CHAPTER 7

25 8 19
                                    

HAPPY READING

.

.

.

Seusai mandi, Dewi langsung membuatkan sarapan untuknya dan Cahya. Dia berencana untuk membuat kan Cahya telur mata sapi dengan kecap. Namun, saat tengah fokus menggoreng telur ia mendengar ada suara seperti benda berbenturan sangat kencang dari arah kamar.

"Bunyi apa itu?"

"Palingan Cahya ngga sengaja"

Dewi sama sekali tidak menghiraukannya, malahan dia lanjut fokus memasak telur. Tetapi, lama kelamaan suara itu makin keras di dengar. Karena Dewi takut ada sesuatu hal yang terjadi dengan Cahya, ia langsung mematikan kompor dan bergegas pergi ke kamar mengecek keadaan Cahya.

"Ngapain coba tuh bocah"

Tok tok tok

"Cahya, Cahya"

"Lu ngapain sih di dalem berisik banget?"

Tak ada jawaban dari Cahya, Dewi pun membuka pintu kamar dan melihat Cahya yang tengah berdiri di depan lemari sambil memukul-mukul pisau ke lemari dengan cukup kuat.

"Cahya lu ngapain sih?"

"Eh itu pisau lu dapet darimana?"

Tetap tidak ada jawaban. Karena rasa penasaran Dewi sangat tinggi akhirnya Dewi mencoba perlahan-lahan mendekati Cahya. Dewi pun dengan pelan menyentuh pundak Cahya.

"Cahya?"

Tiba-tiba Cahya terdiam. Lalu secara tiba-tiba ia menurunkan kepala serta setengah badannya kebelakang seperti ancang-ancang kayang.

Dewi yang melihat itu pun kaget karena wajah Cahya tiba-tiba di penuhi darah dan bola matanya yang menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewi yang melihat itu pun kaget karena wajah Cahya tiba-tiba di penuhi darah dan bola matanya yang menghilang. Lantas Dewi berteriak ketakutan.

"AAAAAAAKKKK CAHYAAA"

Dewi berlari ke arah pintu dan saat ia ingin membuka pintu, pintu tersebut seperti terkunci. Dewi semakin ketakutan lantaran Cahya kembali bangkit dari posisinya dan memutar balik badannya ke arah Dewi dan jalan perlahan ke arah Dewi.

Dewi hanya bisa berteriak meminta tolong sambil terus menaik turunkan gagang pintu kamar itu dan terus memanggil nama teman-temannya.

"ADAM, BIMA, CAKRA, DAMAR, AYU TOLONG"

"TOLONG"

Cahya yang jaraknya sudah hampir dekat dengan Dewi tiba-tiba mengangkat salah satu tangannya yang tengah memegang pisau.

"sampeanku ojo marek marek ning kampung iki opo sampean tak pateni siji siji"

Dewi yang mendengar kalimat itu di ucapkan oleh Cahya semakin takut dan semakin kuat berusaha membuka pintu itu hingga akhirnya.

Bruk

Pintu itu terbuka, Dewi dengan cepat berlari menuju pintu keluar. Tetapi tiba-tiba

Bugh

Dewi terjatuh akibat lantai yang licin. Dewi terdiam sejenak akibat rasa sakitnya yang sangat lumayan, tiba-tiba lampu di ruangan itu menyala mati seperti ada yang memainkan saklarnya. Hingga akhirnya...


































"AAAAAAAKKKKKKK" Dewi berteriak begitu kencang lantaran dirinya di tarik begitu kencang oleh Cahya ke dalam kamar dan

BRUK

Pintu kamar tertutup dengan kencang.






























***

Adam dan yang lainnya pun kembali ke rumah untuk beristirahat.

"ASSALAMU'ALAIKUM" Teriak Adam dari luar

Adam langsung membuka pintu dan mereka kaget karena lampu mati.

"Dam, kok lampunya mati?" Tanya Cakra

"Dewi sengaja kali matiin lampu" Mereka pun percaya dengan apa yang di katakan Adam. Mereka langsung masuk ke dalam bersama.

"DEWI, WI, LU DIMANA" Teriak Adam memanggil Dewi

Namun tak ada jawaban, mereka semua khawatir termasuk Ayu.

"Kok ga nyaut sih dia" Tanya Adam

"Ke warung kali dam" Sahut Bima

Adam pun langsung duduk tepat di depan TV. Ayu merasa lapar, ia pun berjalan ke arah dapur. Saat tengah mencari makanan, ia melihat telur di panci.

"Hah? Siapa yang masak telur?"

"Dewi kah?"

"Tapi kok di tinggal gini ga di makan"

Ayu pun langsung membawa telur yang ada di panci itu ke teman-temannya.

"Guys, ini siapa yang masak telur terus di tinggal gitu aja di panci?"

"Hah? Masak telur?" Damar bingung mendengar pertanyaan Ayu

"Mana sempet sih yu kita masak telur, kita aja baru sampe, ngawur lu" Ujar Damar

"Terus? Ini punya siapa?"

"Udah pasti punya Dewi sih" Sahut Bima

"Kalo ini punya Dewi seharusnya dia makan lah dari tadi, orang kita keluarnya lama juga emangnya dia ga laper"

"Ga logis banget kan"

Mereka semua hanya diam sambil memikirkan siapa yang memasak telur itu.
Lalu tiba-tiba Cakra mengeluarkan suara yang membuat fokus mereka terpecah.

"Guys, kalian nyium bau darah gitu ga?"

"Ini baunya ngengat banget"

Reflek mereka semua mengendus dan mereka pun mencium aroma bau darah itu.

"Bau darah apaan ini ya"

"Coba bentar" Adam beranjak dan mencoba mencari sumber aroma bau darah itu.

"KETEMU!" Adam berbicara begitu kencang membuat mereka semua kaget

"Tapi darah apaan yang ada di dalem kamar?"

"Coba cek aja deh dam" Ujar Ayu yang di angguki oleh Adam.

Adam pun membuka pintu kamar itu dan...




































"ASTAGHFIRULLAH HALL 'ADZIM DEWIII" Adam berteriak begitu kencang saat melihat adanya mayat Dewi yang tergeletak di lantai dengan pisau yang tertancap di perutnya dan darah segar yang mengalir dari mulutnya.










































JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND FOLLOW YAAA
CMIWWW!!!

IMAM & MAKMUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang