Holla,
Ayo klik vote bintang dulu sebelum baca 🌟**
Ini sudah seminggu setelah Reyhan dirawat, dia juga sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Untungnya, tidak ada operasi kecil yang dikatakan dokter waktu itu. Reyhan baru siuman hari ini karena memang lukanya cukup fatal.
Saat ini, Ayana tengah menunggu giliran di luar untuk masuk ke dalam kamar rawat rawat. Di dalam, masih ada keluarga Reyhan yang memang mendapatkan giliran pertama. Sedang dirinya masih menunggu giliran bersama kedua teman Reyhan tentunya.
Dokter memang tidak melarang mereka untuk menjenguk bersamaan, selama tidak membuat pasien tidak merasa terganggu. Di dalam juga tidak hanya ada Reyhan, ada dua pasien lain yang hanya tersekat gorden.
Selain tidak ingin membuat pasien lain merasa terganggu, Ayana juga sadar diri untuk memberikan Reyhan waktu bersama keluarganya karena saat ini mereka tahu jika dia hanyalah pacar Reyhan.
Soal biaya rawat Reyhan, keluarganya baru memproses membuat kartu KIS untuk yang tidak mampu dan baru bisa dipakai dua hari ini. Sedangkan untuk biaya perawatan dan pengobatan sebelumnya tentu saja menggunakan uang Reyhan dan akhirnya tabungan Ayana juga terpakai. Sayang, uang rumah sakit yang kemarin tetap tidak bisa kembali.
Sekarang, uang itu hanya tersisa beberapa ratus ribu itu saja dia juga sempat ditambah oleh Bima.
"Kenapa deg-degan mau ketemu Reyhan, yah?" goda Dion sembari menyenggol lengannya.
Ayana mendengus. "Apaan, sih? Gak jelas."
"Ayana, udah percaya kan sekarang gimana stresnya kita temenan sama dia?" tanya Bima yang langsung diangguki setuju oleh Ayana. "Waktu itu gue peringatin lo, malah gak percaya."
"Aku pikir dia gak kaya gini." Ayana tertawa.
Seminggu lebih di rumah sakit, tanpa sadar membuat ayana mulai akrab dengan dua teman Reyhan ini. Mereka setiap hari selalu datang untuk menjenguk Reyhan, jadi Ayana tidak merasa sendiri. Apalagi respon keluarganya Reyhan seperti kurang menyukai dia, seolah menjaga jarak dan tidak percaya. Ayana juga melihat betapa tidak sukanya ibunya lelaki itu kepadanya.
"Kalian ngomongin gue di belakang?" tanya Dion yang langsung diangguki oleh mereka berdua. "Jahat banget."
"Bodo!"
"Emang pantes, kok."
"Ka--"
"Hallo ... Bim, Dion. Reyhan beneran kan, dirawat di sini?" tanya seorang gadis yang sudah berdiri di depan mereka bertiga.
Ayana memperhatikan gadis cantik itu dengan pakaian modisnya berambut sebahu. Wajahnya cina dengan struktur mirip boneka. Sungguh, sangat cantik sekali.
"Bella," sahut Bima terdengar panik. "Ngapain lo ke sini?"
Entah mengapa, Ayana bisa melihat raut wajah tegang Bima dan Dion yang sesekali melirik ke arah dirinya dengan was-was.
"Aku denger, Reyhan kecelakaan dan dirawat di sini. Aku mau jenguk, lah. Kamarnya ini, kan?"
Bima menahan Bella yang akan masuk. "Di dalam masih ada pihak keluarganya. Jangan banyak-banyak, nanti berisik sehingga bisa mengganggu pasien lain. Di sana ada dua orang pasien lain juga."
"Reyhan, sekamar sama banyak orang?" tanya gadis bernama Belka itu seolah tidak percaya. "Serius, Bim! Kenapa Reyhan gak pesan kamar VIP?"
Ada gila-gilanya VIP. Untuk makan saja mereka pas-pasan. Kamar kaya gini saja, mereka sudah habis puluhan juta. Jika kamar VIP, apakah harus menjual ginjal, paru dan sebangsanya? Ayana buru-buru menggeleng.
![](https://img.wattpad.com/cover/369451204-288-k312407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAH JALUR EXPRESS
RomanceWarning 21+ Reyhan Ilham, cowok 19 tahun yang sekarang sedang sibuk bekerja menjadi pramuniaga minimarket, suka nongkrong di bengkel teman karena hobi mekanik, sayangnya gak lanjut kuliah karena tidak ada uang. Suatu hari pergi liburan ke Bandung k...