Chapter 28 "Cemas"

102 51 0
                                    

Beberapa menit kemudian.....

Sang perawat yang pun keluar dari ruang lab. Cek darah dan berjalan menghampiri kedua pria tersebut yang sudah sedari tadi menunggu ...

"Dari sampel kedua darah, hanya 1 darah yang cocok dengan pasien, yaitu..." kata sang perawat

Sam dan Felix yang sudah tak sabar sedari tadi menunggu hasil dari ruangan itu pun, lantas segera mendengarkannya secara seksama....
"-atas nama Tn. Felix" lanjut sang perawat

Mendengarkan hal tersebut, sontak Felix melemparkan senyum smirknya pada Sam tepat dihadapannya. Sam yang melihat hal tersebut, lantas merasa semakin amat kesal.

Sesudah memberitahukan hasilnya "Apakah, salah satu dari kalian ada yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien?" tiba-tiba tanya sang perawat.

Kedua pria ini pun, lantas segera bangun dari kursi mereka dan mengangkat tangan mereka. Sang perawat yang melihat hal tersebut merasa kebingungan dan hanya menatap secara bergantian pada Sam dan Felix, hingga ....
"Jadi siapa salah satu dari kalian berdua yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan pasien ini?" kembali tanyanya

Dengan percaya diri dan lugasnya "Saya calon pacarnya sus" kata Felix, Sam yang mendengar hal yang dilontarkan oleh lawan bersaingannya saat itu, lantas berdecik "baru calon pacar, saya tunangannya" timpal Sam yang tak mau kalah dari Felix

Sang perawat yang mendengarnya "Baiklah, kalo gitu Tn, yang memakai kemeja biru dongker, bisa ikut saya ke ruang administrasi?" tanya sang perawat

Sam lantas bangun dari kursi tempat ia duduk dan segera mengikuti sang perawat menuju ruang administrasi.

Felix yang melihat sam berlalu begitu saja mengikuti sang perawat "dasar PHO" monolognya yang kesal.

Setelah beberapa menit kemudian....

Sam pun kembali dari ruang administrasi, sang perawat lantas segera mempersilahkan Felix masuk ke ruang donor darah, untuk diambilkan darah.

Felix pun segera mengikuti sang perawat dan menuju ke ruangan tersebut. Ketika Felix tengah berjalan menuju ruangan tersebut "gpp gue kalah saing sama status si manusia PHO, yang penting darah gue mengalir didalam tubuh Tuan putri gue" sejenak pikirnya.

Setibanya felix dan sang perawat diruangan tersebut, sang perawat lantas langsung mempersilahkan felix masuk kedalam ruangan tersebut.

Ketika dirinya sudah didalam, ia lantas membaringkan dirinya pada ranjang kasur yang sudah terdapat diruangan itu dan tak lama setelah ia membaringkan badannya, para perawat yang lain datang untuk mengambil darah felix.

Sembari menunggu kantong darah itu penuh, Felix mencoba menghubungi Lyana.

Lyana yang tersambung pada panggilan itupun, lantas segera mengangkat panggilan tersebut dan mendapati sebuah nama yang tertera "Punya Xyeln" demikian nama kontak yang menghubungi dirinya saat itu.

Ketika dirinya mengangkat panggilan tersebut, Lyana yang saat itu tengah berbaring-baring santai dikamarnya, mendenger hal yang diberitahukan oleh Felix, lantas segera bangun dari kasurnya dan beranjak pergi ke rumah sakit untuk menemui Xyeln.

Setelah memberitahukan hal itu, Felix pun menutup panggilan tersebut.

Dilain tempat....

Sam yang dengan sabarnya, menunggu di depan ruang tindakan dari sang tunangan. Dirinya bahkan tak beranjak seinci pun dari tempat tersebut, hingga....
"Haruskah aku menghubungi ayah, ibu?" Sejenak pikirnya

Sam yang terus saja dilontarkan oleh pikiran tersebut, lantas segera merogoh ponselnya dan mencari salah satu nomor pada kontak teleponnya. Setelah mendapatkan nomor kontak yang ingin ia hubungi, sam lantas menekan nomor tersebut dan menyambungkan panggilan pada nomor tersebut.

Friendzone? In Childhood Memories S2 『ON GOING』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang