0.3 Dangerous Gerathama

797 118 7
                                    

Jangan lupa komen, happy reading!
.
.

“Haii kecil.” Sapa Aca ketika memasuki kamar milik Naoki. Ia membawa dua cangkir coklat panas.

Naoki menoleh. Ia tersenyum cerah.

“Hari pertama masuk kok udah lembur, dek?” Tanya Aca saat ia melihat layar laptop Naoki yang berisi angka-angka.

“Makasih kak.” Naoki menerima segelas coklat panas dari Aca. “Ngga lembur, ini tadi nunggu kakak terus sekalian baca-baca file laporan biar aku besok ngga banyak tanya.” Lanjutnya.

Aca mengangguk paham. Ia duduk di pinggir kasur menunggu Naoki selesai dengan kegiatannya. Naoki segera menutup laptopnya, membawa coklat panas, dan segera bergabung dengan Aca.

“Gimana hari pertama kerja? Kamu tadi jadi ke ruangan pak bos?”

Naoki beringsut mendekat, ia peluk kakak kesayangannya itu.

“Aku seneng soalnya temen-temen aku baik semua, apalagi ci Renata sama Willo. Kak ceritain tentang pak bos besar dong.” Pinta Naoki.

Aca menatap heran pada Naoki. Jangan sampai adiknya ini tertarik dengan lelaki seperti Gerathama Nolan. Jangan sampai. Karena ia tidak akan merestui jika hal itu terjadi.

“Kenapa? Kamu suka pak bos?”

Naoki merengut, ia berdecak. “Engga kak. Ketemu aja baru tadi. Tadi tuh ya temen-temen aku minta aku biar hati-hati kalo ke ruangan pak bos, terus katanya kalo udah ngasih file disuruh langsung keluar-”

“Terus kamu langsung keluar kan?” Tanya Aca tak sabar.

“Ish, jangan dipotong duluu, aku ngga langsung keluar. Pas aku abis naruh flashdisk di meja dia, pak Gema malah jalan tuk tuk tuk gitu terus tiba-tiba udah ada di depan aku. Aku takut gara-gara omongan temen-temen aku kak. Seolah pak Gema itu bahaya banget.” Cerita Naoki dengan menggebu-gebu. Gerathama itu memang lelaki paling berbahaya yang Aca pernah temui, Naoki.

“Dia ngapain nyamperin kamu? Dia ngga ngapa-ngapain kamu kan?” Aca khawatir sekali. Apalagi adiknya ini masih sangat polos.

Naoki menggeleng. Ia melepas pelukannya pada sang kakak.

“Engga kak. Dia malah ngasih aku sapu tangan, dia juga lap keringet aku. Ya aku kabur abis itu kak. Baik banget kan pak Gema? Bisa seperhatian itu sama karyawan.”

Aca menepuk jidatnya. “Dek, ngga dek. Dia itu ngga baik buat cewek.”

Naoki merengut lagi, “Itu buktinya aku keringetan aja dia perhatian.”

“Ngga gitu, cantik. Itu ngga wajar kalau sampai dia lap keringet kamu, padahal dia bisa ngasih tissue atau sapu tangannya langsung. Oke kakak kasih tau ya. Pak bos itu kaya gitu karena dia tertarik sama kamu-”

“Tapi aku bukan magnet kutub U yang bisa narik magnet kutub S kak.” Jawab Naoki cepat.

“Iya kalian bukan magnet. Tapi kamu perempuan dan pak bos ini laki-laki normal. Manusia punya rasa tertarik itu bukan karena konsep magnet, Na. Ngga sekali atau dua kali pak bos ini deketin perempuan biar bisa dia seret ke ranjang, termasuk karyawannya sendiri.”

Mata Naoki membulat. “J-jadi maksudnya temen aku bilang si Yesicca pernah di gigit pak bos itu maksudnya itu kak?”

Aca mengangguk, “Setau aku yang jadi korban itu Yesicca, Inara divisi pemasaran, manajer produksi yang dulu, kakak lupa karena itu banyak. Seengganya satu bulan sekali dia pasti punya inceran, Na. Pak bos itu punya prinsip sekali ‘pakai’. Setelah itu mereka ditinggal. Ini sisi buruk dari pak bos. Dia emang baik, dia ngga ada kurangnya jadi seorang bos. Tapi kalau dia mode Gerathama, itu banyak kurangnya, contohnya ya itu tadi.”

live a lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang