Koma Setahun, Suamiku Nikah Lagi Dengan Sahabatku
Bab 10. Mari Cerai
"Wah, ada acara makan malam spesial nih, banyak banget masaknya," ucap Nara tak menghiraukan pertanyaan dari pria yang masih berstatus sebagai suaminya, kemudian Kevin menatap istrinya sambil menyipitkan mata.
"Aku tanya sama kamu, Kenapa kamu pakai jilbab?!" tanya pria itu setengah membentak.
"Kenapa? kata David aku masih cantik kok walaupun pakai jilbab, nggak kayak nenek-nenek juga," sahut Nara menoleh sesaat, kemudian dengan sengaja wanita itu meraih piring dan menyimpan di hadapannya.
"Aku nggak tahu merayakan apa nih, acara makan malamnya, tapi aku ikut senang untuk perayaan ini. Selamat makan, aku laper nih."
"David, ayo makan," ajak Nara sambil menoleh ke arah David yang berdiri menyimak, kemudian pria itu duduk di samping Nara.
"Kalian dari mana saja?" tanya Mama Karina.
"Maaf Ma, hari ini aku banyak merepotkan David, soalnya mas Kevin sibuk sih sama urusannya. Jadinya dia nggak bisa nganterin aku. Akhirnya David yang nganterin," ucap Nara sengaja memanas-manasi perasaan suaminya, tentu saja mata Kevin membulat penuh amarah mendengar bahwa istrinya seharian ini diantar-antar oleh adiknya.
"Kamu seharian ini yang nganterin Nara?!" tanya Kevin menatap adiknya, David mengangguk sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Aku kan sudah bilang. Kenapa nggak naik taksi aja?!" Kevin memperlihatkan kekesalan yang ada di hatinya, Stella dan tante Dahlia menatap tak nyaman ke arah Kevin.
"Kamu nyuruh aku naik taksi, padahal aku nggak punya duit kamu juga nggak ngasih aku duit kamu tuh lawak deh Mas cuman Kevin yang mau nganterin aku secara gratis makanya Mas kamu ingat dong gini-gini juga aku tuh istri kamu bukan babu sahut Nara sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan mendelik merasa puas karena telah membuat perasaan suaminya pasti cemburu melihat ekspresi Stella yang tidak nyaman Nara juga merasa senang setidaknya sebelum Wanita itu benar-benar pergi dari kehidupan Stella dan Kevin mereka tidak menganggap bahwa Nara mudah untuk dibohongi dengan pernikahan rahasia antara Kevin dan Stella.
"Ya kamu sendiri kenapa nggak minta uang sama aku!?" tanya Kevin membela dirinya. Nara kemudian menghentikan sendok yang hampir memasuki mulutnya, kemudian menatap suaminya dengan tatapan kosong.
"Aku lihat tadi kamu nggak ke kantor langsung ya, Mas, kamu kemana?" tanya Nara. Kevin tentu saja terkejut dengan pertanyaan dari istrinya.
"Kamu mata-matain aku?" tanya Kevin.
"Enggak kok, ngapain juga aku harus mata-matain kamu, emangnya kamu ngebohongin aku gitu, sehingga aku harus cari tahu tentang kejujuran kamu? Atau ... emang ada yang kamu sembunyikan hingga aku harus mencari tahu sesuatu yang kamu rahasiakan?" Tanya Nara dengan senyum penuh arti.
Stella menelan ludahnya, sebagai sesama wanita instingnya memahami bahwa saat ini Nara telah mengetahui sebuah kenyataan yang mungkin membuat wanita itu membangkang kepada Kevin, feelingnya menduga-duga bahwa mungkin saat dirinya melakukan aktivitas bersama Kevin di hari ini, Nara pun menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, sehingga wanita itu menyindir dengan terang-terangan ke arah mereka.
Stella menoleh ke arah Tante Dahlia dengan tatapan penuh arti membuat tante Dahlia memahami sebuah kondisi.
"Besok-besok Jangan mau dianterin sama adik aku dan kalau kamu butuh uang ngomong sama aku! Aku sibuk, banyak hal lain, jadinya aku nggak mikirin tentang kamu punya uang atau enggak soalnya ... "
"Gak usah! gak usah repot-repot, lagian ... soal kesibukan kamu, emang kamu sibuk ngurusin apa sih Mas, sampai-sampai kamu lupa ya, kalau aku ini ibu dari anak kamu. Ibu dari Kenzo," ucap Nara penuh penekanan membuat Kevin mendongakan wajahnya ke arah istrinya.
"Sibuk ngurusin apa? maksudnya apa bertanya seperti itu? Kamu kan tahu aku kerja di kantor. Ya aku sibuk kerja dong," sewot Kevin tidak suka dengan pertanyaan dari istrinya, kemudian Nara tersenyum menyeringai.
"Oh ... kamu sibuk kerja ya Mas, aku kira kamu sibuk ngurusin cewek baru," ucap Nara berpura-pura menutup mulutnya, berpura-pura menahan ucapannya.
"Nara!" Kritik Kevin meninggikan nada suaranya sehingga semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Kevin.
"Kita sedang makan, nggak usah teriak-teriak David memprotes.
"Diam kamu David! ini bukan urusan kamu! anak kecil nggak tahu apa-apa!" tegur Kevin menghardik adiknya.
"Anak kecil? aku dan Nara itu seumuran. Berarti kamu juga nikahin anak kecil dong? kok bisa-bisanya kamu panggil aku anak kecil padahal aku dan Nara seumuran. Jadi kamu nikah ... "
"Diam! aku sedang bicara dengan istriku!" hardik Kevin penuh penekanan, menatap tajam adiknya, tak dapat dipungkiri bahwa Kevin memang cemburu kepada David karena Kevin pernah tahu bahwa Nara dan David dahulu pernah berteman begitu akrab, mantan di saat SMA. Lebih dari itu, tak dapat dipungkiri juga bahwa Kevin sesungguhnya menikung kekasih adiknya, akan tetapi bagi Kevin itu tidak masalah selama janur kuning belum melambai itu artinya seseorang masih layak untuk diperjuangkan begitu prinsip Kevin.
"Kamu nggak perlu berteriak-teriak sama aku, soalnya aku juga nggak budek, teriak-teriak di hadapan banyak orang kayak gini tuh kayak memperlihatkan kalau diri sendiri itu benar-benar berkuasa di rumah ini, aku jadi malu," ucap Nara mengkritik.
Kevin menarik nafasnya panjang kemudian membuang nafasnya dengan perlahan.
"Kamu hari ini benar-benar beda ... "
Ujar Kevin bernada sindiran."Sekali-kali beda itu kan wajar," kilah Nara sambil meneguk minuman, tenggorokannya terasa tercekat dengan suasana.
"Kenapa kamu berjilbab tanpa seizin aku? kamu tahu konsekuensi berjilbab? Kamu tau nggak kalau berjilbab itu setidaknya kamu itu rajin salat? Kamu juga harus sadar kalau berjilbab itu setidaknya kamu juga harus ... "
"Mulai besok aku janji akan mulai rajin salat sahut Nara kemudian semua orang menoleh!" tandas Nara tegas, semua orang pun merasa keheranan.
Kevin tersenyum diiringi hembusan nafas kasar, "kamu kenapa! kamu ada apa Nara?" tanya suaminya.
"Nggak ada apa-apa, aku cuma mikir bahwa kesempatan hidup yang Alloh kasih sama aku, mungkin itu adalah cara Allah untuk mendidik aku supaya aku tobat dan berjilbab. Aku juga ingin memperbaiki diri agar lebih baik lagi," beber Nara menerangkan, membuat Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tapi aku nggak izinkan kamu berjilbab," ucap Kevin dengan tegas menatap istrinya penuh penekanan.
"Nggak papa nggak diizinkan," aku juga nggak butuh izin dari kamu kok," cakap Nara santai.
"Kamu!" Kevin kehabisan kata-kata menghadapi istrinya.
"Aku nggak butuh izin dari kamu ... Karena mulai hari esok dan seterusnya, aku bukan siapa-siapa kamu lagi, dan ini adalah hari terakhir aku menganggap kamu sebagai suamiku Mas Kevin, karena mulai esok hari ... aku ingin kita bercerai," lontar Nara membuat semua orang yang ada di sana terpengangah hampir tak mempercayai permintaan Nara mengenai cerai dari sang suami.
Hanya David yang begitu santai menyantap makanan.
Cerai? Akankah Kevin mewujudkan keinginan Nara?
Mampir yuk Kakak di aplikasi KBM.
Judul buku: KOMA SETAHUN, SUAMIKU NIKAH LAGI DENGAN SAHABATKU.
Penulis: Juwita Abdillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Koma Setahun, Suamiku Nikah Lagi Dengan Sahabatku.
AcakHanya setahun mengalami koma, Nara dihantam kenyataan bahwa suaminya menikah lagi dengan sahabat terbaiknya. Haruskah Nara menerima kenyataan bahwa dirinya dimadu? Tapi itu berat. Atau Nara harus mengalah?