0.4 Blouse

711 106 8
                                    

Menjadi seorang CEO bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Jabatan itu membuat Gerathama memiliki setumpuk pekerjaan yang menyita waktunya. Layar laptop berisi materi yang akan ia presentasikan di depan calon kliennya itu ia baca lamat-lamat. Memastikan bahwa materi yang akan disampaikan dapat membuat calon kliennya itu tertarik.

“Masuk.” Perintahnya kala pintu diketuk.

Aca, sang sekretaris masuk dengan membawa dua paperbag berlogo merk terkenal di tangannya.

“Ini jas milik bapak dan ini blouse sesuai apa yang bapak minta.” Ucap Aca saat paper bag itu beralih berdiri di atas meja kerja Gema.

“Thanks.” Balas Gema. Ia menarik setumpuk kertas yang sudah ia satukan dengan klip kertas lalu menyerahkannya pada sang sekretaris. “Masih ada beberapa revisi, jadi tolong revisi dan berikan pada saya sebelum jam makan siang.” Perintahnya.

Aca mengangguk patuh, menerima dokumen tersebut kemudian pamit keluar.

Ketika sang sekretaris sudah menghilang di balik pintu, Gerathama meraih ponsel miliknya yang sebelumnya tergeletak di samping laptop. Ia mencari nomor karyawan training favoritnya lalu mengirimnya pesan. Nomor yang ia curi dari berkas data diri pendaftar yang masuk kala perusahaannya sedang melakukan rekrutmen karyawan.

 Nomor yang ia curi dari berkas data diri pendaftar yang masuk kala perusahaannya sedang melakukan rekrutmen karyawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu sudut bibirnya tertarik ketika tanda kirim itu sudah berwarna biru. Ia melirik arloji yang melingkar di tangannya, menambah kesan maskulin pada bos besar itu. Dua menit. Dalam dua menit harusnya karyawan training favoritnya itu sudah mengetuk pintu ruangannya.

3

2

1

Tok tok tok

Pintu itu terbuka setelah Gema mempersilahkan orang itu untuk masuk. Jas kebesaran yang dipakai oleh Naoki membuat Gema ingin tersenyum menang. Karyawan itu sangat patuh padanya.

“Kamu yang ke sini atau saya yang samperin kamu?” Tanya Gema saat Naoki terdiam di depan pintu, tanpa berniat mendekat pada meja kerjanya.

Sepuluh detik menunggu, Gema memutuskan untuk berdiri dan menghampiri karyawannya. Tak lupa ia meraih paper bag berisi blouse yang memang sengaja ia beli untuk Naoki.

“S-saya saja yang ke bapak.” Jawab perempuan itu dengan panik saat Gema berjalan mendekat. Ia masih teringat kejadian kemarin sore saat bos besarnya itu tiba-tiba mendekat hanya untuk mengusap bulir keringat di dahinya.

Gema terkekeh kecil ketika ia menyadari karyawan trainingnya itu takut padanya. Setiap berhadapan dengannya, pasti gadis itu selalu gugup. Sayangnya, Gerathama menyukai kegugupan si gadis yang timbul karena ulahnya.

Siapa yang tidak gugup jika menyadari bahwa statusnya hanyalah seorang karyawan training namun si bos besar dengan jabatan tertinggi itu memanggil untuk menghadap dirinya? Siapa yang tidak gugup jika berhadapan dengan Gerathama si lelaki pemilik seribu pesona? Siapa yang tidak terintimidasi dengan tatapan tajam milik Gerathama?

live a lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang