2. Tragedi

771 19 0
                                    

Ayo klik vote dulu sebelum baca. 🖕eh ... salah emot 🤗






**




Sudah dua hari Reyhan dan teman-temannya berlibur di sini. Kemarin sudah dilaksanakan acara pernikahan dan mereka juga hadir. Bukan untuk jadi tamu undangan, tapi disuruh datang untuk membantu membawa piring-piring kotor bekas makan tamu undangan.

Mentang-mentang liburan modal gratis, terus malah dapat job tukang kuli di sini. Mungkin, kelihatan sekali muka miskin mereka. Walaupun Reyhan yakin muka dia itu menjamin seperti keturunan darah biru. Sayangnya, tetap saja kelihatan miskin dari baju murah yang dia pakai.

"Lo jadi mau keliling hutan?" tanya Dion yang sedang asyik minum kopi di gazebo depan, sedang Reyhan sedang memakai sepatu.

"Hati-hati, nyasar lo!" ujar Bima memperingati, bahaya kalau Reyhan sampai hilang soalnya hutang dia masih banyak.

"Tenang aja, ada GPS Alam. Gue aman, kok. Gue gitu anak pecinta alam sejati." Bangga Reyhan sombong yang langsung ditimpuki keripik oleh Dion.

"Siang harus udah balik, soalnya nanti sore udah harus berangkat Jakarta. Gak balik, kita tinggal!" ancam Dion yang sungguh sama sekali tidak berefek apapun ke Reyhan.

"Bodo!" Reyhan menatap malas Dion. "Gue berangkat."

"Jangan jauh-jauh ---"

"A Reyhan, tunggu!" teriak Ara berlari memasuki pekarangan dengan tergopoh-gopoh. "Ini bawa bekel, A." Ara menyerahkan sebuah tas kecil ke Reyhan.

"Gak usah, ini gue bukan lagi mau muncak gunung. Cuma mau keliling hutan doang bentar, udah makan juga barusan," tolak Reyhan sesopan mungkin takut Ara akan tersinggung.

"Gak papa, bawa aja. Itu cuman snack dan jus aja, kok." Ara tetap menyerahkan tas kecil itu ke Reyhan memaksa.

Reyhan menatap Dion yang langsung diangguki setuju. Terpaksa, akhirnya dia harus membawa ini. Padahal, dia sengaja tidak mau membawa apa-apa karena tidak mau repot.

"Buat A Dion mana, Neng?" tanya Dion seperti biasa menggoda.

"Ih ... buat aja atuh sendiri," balas Ara seperti biasa tanggapan untuk Dion jutek.

Tiga hari mengenal Ara, membuat Reyhan tahu kepribadian gadis itu yang sebenarnya. Memang benar, pertama bertemu gadis itu Reyhan sempat terpesona karena melihat betapa nyambungnya obrolan mereka, terlihat dewasa, manis dan terlihat kalem. Tapi semakin mengenal Ara, semakin terlihat menjadi gadis yang sangat keras kepala, penuntut dan pemaksa. Kemarin, mungkin Reyhan sempat berpikir menjadikan Ara pacar, tapi sekarang kayaknya tidak karena dia tidak pernah suka diatur dan dipaksa oleh siapapun.

"Gue berangkat."

Kata Bima, area hutan tidak terlalu jauh. Setelah melewati perkebunan warga di ujung jalan sana, dia bisa langsung bertemu area hutan yang lebat. Di area hutan juga katanya ada sebuah curug indah yang medan ke sananya lumayan sulit. Curug itu adalah alasan paling besar yang menjadi tujuan utama dia masuk ke hutan.

Dia sudah mengajak kedua temannya, tapi kata mereka malas dan tidak mau capek. Sebenarnya, Ara memaksa ikut tapi untungnya banyak yang melarang dengan alasan tidak baik wanita dan lelaki pergi berduaan ke dalam hutan. Reyhan sangat senang, sebab dia tidak mau perjalanan ini direpotkan oleh siapapun apalagi wanita. Dia sedang ingin menikmati liburannya dengan tenang.

Reyhan sekarang sudah masuk menyusuri area hutan semakin dalam. Area jalan sudah dipenuhi oleh banyak belukar.

Reyhan menikmati semua momennya, saat dia menginjak daun yang berserakan di tanah, saat kicauan burung terasa saling bersahutan, saat angin membuat ranting saling bergesekan membuat sebuah suara decitan dan terutama saat dia bisa merasakan bisa bernapas dengan udara yang sangat bersih.


MENIKAH JALUR EXPRESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang