Koma Setahun, Suamiku Nikah Lagi Dengan Sahabatku
Bab 11. Membeberkan Fakta
Kevin benar-benar tercengang dengan penuturan dari istrinya, bisa-bisanya wanita itu meminta cerai darinya.
"Apa maksud ucapan kamu?!" tanya Kevin dengan nada suara yang meninggi, pria itu menyangka bahwa istrinya mungkin korslet setelah bangun dari koma.
"Maksud ucapan aku adalah ... aku nggak bersedia untuk dimadu," ucap Nara begitu mantap, membuat Kevin semakin tercengang dan kini pria itu paham bahwa ternyata pernikahan dirinya dan Stella telah diketahui, kemudian Kevin menoleh ke arah Stella dengan tetapan penuh tanya, Stella sang istri kedua menggelengkan kepalanya. Menyangkal bahwa dirinya membocorkan pernikahan itu. Karena Kevin dan Stella sepakat untuk tetap merahasiakan pernikahan mereka berdua kepada Nara.
"Stella nggak buka mulut kok. Stella nggak ngasih tahu aku apa-apa, aku yang sudah mencari tahu semuanya Mas Kevin, aku nggak bersedia untuk dimadu, maka dari itu ... aku ingin kita bercerai, kamu ngerti kan maksud aku," tutur Nara kembali mengulang tujuannya.
"Nggak! aku nggak akan menceraikan kamu dan kita nggak akan pernah bercerai!" tolak Kevin dengan tegas.
"Kamu gila ya! Aku nggak mau dimadu! Sudah kubilang aku nggak mau jadi istri tua!" Hardik Nara dengan nada suara yang meninggi.
"Aku tidak benar-benar menikahi Stella! aku hanya mencintai kamu, kalau kamu nggak mau jadi istri tua, aku akan ceraikan Stella!" ucap Kevin kemudian tanpa terduga sebuah tamparan mendarat di pipi mulus pria itu dari telapak tangan istri pertamanya. Nara.
"Jangan jadi pengecut Kevin! Stella sudah memberikan semuanya untuk kamu! dia bahkan rela menikah siri dengan kamu dan sekarang dia mengandung anak kamu! bisa-bisanya kamu mau menceraikan dia setelah Stella mengorbankan segalanya untuk kamu!" Nara membentak Kevin yang dianggap oleh dirinya sebagai sikap keterlaluan.
"Tetapi aku nggak mencintai Stella, Nara! aku nggak pernah menganggap dia sebagai istri aku! dia nggak lebih dari sebagai pengganti! serep!" jelas Kevin begitu gamblang. Stella mematung kaku menatap Kevin dengan tatapan kosong, ucapan dari pria itu sungguh benar-benar tak dapat dipercaya, betapa pria itu terang-terangan di hadapan semua orang yang ada, mengakui posisi Stella yang begitu lemah, wanita itu terasa lemah tubuhnya hingga setelah terduduk lemas di kursi meja makan.
Tante Dahlia menghampiri putrinya dan memeluk putrinya, tak menyangka bahwa kabar buruk ini benar-benar didapatkan secara gamblang dari menantunya itu.
"Kamu gila ya! Kevin, walaupun kamu seorang laki-laki tetapi kamu juga harus berpikir bagaimana perasaan perempuan. Bahkan jika seandainya kamu tidak memiliki saudara perempuan, tetapi bayangkan jika ibumu diperlakukan seperti itu atau di masa depan kamu memiliki seorang anak perempuan, apa kamu akan rela diperlakukan seperti itu!" geram Nara.
Walaupun Stella telah menghianati pernikahannya, tetapi bagi Nara pernikahan Stella dan Kevin terjadi, pasti atas kesepakatan kedua belah pihak.
Bagi Nara perselingkuhan itu terjadi bukan karena salah satu pihak yang harus disalahkan, tetapi kedua-duanya, karena seorang laki-laki yang baik seharusnya tidak tergoda oleh wanita lain.
Bagi Nara, Kevin sama salahnya dengan Stella, tetapi dia juga tidak ingin melihat Stella hancur, terlebih sahabatnya itu saat ini tengah berbadan dua akibat kecerobohan Kevin yang tidak bertanggung jawab.
"Dari awal, aku dan Stella sudah setuju bahwa pernikahan kami akan berakhir ketika kamu siuman," ucap Kevin membuat Nara membuka mulutnya lebar-lebar, kemudian menoleh ke arah Stella yang menatap Nara dengan tatapan menyedihkan diiringi air mata yang mengalir deras.
"Semuanya, tenanglah ... " saran tante Karina mamanya Kevin. Namun sepertinya keadaan terlalu panas untuk bisa tenang begitu saja menghadapi pembicaraan dari pihak masing-masing yang sama-sama memiliki ego.
"Pernikahanku dengan Stella hanya formalitas saja!" tekan Kevin menerangkan.
"Itu benar," ucap Stella dengan suara yang serak dan hampir meledak menahan tangis.
"Aku dan Kevin tidak benar-benar saling menikah, apalagi saling jatuh cinta. Waktu itu Kevin mabuk dan dia masuk ke kamar aku, dia menyebut nama kamu, walaupun dia menggauli aku," akui Stella terang-terangan.
Sedangkan tante Dahlia memeluk putrinya, mengingat kejadian setahun silam, perjanjian pernikahan yang dibuat oleh Kevin dengan putrinya Stella, waktu itu Kevin habis pulang dari perjamuan salah satu klien dari perusahaan tempat ia bekerja, akan tetapi pria itu mabuk berat sehingga malam itu tanpa diduga Kevin melakukan hal yang senonoh bersama Stella, bodohnya lagi Stella rela begitu saja bersedia menerima sikap mabuk Kevin, karena seringnya bertemu di antara Stella dan Kevin, ternyata membuat Stella diam-diam mencintai Kevin, walaupun sadar bahwa sesungguhnya Kevin hanya mencintai Nara.
"What!?" sahut Nara hampir tidak mempercayai apa yang dia dengar.
"Nggak mungkin!" sergah Nara.
"Aku hanya mencintai kamu Nara, aku menikahi Stella karena kecelakaan," ucap Kevin sambil meraih tangan Nara, akan tetapi wanita itu menghempaskan tangan Kevin dengan kasar.
"Apapun alasannya, maaf ... aku nggak bisa menerima sebuah pengkhianatan," ucap Nara dengan tegas.
"Aku nggak berkhianat, aku menikahi Stella karena kecelakaan waktu malam itu!" Kevin menyanggah tuduhan Nara mengenai dirinya yang berselingkuh.
"Terserah! apapun itu, yang jelas aku sudah tidak lagi menginginkan pernikahan ini!" cicit Nara dengan tatapan kosong, menatap Stella yang terlihat begitu hancur.
"Aku curiga, jangan-jangan kamu ingin bercerai dari aku, karena ada orang lain yang membuat hati kamu tertarik, kan?! tuduh Kevin membalikkan fakta, kemudian Nara tertawa lebar.
"Aku tertarik pada laki-laki lain? sadarlah Kevin! aku baru bangun dari ranjang! kapan aku keluyuran untuk tertarik pada laki-laki lain?! Kamu ngaco!" tampil Nara sambil menjentikkan jari-jari tangannya tepat di wajah sang suami.
"Pokoknya aku nggak mau cerai!" tolak Kevin.
"Aku nggak percaya kalau pernikahan kalian hanya formalitas, karena yang aku lihat, sepertinya kamu tertarik juga kepada Stella," beber Nara menatap tajam Kevin, kemudian pria itu tertawa mengejek ucapan istrinya.
"Atas dasar apa kamu mengatakan kalau aku menyukai Stella?" tanya Kevin dengan mimik wajah menantang, bahkan pria itu mendongakkan kepalanya seolah-olah keadaan dirinya aman-aman saja.
"Atas dasar apa? atas dasar bukti yang aku miliki," ucap Nara membuat Kevin menyipitkan matanya.
"Maksud kamu?" tanya pria itu penuh telisik, kemudian Nara memberikan beberapa lembar foto ke arah suaminya, membuat mata pria itu membulat sempurna dengan gambar-gambar yang telah diambil.
"Ini pasti editan!" sangkalnya.
Kevin setengah panik hampir tak mempercayai bahwa dirinya terlihat begitu bahagia di foto tersebut."Editan pala lu peyang!" sahut Nara kemudian Kevin merobek foto tersebut menjadi beberapa bagian dan menaburkannya ke arah ruangan tersebut, membuat semua orang yang ada di sana terkejut dengan tindakan Kevin.
Nara mendengus kesal menatap benci ke arah sang suami, sedangkan Kevin tersenyum miring karena merasa berhasil telah menyanggah tuduhan Nara tentang perselingkuhannya. Akan tetapi ... tak terduga Nara membuka tas yang dia kenakan kemudian puluhan foto ia ambil dari tasnya, tanpa diduga segenggam foto foto itu di lemparkan Nara ke udara, hingga membuat foto tersebut berserakan di udara dan berjatuhan.
Terlihat ada begitu banyak bukti gambar yang menunjukkan sikap mesra Stella dan Kevin. Tante Dahlia dan mama Karina pun mengambil salah satu gambar tersebut dan mereka saling memejamkan mata satu sama lain.
"Cuman orang bego yang bilang kalau gambar itu editan, di sana terlihat jelas betapa kamu bahagia dengan kehamilan Stella, maka dari itu ... mari kita cerai baik-baik tanpa drama," tutur Nara membuat Kevin mengeraskan rahangnya dan membuat pria itu merekatkan kedua barisan gigi hingga beradu, bergemerutuk, dadanya penuh emosi.
Bersambung ....
Mampir yuk Kakak di aplikasi KBM sudah TAMAT.
Judul buku: KOMA SETAHUN, SUAMIKU NIKAH LAGI DENGAN SAHABATKU.
Penulis: Juwita Abdillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Koma Setahun, Suamiku Nikah Lagi Dengan Sahabatku.
AcakHanya setahun mengalami koma, Nara dihantam kenyataan bahwa suaminya menikah lagi dengan sahabat terbaiknya. Haruskah Nara menerima kenyataan bahwa dirinya dimadu? Tapi itu berat. Atau Nara harus mengalah?