07

1.2K 172 19
                                    

"Astaga, belum lama loh dari sembuhnya Kai, kamu jadi sakit gini." ujar mama Krow seraya meletakkan handuk kecil yang sudah dicelupkan diair panas pada dahi Jaki.

"Maaf ngerepotin ma.." lirih Jaki disertai batuk.

"Gapapa, Jaki. Kalo gak gitu siapa yang bakal jaga Kai kalo keadaan kamu sakit gini? Krow? Dia lagi ujian. Jadi mama opsi terakhirnya kan? Udah istirahat dulu gih sana. Nanti mama bangunin kalo udah jam makan." ujar mama Krow seraya memijat pelan lengan Jaki.

Jaki terkekeh pelan, "mana ada opsi terakhir ma.. aku tidur dulu ya ma."

Mama Krow mengangguk, ia pun meninggalkan Jaki untuk membiarkan Jaki beristirahat. Tidak lupa menggendong tubuh Kai yang berada pada sela-sela kaki Jaki dan tidak lupa juga membawa mainannya.

"Nah karena, hm.. kamu manggil Jaki siapa Kai? Kakak? Atau siapa nih? Aduh grandma jadi penasaran.." tanya mama Krow penasaran pada cucunya saat memanggil Jaki dengan sebutan apa.

Kai mengerjapkan matanya bingung. Setiba kemudian ia tertawa, "ma!"

Mama Krow bingung, "hm? Ma?"

Kai semakin semangat, "ya! Ma!"

Mama Krow menyeringai, "oh begitu? Ayah kamu apa tau kalo kamu manggil Jaki dengan sebutan Ma?"

Kai menggeleng, "dak!"

"Belum juga satu tahun udah pinter ya mahami ucapan orang, bagus nih." batin mama Krow bangga.

Mama Krow terus menerus mengajak Kai berbicara dan memberi kosa kata yang dapat seorang bayi pahami dengan tujuan agar Kai semakin lancar untuk berbicara serta menjawab lawan bicaranya.

•×•

Saat ini Krow masih disibukkan dengan ujian akhir semesternya, membuatnya akhir-akhir ini tidak dapat mengunjungi Jaki dan Kai. Ia hanya bisa menghubungi melalui telepon suara saja. Namun, terkadang ia melakukan video call untuk melihat keadaan Kai.

Syukurnya hari ketiga ujian ia laksanakan dengan begitu lancar membuatnya dapat pulang lebih cepat dari temannya yang belum selesai di dalam.

Dikarenakan ia masih memiliki waktu kosong, ia memutuskan berkunjung ke rumah Jaki.

Sebelum ke rumah Jaki, ia memutuskan mampir ke supermarket untuk membeli beberapa snack untuk Kai dan Jaki.

Setelah ia bayarkan, ia langsung melanjutkan perjalanannya menuju komplek perumahan Jaki.

Sesampainya di rumah Jaki, menekan tombol bel. Langsung terbuka pintu rumah saat setelah ia menekan bel. Namun, saat ia mengira Jaki lah yang membuka pintu ternyata malah mamanya yang membuka pintu untuknya.

"Loh? Mama?" kaget Krow.

"Kaget ya? Masuk sini." ujar mama Krow mempersilahkan anaknya masuk terlebih dahulu sebelum ia menjelaskan sesuatu.

Mama Krow dan Krow pun terduduk pada sofa.

"Jaki mana?" tanya Krow sembari melihat sekitarnya namun, sayangnya tidak ada keberadaan Jaki di dalam ruang ini.

"Nyariin banget kayak siapanya aja." tanya mama Krow sedikit bercanda.

Krow seketika memasang wajah masamnya, "yang serius ma."

"Iya iya bercanda, Jaki nya lagi sakit itu, lagi tiduran di dalam kamar."

"Sakit apa?" Krow sedikit terkejut saat tau Jaki terjangkit penyakit, padahal kemarin terlihat baik-baik saja saat ia melakukan video call.

"Demam biasa ini sama batuk dikit dianya, mungkin ketularan sama Kai ini." Jelas mama Krow.

Krow mengangguk paham, "yaudah aku cek dianya dulu kalo gitu."

"Sekalian bangunin kalo gitu, udah jam makan ini. Tadi cuman makan tiga suap doang makannya."

Krow bangun dari duduknya dan berjalan mengarah pada kamar Jaki.

"Anak muda jaman sekarang, lucu sekali." batin mama Krow gemas dengan interaksi antar anaknya dengan Jaki.

Tidak lupa untuk menutup kembali pintu kamar, mendekati Jaki yang masih terlelap pulas pada tidurnya.

Terduduk pada pinggiran ranjang Jaki, mengambil handuk kecil yang sudah terjatuh dari atas dahi Jaki, ia letakkan pada pinggir mangkok berisikan air yang sudah mendingin.

Mengecek suhu tubuh Jaki dengan menyatukan dahinya dengan dahi Jaki, "panas."

Mengusap pelan rambut Jaki, ia melihat alis Jaki mengerut menandakan bahwa Jaki mungkin sedikit terganggung dengan usapan Krow pada rambutnya.

"Krow.." lirih Jaki yang masih terlelap.

"Kenapa?"

"Ngelidur keknya ini bocah" batin Krow.

"Dingin.."

Krow mulai merapikan selimut yang tadinya berantakan namun, Jaki mengenggam pergelangan tangan Krow dengan begitu lemas.

Krow melirik pada genggaman Jaki pada pergelangan tangannya, kemudian ia melihat ke arah Jaki. Ia melihat bahwa Jaki sudah membuka matanya.

"Dingin.. Krow.."

Krow rasanya ingin mengumpat saat melihat wajah Jaki yang begitu gemas. Mau tidak mau, Krow masuk dalam selimut, ia langsung memeluk tubuh Jaki yang tergolong sudah terasa hangat. Jaki mulai memposisikan dirinya dengan nyaman pada pelukan Krow. Krow mulai merasakan hembusan napas pada dadanya, ia pikir Jaki sudah terlelap kembali. Ia memutuskan untuk bergabung pada mimpi Jaki.

Tanpa diketahui mama Krow dengan Kai pada gendongannya, melihat momen gemas tersebut.

"Lihatlah nak, ayahmu dan ma kamu sedang berpelukan. Kasian kamu gak diajak." ejek mama Krow pada cucunya sendiri.

Kai seketika memasang wajah sedihnya pada grandma nya.




TBC


Jangan lupa votmen ya reader cintaku!!

Maafnya upnya lama, soalnya tiba² banyak kerjaan jadi agak capek banget setelahnya..

baby | krowjakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang