Warning : Chapter ini full TodoDeku ya. Yg ga suka boleh skip.
***
Sudah tiga hari berlalu. Ini adalah hari minggu dimana Izuku biasanya akan bangun tengah hari. Namun karena dia memiliki janji dengan Shoto, pria itu sudah bangun sejak pagi dan melakukan olahraga sebentar sebelum menyantap sarapan.
Setelah mandi, Izuku duduk di sofa ruang tamu dengan handuk kecil yang masih tersampir di pundak. Dia mengeringkan rambut sambil mengecek ponselnya, menatap rumit pada salah satu room chat dimana nama Katsuki tertera. Sejak insiden Katsuki yang tiba-tiba pulang dari apartemennya itu, keduanya belum bertemu lagi. Bahkan hanya untuk sekedar saling menyapa lewat pesan atau panggilan telepon pun tidak. Pesan yang datang dari Katsuki satu hari lalu pun hanya berisi pengingat untuk Izuku yang akan mulai bekerja di pusat rehabilitasi pada hari senin siang besok. Setelahnya tak ada pesan apapun lagi dan Izuku tak tahu harus mengirim pesan apa pada Katsuki.
Ini adalah kecanggungan aneh pertama yang mereka alami selama bersahabat lebih dari dua dekade. Atau mungkin kecanggungan kedua? Dia ingat, saat memberitahu Katsuki tentang hubungannya dengan Melissa dulu, tiba-tiba dia diliputi perasaan bersalah entah untuk alasan apa. Katsuki terlihat biasa-biasa saja ketika mereka bertemu. Namun saat pria itu sudah kembali ke Jepang, tiba-tiba saja dia seperti hilang ditelan bumi. Selama dua pekan tak mengirim pesan atau menelepon. Dan entah kenapa Izuku tak memiliki keberanian untuk memulai percakapan.
Sepintas terpikirkan spekulasi orang-orang saat sekolah dulu tentang persaingan Katsuki dan Shoto dalam mendapatkan cinta Izuku. Setelah dipikirkan kembali, Izuku menjadi bertanya-tanya. Apakah memang benar seperti itu kenyataannya? Bahwa hubungan yang bersitegang antara Katsuki dan Shoto disebabkan karena keduanya sama-sama memiliki perasaan pada Izuku?
Izuku menggeplak kepalanya dan menggelengkan kepalanya berkali-kali. Tidak mungkin Kacchan memiliki perasaan padaku, pikirnya. Lantas sebenarnya apa yang terjadi pada malam itu? Sehingga membuat Katsuki membatalkan rencananya untuk menginap dan memilih pulang setelah larut malam? Jelas Katsuki bukan seseorang yang akan mudah mengubah rencana. Dan situasi pada saat itupun benar-benar mendatangkan ketidaknyamanan di hati Izuku. Dari suara Katsuki di telepon, juga ekspresi wajahnya ketika Izuku melihatnya dari balkon, dia merasa telah melakukan sebuah kesalahan yang membuat pria itu marah atau bersedih.
Izuku berpikir keras, meletakan satu tangannya di depan mulut sambil menggumamkan beberapa kemungkinan. Dia terus seperti itu hingga ponselnya berdering. Terkejut, pria berkepala hijau itu segera melihat layar benda pipih tersebut. Nama Shoto terpampang di layar. Dia hampir lupa untuk bersiap-siap karena pria bersurai dwi warna itu akan menjemputnya. Sedikit panik Izuku mengangkat telepon.
"Ya, Shoto-kun?" Izuku berbicara sambil bangkit dan pergi menjemur handuk kecilnya di beranda.
"Aku sudah di depan apartemenmu."
"Oh, baiklah. Tunggu aku disana, aku akan segera turun," ucap Izuku yang segera pergi ke kamar untuk berganti pakaian.
"Oke, Izuku. Sampai bertemu, kalau begitu."
"Iya, sampai bertemu beberapa menit kemudian," ujar Izuku lalu tertawa kecil. "Aku tutup dulu teleponnya."
"Oke."
Izuku segera memutus panggilan dan melemparkan ponselnya ke tempat tidur. Lalu mengambil pakaiannya di lemari sebelum dia kenakan.
10 menit kemudian Izuku turun mengenakan kemeja baby blue dan blue jeans serta sneakers putih. Long coat berwarna light grey dia kenakan untuk menghalau udara dingin musim gugur. Dia tidak tahu posisi Shoto karena belum pernah melihat mobilnya. Namun pria itu menunggu di luar mobil, membuat Izuku lebih mudah menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bear Your Pain
FanfictionHanya sebuah kisah tentang Katsuki yang menemani Izuku melewati masa-masa depresinya. Hingga akhirnya Izuku sadar, bahwa yang paling mencintainya setelah sang ibu adalah Katsuki. ⚠ Warning ⚠ BL, OOC, Non-Quirk Universe, Slowburn, Typo, Absurd Pa...