Terbangun akibat alarm berbunyi dari ponselnya, mencoba mengangkat tangannya untuk mencapai ponselnya yang berada meja kecil disamping ranjangnya.
Alarm pun berhenti berbunyi, ia mendudukan diri di atas kasur untuk mengumpulkan kesadarannya. Menoleh kearah kirinya, "kosong," lirihnya.
Krow melempar selimutnya kesamping dan bangun dari kasurnya. Sebelum ia memulai aktivitasnya, ia merenggangkan badannya terlebih dahulu. Setelah ia rasa cukup ia pun mulai beberes diri.
Tidak berselang lama, Krow menyelesaikan mandinya dan sekarang ia sedang memilih baju yang akan ia pakai untuk ke kampus.
Tanpa ada ketokkan pintu, pintu kamarnya pun terbuka, Krow yang menyadari ia pun menoleh ke arah pintu kamarnya.
Terdapat Pelaku yang membuka pintu kamarnya sembarangnya, ialah Jaki.
Jaki yang membuka pintu tersebut terdiam dan Krow juga menyadari bahwa Jaki terdiam.
"Jaki," panggil Krow membuat Jaki tersadar.
Jaki terdiam akibat apa yang ia lihat. Ia melihat tubuh Krow telanjang dan hanya memakai handuk yang terlilit di pinggangnya. Ia menyadari bahwa proporsi tubuh Krow sangat bagus. Memiliki abs dan bahu yang cukup lebar dan tidak lupa dada yang bidang, membuatnya ingin merebahkan kepalanya kepada dada Krow. Jaki seketika menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan isi pikiran yang tidak pantas.
"Ah iya, aku kirain belum bangun soalnya tante nyuruh aku buat bangun kamu, ternyata udah bangun. Oh iya makanannya udah jadi takutnya keburu dingin juga. Gitu aja sih, maaf ganggu!" ujar Jaki menjelaskan maksud dia datang ke kamar dan setelahnya ia tidak sengaja menutup pintu kamar cukup keras.
Krow hanya terdiam memproses apa yang Jaki katakan, sebelumnya ia salah fokus terhadap wajah merah Jaki. Dia demam kah? Pikirnya.
Setelah beberes, Krow keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur karena ia sudah dilandang rasa lapar.
Melihat kearah ruang tamu, terlihat ada Jaki dan mamanya yang sedang memangku Kai berbincang. Cepat akrab ya pikirinya.
Krow mulai mengambil beberapa lauk yang sudah disajikan, melahap dengan nikmat. Mengambil ponselnya yang berada saku untuk mengecek apakah ada hal yang penting.
Krow menyudahi ia makan, tidak lupa ia mencuci piring bekasnya. Sesudah mencuci, ia berjalan mendekati Mamanya untuk berpamitan.
"Mah, aku berangkat dulu." Menyalimi tangan mamanya.
Tidak lupa ia berpamitan kepada Kai, "ayah berangkat kuliah dulu ya." Kemudian Krow mencium kedua pipi Kai membuat Kai memekik geli saat ayahnya menciuminya.
"Jak, gue berangkat dulu ya." Mendaratkan tangannya menepuk pelan di kepala Jaki. Melambaikan tangannya sembari berjalan keluar.
Jaki memegang kepalanya, bingung dengan apa yang terjadi. Random banget?! pikirnya.
"Aduh anak sulung ku udah jadi ayah aja." ujar mama Krow saat melihat Krow berpamitan kepada Kai.
Jaki hanya tersenyum saat mendengarnya. Ia pun melanjutkan menonton televisi yang menampilkan drama Korea di sana.
Hari tidak terasa mulai sore, mama Krow memutuskan untuk mengajak Jaki dan Kai jalan-jalan santai.
Sekarang Jaki sedang memakaikan pakaian Kai. Untungnya ia membawa pakaian Kai di tas, bisa-bisa Kai telanjang bulat nanti, kan bahaya. Kalo dirinya tinggal ngambil dari lemari Krow jadi aman mau ganti baju Tidak perlu memakai baju yang ia pakai pada awal ia datang.
Pintu pun berbunyi dan disusul dengan suara mama Krow, "udah siap belum? Keburu malem nih."
"Bentar lagi tante!" Jaki teriak agar suara terdengar.
Awalnya Jaki bingung ia harus memakai baju apa? Haruskah ia memakai kaos polos saja atau kaos lengan panjang? Namun saat sudah terburu-buru ia jadinya mengambil sweater biru yang ada di lemari.
Segera memasang gendongan untuk Kai dan tidak lupa tas Kai ia bawa.
Mama Krow melihat kearah Jaki yang sudah keluar, "akhirnya, ayo berangkat."
"Maaf lama tante," Sesal Jaki, akibat dirinya begitu lama dan waktu terus berjalan membuat suasana mulai menjadi sedikit dingin.
"Gapapa, tante ngerti kok ngurus bayi gak semudah itu." ujar mama Krow memakluminya.
Sesampainya di tempat yang dituju. Mama Krow meminta kepada Jaki bahwa ia ingin menggendong cucunya sendiri. Jaki pun menyetujui permintaan mama Krow.
Jaki pergi sejenak untuk memberi semua minuman setelah ia membayar, tanpa ia sadari bahwa ada seseorang di belakangnya yang membuat punggungnya tidak sengaja menabrak tubuh seseorang tersebut.
Jaki berbalik dan sedikit membungkuk sembari mengucapkan, "maaf!"
"Lo Jaki ya?" Tanya seorang pria tidak dikenal.
Jaki bingung, ia mulai menegakkan tubuhnya untuk melihat pemilik suara tersebut.
"Exu? Atau bukan ya?" tanya Jaki mencoba mengingat karena wajah pria di depannya mirip dengan wajah temannya dulu.
"Iya gue Exu! Wah apa kabar jaki? Udah lama gak ketemu kita.." ujar exu senang saat tebakannya benar bahwa pria di depannya adalah Jaki.
"Wah! Exu apa kabar? Kabarku baik kok. Iya nih udah lama gak ketemu semenjak kamu pindah kota juga kan?"
"Kabar gue juga baik, bagus deh kalo lo baik-baik aja. Hahaha, iya juga ya. Eh btw nomor lo ganti lagi ya? Gue hubungin kok gak aktif." tanya Exu seraya mengeluarkan ponselnya.
"Hehe iya ganti soalnya ada oknum yang make nomor aku sembarangan jadi banyak nomor asing masuk, bikin risih. Untung nomor itu gak ku sambungin kemana-mana jadi aman gak ada yang ke hack." ujar Jaki yang harus mengingat hal yang bikin ia geram.
Exu menatap Jaki seduh, "kok bisa? Tapi syukur lah kalo gak ada yang ke hack. Nih ponsel gue, tolong tulis nomor lo di sini."
Jaki mengambil ponsel Exu dan mulai mengetik nomornya di dalam sana. Setelahnya ia pun mengembalikan kembali ponsel Exu.
"Cakep deh, nanti gue chat ya Jaki. Gue pergi dulu ya? Btw gue seneng deh lihat lo, see you Jaki." ujar Exu, ia mulai berjalan menjauh seraya melambaikan tangannya dan tentunya Jaki membalas lambaian tersebut.
Jaki pun tersadar bahwa ia terlalu lama mengobrol sampai-sampai melupakan mama Krow dan Kai kehausan.
"Matilah aku.." gumam Jaki dan ia pun berlari agar mempercepat langkahnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
baby | krowjaki
Short Storykrow sedang menikmati galaunya di taman bermain. asiknya melamun, tanpa sadar ada bayi di bawah kakinya yang membuat diri terkejut. setelah itu krow mengangkat tubuh bayi tersebut dan menaruhnya di pangkuannya, ia menemukan sebuah kertas yang terlip...