Malming

7 3 1
                                    










"IMOOO CEPETAN BENTAR LAGI FILMNYA MULAII"

"SABARRR INI MASIH JAM 2 YA, ITU FILM MULAI PALING JAM 4," teriak balik Freya ke Rara, Rara ngakak seneng dia memancing emosi Imonya tuh.

"Kak Rara, make up Fafa menor ga?," tanya Fafa turun dari tangga.

"Ga Faa cantik banget, adeknya siapa sih kamu gemes betul ih," Rara toel-toel pipi Fafa, yang ditoel protes kegelian.

"Kak Ra ihhh geliii"

"Hehehe sorry sorry"

"Apalah Rara apalah, nangis nanti anak orang," Freya akhirnya keluar dari kamar, terus ngunci pintu kamarnya sendiri.

"Imo suka ga ngaca," celetuk Fafa bikin Rara makin ngakak.

"Udha gaada yang ketinggalan? Nisa mana?"

"Itu diluar, mesen grab," lapor Rara.

Selesai memeriksa isi tasnya Freya pun manggil Kiki, "KAK, KITA PERGI DULU YAAAA," lebih mirip ke teriak dari pada manggil, sih.

Kepala Kiki menyembul dari balik pintu belakang, "iyaa hati-hati, Fre jagain adek-adeknya ya"

"SIYAPPP"

Begitu keluar Nisa udah nunggu diluar mobil grab, tanpa lama mereka langsung masuk aja kedalam mobil dengan Freya duduk disamping kemudi.

Di perjalanan mereka diem, rada malu kalo mau berisik tuh mereka kan anak-anak kalem ea. Lain cerita kalo cuma ada mereka, suara berisik karaokenya mungkin bisa kedengeran sampe planet bekasi.

Sekitar 20 menit-an mereka sampe di mall, setelah membayar dan turun dari mobil mereka pun beriringan masuk kedalam bangunan besar itu.

Tujuan pertama mereka yaitu makan, emang belom makan siang mreka tuh makanya daripada beli di bioskop mehong mending makan aja dulu ygy. Mereka langsung ke restoran dideket situ yang kata Fafa sih, 'ramennya enak'

Mereka ngobrol abis pesen makan, mata Freya daritadi tertuju ke koki restoran karena emang konsep restoran ini open kitchen, terus dia nyeletuk random, "Eh kira-kira pas kokinya masak, pernah salah masukin bahan ga ya?"

Ketiga adeknya yang dari lagi ngomongin A' Satya langsung berhenti, "maksudnya, salah masukin gula sama garem?," tanya Nisa.

"Itumah biasa, misal salah masukin kecap sama oli gitu"

"Kokinya 'kan bukan Imo," ujar Rara, "no offense yah"

"Aku ga pernah gitu, ya!," sanggah Freya.

"Iya ga pernah, Imo cuma pernah bikin es teh asin"

"Yang di hidang ke temen-temennya bukan, sih?," tanya Rara mastiin, Fafa ngangguk bikin ketiganya ngakak.

"Jangan dibahas dong, itu udha sebulan yang lalu loh," muka Freya merah, iya malu gaes bukan nahan BAB, tapi gatau pula kalo emang aslinya nahan," tapi serius pernah ga sih? Ketuker oli sama kecap?"

"Pertanyaannya kenapa oli ada didapur, Imoku yang canteks?," geram Rara.

"Mana tau dia bosen sama perabotan bengkel, jadi pindah ke dapur dia buat healing"

"Oli juga butuh healing?," tanya Nisa.

"Butuh dongs, jangan maen-maen sama mental issue bestie"

Demi apapun Fafa mau buang Imonya yang namanya Freya, boleh ga? Dia capeksss.

Tepat semenit setelahnya makanan mereka sampai, Freya yang masih kepo beraniin diri nanya ke pelayan, "mbak maaf sebelumnya mau nanya, kokinya pernah ga pas masak salah masukin bahan gitu? Kaya misal ketuker kecap sama oli?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kostan HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang