BAGIAN 1 AGRESI MENDADAK

43 2 0
                                    


Kerajaan Moniyan...

Pertempuran sedang terjadi. Tampak dua wanita dengan tombak di tangan, dibantu oleh pasukan kerajaan berusaha menghalau musuh yang menerjang masuk.

Beberapa saat sebelumnya...

Wanita yang berpakaian serba hijau, Kadita, sang Ratu Pantai Selatan, sedang mengunjungi sahabatnya, Rafaela di Kerajaan Moniyan atas undangan dari sang putri. Namun di saat keduanya sedang mengobrol, di luar halaman terdengar suara bising dan beberapa punggawa kerajaan terlempar ke dalam.

"Ada apa ini?" Rafaela tersentak dan langsung berdiri. Kadita mengikutinya berdiri dan menatap ke arah prajurit terlempar.

Salah seorang prajurit berlari masuk dan dengan nafas memburu memberikan laporan. "Putri, tempat ini dimasuki prajurit Underworld!"

"Prajurit Underworld?" Kadita mengernyitkan keningnya.

"Abyssal Army." Rafaela menegaskan. "Bagaimana mereka bisa masuk? Bukannya di depan ada penjagaan?"

"Abyssal Army?" Kadita tampak bingung. "Siapa mereka?"

"Mereka anak buahnya Selena." Rafaela menatap Kadita.

"Mereka melumpuhkan penjaga." Ujar prajurit. "Cepat, Putri. Musuh akan semakin masuk."

"Kita harus menghalau mereka jangan sampai masuk kemari." Rafaela berkata dengan tegas. "Komandan, kerahkan pasukan!"

"Baik, Putri." Prajurit yang rupanya komandan pasukan berlalu dan berteriak mengerahkan pasukan.

"Aku selalu siap." Kadita mengeluarkan tombak trisulanya. "Aku akan membantumu."

"Baik. Mari maju!" Rafaela bergerak terlebih dahulu disusul oleh Kadita.

Beberapa saat kemudian kedua mage itu terlibat pertarungan dengan musuh yang datang dalam jumlah tidak sedikit.

"Jumlah mereka cukup banyak, tapi tidak ada Selena disini." Ujar Kadita dengan suara keras agar Rafaela dapat mendengarnya.

"Benar. Aku juga tidak melihat pemimpin pasukan mereka." Rafaela mengeluarkan skill bertarungnya yang terlatih. Tak jauh darinya Kadita juga menghadang musuh dengan kemampuan yang dimilikinya.

"Mereka tidak mungkin datang sendiri. Pasti ada pemimpin mereka." Seru Kadita sambil menghalau serangan musuh dan mengirimkan serangan balik.

"Pasti. Namun aku belum melihat keberadaannya." Rafaela berkata.

Pertempuran berlangsung cukup sengit. Prajurit kerajaan Moniyan dipimpin oleh Rafaela dan dibantu oleh Kadita menghalau prajurit Abyssmal yang menerobos masuk.

Cukup banyak pasukan musuh yang terjatuh, namun tak jarang juga pasukan Kerajaan Moniyan mengerang dan terluka.

"Aaahhhhhh!!" Tahu-tahu Kadita menjerit saat serangan musuh menghantamnya sehingga dia termundur beberapa tindak ke belakang.

"Gerakanmu mudah terbaca musuh, Kadita." Seru Rafaela. Dia mengangkat tangannya. "Light of Retribution."

Kadita membalikkan badannya untuk menghindari menatap hujan cahaya yang dikeluarkan oleh Rafaela yang membuat lawan-lawan di hadapannya terhenti karena silau.

"Rough Waves. Gelombang tsunami." Kadita mencoba mengeluarkan jurus dengan memanfaatkan kesempatan di saat musuh-musuh tertegun oleh silaunya cahaya yang diberikan Rafaela. Namun serangan musuh dari jarak jauh lagi-lagi menggagalkan usaha Kadita.

"Uggghhhh!!" Sang Ratu Pantai Selatan itu mengeluh saat pundaknya terasa nyeri akibat serangan musuh. Dia merasakan tangannya yang masih memegang tombak trisula kesemutan.

MLBB The Story: Menumpas Ledakan Bencana Besar (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang