09

1.5K 176 16
                                    

Hari ini seperti biasanya, berkumpul pada ruang tengah, Krow terduduk pada lantai yang teralas dengan karpet agar Kai dapat bermain dengan nyaman. Pada sofa panjang ada Jaki yang bersila seraya memeluk cemilannya sembari menonton kartun yang dinyalakan khusus untuk Kai.

Jaki sesekali melihat ke arah Krow yang sedang menemani Kai bermain, Krow sesekali ia juga mengajari ucapan dan cara berjalan pada Kai. Untuk saat ini Kai hanya dapat berdiri saja, untuk masalah berjalan ia harus dipegang agar tidak jatuh terus-menerus.

Karena tontonan yang sudah dinyalakan tidak ditonton oleh Kai disebabkan Kai lebih memperhatikan mainannya dan ayahnya, jadi Jaki lah yang menonton kartun tersebut tapi karena sudah muak dengan kartun anak-anak tersebut Jaki memutuskan menganti saluran menjadi drama Korea. Ia lebih suka menonton drama Korea daripada kartun anak-anak jaman sekarang.

Waktu berlalu menunjukkan sudah pukul 13.10 menandakan jam tidur Kai dimulai. Krow yang tahu dengan jam tidur Kai ia langsung menyudahi bermainnya dan langsung menggendong Kai ke kamarnya. Jaki memutuskan untuk membereskan mainan Kai selagi Krow mencoba membuat Kai tertidur.

Setelah selesai beberes, tidak lupa ia bawa kembali ke tempatnya semula yaitu berada dalam kamar Kai. Melirik pada Krow yang sedang menyanyikan lantunan lagu secara perlahan agar Kai merasa ngantuk. Krow yang sadar bahwa ada yang menatapnya dan tentunya ia tahu siapa yang menatapnya ia juga melirik kepada Jaki tidak lupa disertai senyuman dalam nyanyiannya.

Setelah ia rasa bahwa Kai sudah terlelap, Krow langsung menyelimuti Kai dan tidak lupa ia sedikit merapikan boneka yang dipeluk oleh Kai.

Saat berada pada ruang tengah kembali, ia melihat Jaki yang sudah kembali ke ruang tengah dan sedang asik menonton drama Korea favoritnya disertai ia terus melahap cemilannya tanpa henti. Saat Krow tahu bahwa yang ditonton Jaki bergenre horor, Krow memutuskan memperlambat pergerakannya agar tidak mengeluarkan suara. Terus mengendap-endap tanpa sepengetahuan dari Jaki.

"DOR!!!"

Jaki seketika meloncat terkejut dan tentunya cemilan dalam toples yang Jaki peluk berceceran akibat Krow.

Krow tertawa terbahak-bahak tanpa henti. Sampai-sampai kakinya tidak dapat menompang tubuhnya karena lemas akibat ia terus tertawa. Jaki yang melihatnya tidak senang, ia marah. Ia marah kenapa ia harus dikejutkan serta cemilan kesukaannya harus berceceran. Ia tidak mau membereskannya, ia sudah tidak mood lagi untuk menonton drama Korea favoritnya. Ia memutuskan berjalan menuju kamarnya dan tidak lupa ia kunci dari dalam.

Krow seketika panik, sebelum ia membujuk Jaki ia memutuskan untuk membereskan kekacauan yang ia lakukan.

"Hadeh..." keluh Krow sesaat membereskan cemilan Jaki yang berjatuhan di atas karpet yang masih tergerai.

Tidak lupa ia membersihkan remahan cemilan yang tersisa dengan vacuum cleaner. Setelah beres, ia kemudian menggedor pintu kamar Jaki perlahan.

"Jaki... maaf Jak," sesal Krow.

Sayangnya tidak ada respon dari Jaki.

"Maaf udah ngagetin, janji gak bakal ngulangin lagi. Buka Jaki..."

"Kita tuh... apa sebenarnya?" ujar Jaki dari dalam.

Krow bingung, "apa yang apa?"

Hening tanpa ada suara yang melintas. Setiba, "status kita itu... apa?" ujar Jaki menjelaskan ucapannya yang sebelumnya.

Krow menghela napasnya berat, "mau lo apa?"

Jaki dari dalam merosot terduduk bersandar pada pintu, "hubungan..." lirih Jaki.

Krow terdiam. Mengacak rambutnya frustasi dengan situasi ini.

"Krow?" panggil Jaki. Jaki khawatir akan Krow yang tidak menjawab atau tidak merespon ucapannya.

Belum ada respon dari Krow namun Jaki dapat mendengar bahwa ada suara pintu terbuka setelah itu pintu tertutup kembali. Ia menebak bahwa Krow keluar dari rumahnya.

Rasanya ia ingin menangis dan tentunya sudah terjadi. Secara tanpa ia sadari sembari tadi air matanya sudah menetes tanpa seijinnya. Jaki menghapus air matanya, berdiri untuk mengecek keberadaan Krow. Siapa tahu bahwa ia salah mendengar. Saat ia keluar nihil tidak ada keberadaan Krow, sudah ia panggil Krow terus-menerus tapi sayangnya tidak ada jawaban dari Krow. Ia semakin menangis terduduk pada sofa panjang.

•×•

Hari mulai larut, kehadiran Krow belum kembali dari keluarnya. Jaki terus menghubungi Krow namun sayangnya panggilannya tidak diangkat atau dapat ia simpulkan bahwa Krow mematikan ponselnya.

Jaki berusaha berperilaku seperti biasanya dihadapan Kai, agar Kai tidak melihatnya dengan tatapan sedih.

Setelah semua aktifitasnya selesai seperti menidurkan Kai pada Jam tidurnya. Jaki terduduk pada ruang tengah dengan ditemani suara dari televisinya yang menyala.

Ia mencoba menghubungi kembali nomor Krow, awalnya ia senang bahwa telepon Krow mulai aktif 'berdering' namun, sayangnya telepon darinya tidak terangkat. Jaki mencoba kembali namun ternyata Krow sedang dalam panggilan lain. Membuatnya sedih saat melihat hal tersebut.

Apakah Krow tidak memiliki perasaan kepadanya? Jika tidak mengapa perilaku Krow terhadapnya begitu manis layaknya seorang kekasih? Kenapa? Kenapa? KENAPA?!!!

Pertanyaan tersebut selalu mengelilingi pikirannya tanpa henti sampai-sampai ia terkadang dapat teguran dari Kai akibat ia tidak memperhatikannya alias melamun.

Dalam satu malam tersebut Jaki terus menangis tanpa henti. Ia terus menghubungi Krow tanpa lelah.

TBC

Udah sampai puncaknya aja nieh. Gimana ya nanti hasilnya??

Janlup votmen ya guys ya lope deh!! 🫶🫶



baby | krowjakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang