"Rencanaku gagal karena wanita sial itu." Seorang wanita bertanduk dua dan berkuku panjang menggeram. Wajahnya seperti memancarkan kekesalan.
"Memangnya dia siapa? Sekuat apa dia sampai kau bisa kalah darinya?" Sesosok lain yang berbadan besar dengan badan dilindungi armor baja dan duduk di sebuah bangku berbentuk batu menimpali.
"Dia memang tidak kuat, namun karena pertolongannya, Ratu Laut Selatan itu berhasil lolos dari incaranku." Wanita bertanduk itu berkata dengan nada tinggi. "Andai saja tidak dibantu, Kadita pasti sudah kita kuasai sekarang. Mananya sudah aku hisap menuju akhir."
"Siapa dia? Silvana?" Tanya sosok berbadan armor itu lagi.
"Rafaela. Karena dia juga, ilmu sihirnya sudah cukup untuk membantu Ratu Laut Selatan untuk kembali pulih dan membantai pasukan kita hingga tak bersisa."
"Bodoh sekali kau, Alice!!" Si badan besar menggerakkan tangannya. Selarik angin menderu membuat wanita bertanduk dua yang dipanggil Alice itu harus mengerahkan kuda-kuda untuk bertahan.
"Kurang ajar! Aku sudah membantumu namun kau masih menyerangku!" Tangan Alice terangkat. Dalam hitungan detik tampak segumpalan energy berwarna merah ungu melayang di atas telapak tangannya.
"Tahan!!" Sebuah suara kencang terdengar, membuat keduanya tercekat.
"Kau!!" Alice menoleh ke arah suara dan melihat seorang wanita yang juga bertanduk dua melayang turun di tengah-tengah mereka berdua.
"Thamuz!" Wanita bertanduk dua yang baru datang itu tertawa dan melihat ke sosok berbadan besar dan berarmor itu. "Ternyata dirimu seorang pengecut sampai mengutus Alice untuk membunuh Kadita."
"Badanmu saja yang besar." Lanjut wanita itu. "Memiliki skill api, namun takut menghadapi Ratu Laut Selatan yang skill nya saja masih di bawahku. Apa bisanya dia? Hanya menang wajah cantik, dada montok dan badan seksi saja."
Alice mendengus. "Selena benar. Di kompetisi tahunan saja Kadita sudah gagal di awal ronde. Selena dengan mudah mengalahkannya. Bagiku yang seharusnya ditakuti bukan Kadita, namun Aurora. Es bekunya sanggup membunuh siapapun lawannya."
"Aurora tereleminasi tidak lama setelah Kadita." Selena mengomentari. "Apa bedanya mereka berdua."
"Untungnya Aurora tidak ikut membantu Moniyan menggempur kita." Alice menimpali. "Ratu Es itu menyusahkan dan tidak bisa dianggap enteng."
Pria berbadan besar yang bernama Thamuz itu berdiri dan menggeram. "Siapa yang bilang aku takut kepada Kadita? Aku tidak pernah takut pada ratu seksi itu. Tapi harus kuakui, di antara semua lawanku, tidak ada yang sanggup menghadapiku, kecuali dia."
"Jika begitu, serahkan saja Kadita kepadaku. Akan aku bawakan tubuh indahnya ke markas ini." Kata Selena dengan mengepal tangannya yang dipenuhi kuku panjang di setiap jarinya. "Setelah itu terserah padamu mau kau apakan si ratu seksi itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MLBB The Story: Menumpas Ledakan Bencana Besar (TAMAT)
FantasyThe Land of Dawn, tempat para hero Mobile Legend bergejolak. Sekelompok Abyss ingin menguasai daerah tersebut dengan kekuatan jahatnya. Thamuz yang berada di bawah Dyroth menyebar ancaman. Selena the Abyssal Witch dan Alice si penyedot darah melakuk...