BAGIAN 20 PENYELAMATAN

5 0 0
                                    


"Ini jalan tercepat menuju penjara bawah tanah." Komandan pasukan Abyss memimpin jalan di bawah ancaman Natalia dan Rafaela. Dengan kedua lengan terantai di belakang punggung, kedua wanita petarung itu memastikan si komandan takkan bisa pergi jauh kalaupun dia melarikan diri.

"Apakah akses ke dalam ada penjagaan?" Tanya Natalia.

"Sepanjang lorong terowongan." Jawab si komandan.

"Itu bagianku. Jalankan saja tugasmu!" Ujar Natalia.

"Sebentar!" Ucapan Rafaela membuat keduanya berhenti. Mage itu membungkuk dan mengambil sesuatu dari tanah di bawah kakinya. Diperhatikannya sesaat benda yang diambilnya barusan itu.

"Baju Kadita." Ujarnya. Diputarnya kain hijau di genggamannya itu. "Robek menjadi serpihan."

"Lihat ini!" Natalia yang baru saja membungkuk juga menggenggam sesuatu di tangannya, yang lantas diserahkannya kepada Rafaela.

Keduanya saling bertatapan satu sama lain. Tak lama kemudian, wajah keduanya memerah saat menyadari kain hijau yang ada di tangan Rafaela.

"Ini dalaman Kadita." Kata Rafaela. "Berarti..."

Sang komandan tak dapat menahan rudalnya menegang saat menyadari hal yang terpikirkan oleh kedua wanita itu. Memang dia sudah berkali-kali melihat Kadita dalam keadaan telanjang saat keduanya melakukan hubungan intim. Namun menyadari pakaian luar dan dalaman sang Ratu Laut Selatan ditemukan di antara rerumputan tanah, adalah suatu sensasi yang membuat nafsunya bangkit seketika. Terlebih yang menemukannya adalah dua rekan Kadita yang akan datang menyelamatkannya.

"Ayo. Kita lanjut." Adalah Rafaela yang terlebih dulu tersadar dari situasi mengejutkan itu. Serpihan pakaian hijau beserta dalaman Kadita disimpannya di dalam saku pakaiannya.

Di dalam penjara...

"UGGGHHHH..." Kadita mengeluh. Dibukanya matanya yang tertutup. Pandangannya yang semula gelap kini berangsur terang. Namun tubuhnya masih terasa sangat lemah.

Kadita meronta saat menyadari kedua lengan dan kakinya kembali terantai dalam keadaan berdiri. Namun tenaganya tidak cukup untuk melepaskan diri dari rantai yang membelenggunya.

"AAOOWWHHHH!!" Menjerit Kadita saat menyadari tidak ada lagi sehelai benangpun yang menutupi tubuh indahnya itu. "Pakaianku... Kemana pakaianku?"

"AOOWWHHH... Dalamanku..." Semakin terpekik Kadita menyadari bahkan dalamannya pun sudah tidak bersamanya lagi. Nafasnya memburu, kepanikan segera melanda dirinya.

Ratu Laut Selatan mencoba merapatkan kakinya menutupi selangkangannya yang terekspos itu. Namun belenggu rantai menahannya. Akibatnya selangkangannya yang licin itu kembali terekspos. Menyadari hal itu, wajah sang ratu menjadi merah bagaikan kepiting rebus.

"Rantai ini membuat sihirku tidak bisa bekerja. Telanjang bulat begini, semoga saja tak ada yang masuk kemari." Wajah Kadita masih merah saat berkata begitu.

"Ahhh... Manaku habis lagi. Pasti Alice datang lagi dan menghisapnya. Pantas saja aku merasa lemas begini."

"Bagaimana usaha si komandan? Apakah dia berhasil mendapatkan tombakku? Sampai kapan aku harus begini?" Ratu Laut Selatan itu mengeluh lagi.

Kadita yang sudah lemas itu mendadak dikejutkan oleh suara pintu penjara yang membuka. Diangkatnya kepalanya untuk melihat lebih jelas. Sesosok tubuh lelaki kekar berpakaian prajurit mendadak telah berdiri di hadapannya.

Sepasang mata Kadita terbelalak. Terlebih dirinya dalam keadaan terantai dan telanjang bulat dan di depannya berdiri seorang lelaki yang tidak dikenalnya.

MLBB The Story: Menumpas Ledakan Bencana Besar (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang