"Ini hari ketiga, perkiraan dimana kita sudah memasuki area musuh." Salah satu dari dua wanita cantik yang melintasi hutan berkata.
"Semoga mereka bertiga sudah tiba dan mulai menggebrak." Ujar temannya, yang berbusana warna ungu. "Jadi kita bisa langsung turun membantu mereka."
Wanita pertama menghentikan langkahnya. "Tapi perasaanku menjadi tidak enak, Vexana."
Rekannya yang bernama Vexana ikut menghentikan langkah. "Ada apa, Esmeralda? Apa yang kau rasakan?"
Keduanya bersama dengan Selena dan Alice menjadi 4 dari 5 besar Mage wanita terkuat tahun ini. Setiap tahun Land of Dawn mengadakan kompetisi untuk mencari siapa yang terkuat dari para pahlawan di bagian Fighter, Assassin, Mage, Marksman, Support dan Tank. Dalam setiap role-nya dipisahkan antara pria dan wanita. Pemenang dari setiap role wanita dan pria akan dipertemukan kembali untuk menentukan siapa yang terkuat.
"Seperti ada yang tidak beres di sekitar sini." Esmeralda melihat bola bintang yang dipegangnya. Bola tersebut tampak redup, tidak seperti biasanya.
"Kita sudah memasuki area musuh, segala kemungkinan bisa saja terjadi." Kata Vexana. "Ayo, kita lanjutkan perjalanan kita."
"Mungkin kau benar." Esmeralda memadamkan bola bintangnya dan mengikuti Vexana melangkah. Kewaspadaannya ditingkatkan, tak heran jika Esmeralda tampak celingukan sepanjang perjalanannya.
"Heh!!"
Dalam suatu ketika, langkah Esmeralda kembali terhenti. Hal ini tak lepas dari perhatian Vexana."Ada apa lagi?" Tanya the Duchess of the Cursed Land.
Esmeralda tampak berdiri tak bergerak dengan tatapan tertuju ke satu arah. Beberapa detik kemudian, Astrologer itu berlari pelan menuju sebuah pohon besar.
"Esmeralda!" Vexana hendak menghentikan langkah Esmeralda namun urung saat melihat rekannya seperti menyanggah sesuatu di tangannya.
"Lihat ini!" Esmeralda memperlihatkan beban yang dipegangnya saat Vexana mendekat. "Perasaanku tidak pernah salah."
"Benedetta!!" Vexana terbelalak melihat satu sosok lemas dalam keadaan terluka parah dan berdarah-darah. Warna pakaian Benedetta membuatnya sulit dikenali di antara hijaunya dedaunan.
"Apa yang terjadi padanya? Apakah dia masih hidup?" Vexana kembali bertanya.
"Aku tidak tahu." Esmeralda menumpangkan jari telunjuknya di leher Benedetta. "Masih berdetak."
"Masih ada harapan." Kata Vexana. "Kita bawa dia ke tempat yang aman untuk diobati."
Esmeralda mengangkat tubuh kaku Benedetta dan memindahkannya ke pundak. "Kita butuh Kadita. Hanya Kadita di antara kita yang Mage Healer."
"Benar. Rafaela belum bersama kita. Yang bisa kita andalkan sekarang hanyalah Kadita." Sambung Vexana.
Beberapa langkah ke depan, telunjuk Vexana mengarah ke satu tempat. "Lihat! Di depan sepertinya ada gua."
"Bagus, kita bisa merawat Benedetta kesana."
Kedua Mage itu bergegas ke arah gua yang ditunjuk oleh Vexana. Vexana tampak waspada berjalan sambil melihat ke sekeliling, berjaga untuk serangan mendadak dari musuh.
KLANGGG!!
"Heh!! Apa ini??" Vexana berhenti dan menunduk. Kakinya baru saja menendang sesuatu. Dia segera membungkuk dan mengambilnya.
"Tombak Trident Kadita!" Ujar keduanya bersamaan.
"Kenapa bisa ada disini? Bukankah tombak ini tidak pernah terlepas dari tangannya?" Tanya Esmeralda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MLBB The Story: Menumpas Ledakan Bencana Besar (TAMAT)
FantasyThe Land of Dawn, tempat para hero Mobile Legend bergejolak. Sekelompok Abyss ingin menguasai daerah tersebut dengan kekuatan jahatnya. Thamuz yang berada di bawah Dyroth menyebar ancaman. Selena the Abyssal Witch dan Alice si penyedot darah melakuk...