Prolog

475 28 2
                                    

I wrote this fanfic after repeated In The Stars (Benson Boone) on my spotify.
So, let's enjoy this song together.

https://open.spotify.com/track/315aBOUD3xtj7sUMXtRgMV?si=IRl1EUM9R_2z-QsSTB0Kng

***

Pagi itu, sebagaimana hari-hari Minggu lainnya, kamarnya masih menandakan jika si empunya belum bangun dari tidurnya. Hanya ada sedikit sinar matahari yang menerobos lewat celah-celah tirai di jendela. Mungkin hal ini akan berlangsung hingga tengah hari, sebagaimana biasa.

Setidaknya sejak dua tahun lalu.

Minggu pagi menjadi waktu yang paling tak ingin dia lewati. Karena itulah dia memilih untuk tidur hingga tengah hari. Atau hanya melamun di atas kasur tanpa beranjak barang sedikit pun untuk sekedar membuka tirai.

Apa lagi memang yang bisa dia lakukan? Pergi ke gereja sebagaimana dulu? Dia bahkan sudah membuang kebiasaan itu sejak dua tahun lalu.

Minggu pagi dan gereja.

Dia tak ingin lagi berhubungan dengan dua hal itu. Karena hanya akan membuka lagi luka hati yang tak sembuh-sembuh selama dua tahun ini.

"Lihat. Bahkan aku terlalu pengecut untuk menghadapi semua hal yang berhubungan dengan kenangan tentangmu."

"Mungkin kau disana kesal ya padaku? Karena hidup seperti ini selepas kepergianmu."

Pada sore hari, pria itu duduk di depan sebuah pusara. Hanya duduk dan memandangi nama yang terukir di batu nisan tanpa mengatakan apapun. Namun matanya jelas menunjukan kerinduan menyakitkan yang tak terhitung jumlahnya.



I'm still holdin' on to everything that's dead and gone
I don't wanna say goodbye, 'cause this one means forever
And now you're in the stars and six-feet's never felt so far
Here I am alone between the heavens and the embers



Usai menghabiskan waktu di pemakaman, dia berjalan pergi ke arah yang berlawanan dari jalan pulangnya. Kurang lebih 500 meter dari pemakaman, ada sebuah gereja kecil sederhana bercat putih. Pria itu berdiri di depan pagar yang mengelilingi gereja dan memandang lurus ke arah simbol salib yang berdiri di puncak. Sudah lama sekali sejak terakhir kali dia menginjakan kaki di tempat penuh kenangan itu.



Sunday mornings were your favorite
I used to meet you down on Woods Creek Road
You did your hair up like you were famous
Even though it's only church where we were goin'



Kedua mata emeraldnya beralih ke sekeliling dimana dulu dirinya dan seseorang pernah menghabiskan waktu di berbagai sudut gereja ini. Ibadah, bermain bersama anak-anak dan mendapat nasihat dari Pastor.

Saat itu adalah waktu-waktu terbaik dalam hidupnya. Namun kini telah berbeda. Pria ini telah kehilangan arah, imannya yang dulu diagung-agungkannya kini terkubur.

Lebih tepatnya dia kubur bersama seseorang di pusara itu.

Yang dia lakukan hanya bertanya-tanya pada Tuhan, kenapa Dia ambil orang terkasihnya?

"Kenapa dia yang Kau ambil? Kenapa bukan orang penuh dosa sepertiku!"

Dia merasa bahwa Tuhan begitu kejam. Karena di saat hidupnya baru saja membaik setelah pertemuannya dengan orang itu, yang dia jadikan kekuatan dan tujuan dalam hidupnya, Tuhan malah mengambil hidup orang itu dari sisinya.

Lalu, kemana lagi dia harus pergi jika tujuan hidupnya saja telah tiada?



Now, Sunday mornings, I just sleep in
It's like I buried my faith with you
I'm screamin' at a God I don't know if I believe in
'Cause I don't know what else I can do



Pria itu berbalik. Memutuskan untuk tak masuk ke dalam gereja. Bukan hanya karena kenangan yang tersimpan di dalamnya, namun dia merasa tak layak untuk menginjakkan kaki penuh dosanya di tempat suci itu.

Dia berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang dan mengucapkan selamat tinggal pada semua. Orang di pusara, gereja, rumah dan juga semua kenangan yang ada di kota itu.



Oh, it hurts so hard
For a million different reasons
You took the best of my heart
Left the rest in pieces


.

.

.

.


Segini dulu untuk prolog (◍•ᴗ•◍)

Untuk sifat karakter-karakternya tidak akan sesuai canon ya guys. Aku udah warning di desc kalau mereka bakal OOC. Semoga gak menurunkan minat kalian buat lanjut baca. Hope you guys like it ヾ(^-^)ノ

Bear Your PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang