12. Anak Sampah

357 15 6
                                    

Holla,
Ayo klik vote 🌟 dulu sebelum baca, yah 🙏







**









"Jadi, hari ini ngelamar ke cafe pelangi?"

Reyhan sedang memasang tali di sepatu dan bersiap-siap akan berangkat kerja.

Ayana mengangguk, terlihat masih sibuk dengan beberapa berkas buat melamar kerja. "Iya, kebetulan kak Anya shift pagi, jadi sekalian bareng sama dia."

"Gak mau dianter?"

Ayana mendengus, melirik sinis Reyhan. "Yakin? Bukannya, Anda juga sudah mau telat? Lagipula aku gak mau, ini udah  dandan cantik tapi ujung-ujungnya pasti harus dorong motor kamu."

Reyhan tertawa. "Ingat terus Anda Maemunah. Cuman dorong motor sekali, tapi dibahasnya beribu kali. Dia udah ke salon kan kemarin, udah ready buat jalan-jalan habis kena tragedi kemarin. Dis juga punya jasa gede, sisayang ini yang selalu nemenin aku mencari uang untuk menafkahi kamu."

Ayana mendelik tak suka. "Sana, berisik! Cepetan berangkat!"

Setelah memastikan kedua sepatunya terpasang dengan benarcdi kakinya, Reyhan tersenyum bangga. Pasalnya dulu dia pernah memakai sepatu berbeda merek dan warna saat bekerja. Alhasil, seharian bekerja dia malah jadi bahan ledekan teman-teman di tempat kerjanya.  Wajah tampan dia seakan tidak ada harga dirinya saat itu, walaupun masih ada ibu-ibu yang menggodanya saat melayani pelanggan. Tapi saat keluar dari tempat kasir, bahkan ibu-ibu dan gadis-gadis itu malah menertawakannya.

"Salim dulu!" Reyhan sudah berdiri tepat di depan Ayana dengan tangan tepat di depan wajah gadis itu.

Ayana mendongak, memutar kedua bola matanya malas. "Gak usah banyak drama. Sana berangkat Reyhan, kamu udah telat."

"Dasar istri zaman no--"

Ayana buru-buru mengambil tangan Reyhan untuk dia salami, sebelum lelaki itu semakin berkata ngawur.

"Assalamualaikum Kakanda, semoga pekerjaan hari ini lancar dan semoga bisa mendapatkan uang yang banyak. Aku juga mau belanja di minimarket tanpa lihat harga."

Ayana tersenyum mengejek saat melihat raut wajah Reyhan yang geli. Tak lama, lelaki itu sudah berjongkok dengan tangan mereka yang masih saling menyatu.

"Sun dulu sini di bibir!" Reyhan sudah menunjuk bibirnya dengan wajah tengil.

"Reyhan!" teriak Ayana yang langsung mendorong Reyhan sampai terjungkal. Gadis itu sudah menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Reyhan yang didorong bukannya marah, dia malah tertawa ngakak. Menggoda Ayana masih tetap selalu menjadi hobi favoritnya setiap hari. Apalagi saat ini, Reyhan mempunyai jurus godaan baru yang ampuh bisa langsung membuat Ayana malu. Dia selalu suka melihat rona merah di kedua pipi gadis itu.

"Sana berangkat kerja!" teriak Ayana yang masih menutupi wajahnya.

"Iya-iya, aku berangkat." Reyhan sudah berdiri dan bersiap pergi. Sebenarnya, dia masih ingin menggoda gadis itu tapi sekarang sudah hampir telat untuk masuk kerja.

Ini sudah seminggu setelah Reyhan keluar dari rumah sakit dan sudah tiga hari sejak dia sudah mulai bekerja lagi. Sebenarnya badan dia belum sepenuhnya sehat, tapi isi dompet dan perut tidak bisa menunggu sampai dia harus benar-benar sehat. Bisa-bisa dia dan Alana bisa mati kelaparan.

Reyhan benar-benar berangkat dengan meninggalkan Ayana yang masih menyembunyikan wajahnya. Semenjak insiden di rumat sakit waktu itu yang hampir membuat dia hilang kendali, kehidupan mereka masih tetap sama masih diisi oleh pertengkaran setiap harinya.

MENIKAH JALUR EXPRESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang