27

686 87 7
                                    

"Nasinya mau setengah atau seporsi?" Rosa bertanya kepada Arin yang tengah sibuk membaca buku menu yang hanya tiga lembar.

"Setangah aja, kan tadi Kakak udah makan mie," jawab Arin.

Rosa menggeleng, "Satu porsi aja ya, nanti kalo gak habis buat gue aja."

Arin mendecak sebal. "Kalo gitu ngapain nanya?"

"Nasinya dua porsi ya, Mang."

Tidak lama kemudian pesanan mereka datang. Arin menghirup aroma soto di depannya sambil tersenyum. Perutnya berbunyi lagi.

"Sumpah, kenapa enak banget ya? Padahal gue gak abis kobam."

"Nyindir gue."

"Gak niat nyindir sih sebenernya, tapi bagus deh kalo merasa."

Arin hanya memutar bola matanya malas. Tolong ingatkan dia untuk sabar dan tidak meruasa suasana Bogor di pagi hari yang sejuk ini. Baru satu hari tidak bertemu dan sekarang sudah diajak bertengkar (lagi).

"Gimana kuliahnya?"

"Biasa aja," jawab Rosa tidak minat.

Arin merutuki dirinya sendiri yang tidak terlalu dekat dengan adik-adiknya. Sebagain besar waktu Arin habis untuk bekerja dan bekerja. Namun, hal ini bukan masalah serius bagi adik-adiknya.

Mereka justru berterima kasih dengan Arin yang rela banting tulang demi mereka. Konsekuensi-
nya ya jadi tidak akrab seperti ini. Arin sulit untuk menemukan topik pembicaraan yang pas dengan Rosa.

Mungkin kalau yang ada di hadapannya saat ini adalah Lisa, suasananya akan berubah. Adik kecilnya itu ramai dan pintar berbicara. Berbeda dengan Rosa yang jauh lebih tenang dan hati-hati.

Ah, bicara soal Lisa. Arin belum berbicara lagi dengannya setelah kejadian waktu itu. Komunikasi mereka terputus begitu saja. Belum ada yang meminta maaf dan memaafkan di antara mereka berdua.

Ralat, maksudnya bertiga dengan Gita.

"Kakak free kan hari ini?" tanya Rosa.

Arin mengangguk sambil menebak dalam hati, kira-kira apa maksud adiknya itu. "Kenapa?"

"Aduh, gimana ya ngomongnya?"

"Udah bilang aja."

"Temenin gue keliling Bogor dong, Kak. Udah lama gue pengen ngelihat rusa di Kebun Raya sama lihat sapi. Oh iya, nanti sekalian beli oleh-oleh deh buat yang lain. Mau ya?"

Sejujurnya ini Rosa hanya spontan mengajak kakaknya pergi karena dia tidak tega dengan Arin yang terlihat banyak pikiran.

Arin sedikit terkejut dengan permintaan tiba-tiba adiknya. Dia kira setelah ini akan langsung pulang ke rumah. Namun, dalam hati Arin berterima kasih kepada Rosa karena jujur saja dia belum siap untuk pulang dan menghadapi adik-adiknya yang lain.

"Boleh deh. Udah lama juga gue gak refreshing ke alam. Lo list aja mau kemananya biar gue yang nyetir," jawab Arin.

"Ah, gak usah! Kan gue yang ngajak lo berarti gue yang nyetir. Udah, hari ini lo fokus aja jadi passenger princess. Biar gue aja," ucap Rosa sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Tapi jangan tidur dong, temenin gue nyetir. Terserah lo deh mau ngomongin siapa aja atau kalo mau nyanyi juga boleh. Biar gue gak ngantuk, abis makan soalnya."

"IYEEEE."

Hampir 20 tahun Rosa hidup di dunia, hari ini adalah salah satu hari terbaiknya bersama Arin. Rosa merasa disayangi Arin seperti saat dia masih kecil dan bebas merengek ke Arin. Paling tidak untuk hari ini saja.

Keluarga | BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang