(12) An Unrequited Love

45 7 3
                                    

cw // kissing, touching, bakucamie

Just listen to Intrusive Thought

***

Izuku terkejut ketika pulang dan mendapati Katsuki duduk di sofa apartemennya begitu dia masuk.

Katsuki berdiri dan berbalik untuk menatap Izuku. "Mengerjakan proyek, huh? Kau baru sampai rumah setelah menghilang seharian," ucapnya terjeda oleh rasa terkejut. "Hei, kau darimana? Kenapa kulitmu pucat sekali?"

Izuku yang tanpa sadar sedang menggigil itu segera berjalan masuk ke kamar mandi tanpa menghiraukan Katsuki.

"Izuku! Apa yang telah kau lakukan? Kau pergi ke luar seharian di cuaca yang dingin?"

Katsuki menggedor pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.

Tubuh Izuku merosot di daun pintu. "Bisakah kau tinggalkan aku sendiri, Kacchan? Aku lelah."

"Ada apa denganmu? Gelagatmu aneh sejak pagi. Bahkan kau mengabaikan semua pesan dan panggilanku," ucap Katsuki dari balik pintu dengan perasaan cemas dan takut.

Cemas akan kondisi Izuku dan takut jika pria itu mendengar semua percakapan antara dirinya dengan ibunya semalam.

"Hanya masalah pekerjaan, Kacchan. Aku hanya sedang stress karena merasa buntu dengan proyekku," ucap Izuku berbohong. "Lebih baik kau pulang. Aku akan mandi dan tidur setelah ini. Besok pasti akan baik-baik saja."

"Kau tidak bisa membohongiku, Izuku. Bahkan jika kau menyembunyikan ekspresi wajahmu, tapi suaramu tak bisa kau sembunyikan."

Izuku mengumpat tentang betapa tajamnya insting Katsuki jika itu menyangkut tentang dirinya. Dia kini hanya memeluk tubuhnya yang kedinginan seraya mencoba mengatur napas untuk menenangkan diri. Tiba-tiba keinginan untuk berlari ke pelukan hangat sahabatnya itu membuncah. Namun dia cukup tahu diri untuk membiarkan dirinya sendiri tersiksa setelah semua yang telah dia perbuat terhadap pria di balik pintu itu.

"Pulanglah," usir Izuku yang sedang berusaha bangkit. "Aku lelah, malas berdebat denganmu."

Katsuki yang masih berdiri di depan pintu bisa mendengar air yang dinyalakan untuk mengisi bathtub. Jadi dia memilih untuk kembali ke sofa dan menimbang-nimbang apakah akan pulang untuk memberi Izuku waktu ataukah tetap berada disana demi mendapatkan jawaban dari semua sikap Izuku yang membuatnya cemas seharian.

Sekitar 30 menit setelah Izuku masuk ke kamar mandi dan Katsuki tanpa sadar jatuh tertidur di sofa karena kelelahan. Yang bersurai hijau keluar dengan bathrobe dan bergegas masuk ke kamar untuk segera berganti dengan pakaian hangat, mengunci diri di kamar tanpa mempedulikan orang yang tidur di sofa.

Pada sore hari, Katsuki masih berada di apartemen Izuku dan pergi untuk menggunakan dapur. Dengan bahan seadanya dia membuat beberapa menu makan malam untuk sang tuan rumah. Langit sudah cukup gelap saat dia hampir menyelesaikan pekerjaan dapurnya bersamaan dengan suara pintu kamar yang akhirnya terbuka.

Katsuki tetap fokus pada panci sup di hadapannya begitu seseorang di belakang berkata, "Kenapa kau masih disini? Bukankah aku sudah menyuruhmu pulang?"

"Aku akan pulang setelah selesai menyiapkan makan malam untukmu," sahut Katsuki tanpa menoleh.

"Aku tidak memintamu untuk melakukannya."

"Aku tidak menunggumu memintaku untuk melakukan semua ini," balas Katsuki acuh tak acuh. "Pada jam makan, kau akan makan makanan siap saji jika sedang dalam suasana hati yang buruk atau bahkan tidak makan sama sekali. Aku cukup yakin seharian ini kau belum memakan apapun."

Bear Your PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang