tidur dengan banyak wanita, Gema yang suka merayu banyak wanita.

Oke, point yang kedua memang benar soal adiknya yang suka merayu banyak wanita. Tetapi adiknya tidak pernah melakukan hal lebih terkecuali dengan sang mantan.

“Acha, trust me, he’s not who you think he is. My brother’s not that much of a jerk. Dia emang gak pernah serius sama perempuan sejak dia ditinggal sama mantan pacarnya, but trust me, kalau dia sampai berani bawa adek kamu ke appart, itu berarti dia punya ketertarikan yang cukup serius sama adek kamu. Appart itu tempat yang sangat privasi buat Gema, Cha. He will not hurt your sister, babe.”

Acha mendongak, “Apa jaminannya Leo? Dia bawa Nana ke appart juga gara-gara Nana gak bisa masuk rumah. Itu juga karena aku. Kenapa aku bisa seceroboh ini jagain Nana di sini? Orang tua Nana pasti kecewa kalau tau kejadian ini.”

“Cha, listen, mereka itu orang dewasa. Gema dan Naoki itu udah besar, dan kalau Naoki tetap mau menemui Gema setelah kejadian itu, berarti mereka sama-sama ngerasa fine. Itu juga bukan salah kamu sepenuhnya oke? Inget, kamu bisa memberi batasan, tapi Naoki juga punya pilihan, dan adik aku juga gak sebejat itu.”

“Pelan-pelan, kasih Naoki kepercayaan buat jaga diri sendiri, kamu cukup kontrol dia dari jauh ok? Dengan kejadian ini kamu bisa tau kalau kamu terlalu mengekang, yang ada Naoki malah bohong sama kamu, dan kamu juga malah melewatkan beberapa kejadian yang cukup berpengaruh di kehidupan adik kamu karena dia ngga berani jujur sama kamu.” tambah Leo.

Acha mengangguk. “Hubungan kita ya kak yang jadi jaminannya?”

Alis Leo menukik tajam. “Aku bisa jamin kalau adik aku bukan orang brengsek. Seandainya di masa depan Naoki sakit hati karena Gema, aku yang bakal kasih pelajaran buat Gema. Tapi gak dengan hubungan kita yang jadi jaminannya. Aku nggak setuju.” Ucap lelaki itu tegas.

❀❀❀

Berada seorang diri di dalam ruangan divisinya, Naoki terus memandangi sebuah kartu nama di atas mejanya. Menimbang-nimbang apakah ia harus pergi atau tidak. Setelah terdiam hampir satu jam, Naoki memutuskan untuk segera mengemas barang bawaannya dan beregas meninggalkan ruangan.

Naoki berdiri selama beberapa menit di halte dekat kantor, menunggu taksi lewat. Ia menyerahkan kartu nama yang berisi alamat di dalamnya kepada si sopir taksi.

Taksi itu berhenti tepat di halaman parkir sebuah butik mewah. Butik milik mama si bos besar. Naoki memang gugup, tapi ia berusaha memperbaiki semuanya. Mungkin dengan ia melakukan ini, bos besarnya tidak akan marah lagi, sehingga sang kakak tidak akan dipecat dan kehilangan pekerjaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

live a lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang