Dia Reksa

28 2 0
                                    

"Jika kamu memiliki harapan, cobalah pelan-pelan untuk kamu perjuangkan, bukan hanya membayangkannya. Karena pada akhirnya, hanya kekecewaan yang akan kau dapatkan kelak."

- Reksa Azelio

☘️☘️☘️

Dengan ditemaninya secangkir teh hangat serta hembusan angin malam membuat sosok remaja pria yang tengah duduk di balkon kamarnya dengan menatap bulan purnama tersenyum sehingga kedua matanya menyipit.

Laki-laki itu memandang bulan dengan hati yang tenang dan tatapan yang meneduhkan. Remaja yang kini menduduki kelas 12, dan tak terasa ia akan segera lulus.

Tak terbayangkan baginya akan secepat ini memikul tanggung jawab yang besar kelak. Yaitu, harus bisa belajar mandiri. Dan, pikirannya nanti bukan lagi berpusat pada sekolah, melainkan pekerjaan.

Hembusan napas lelah terdengar. Remaja itu menundukkan kepalanya.

"Gua harus bisa membuat kedua orang tua gua bangga, bagaimanapun caranya," gumamnya dengan senyuman.

Dia Reksa.

Laki-laki yang selalu ingin ditemani.

Laki-laki yang begitu sangat merindukan pelukan sang Ibu.

Bukannya ia tak memiliki Ibu, namun rasanya terlalu gengsi untuk memeluk Ibu sendiri. Karena, umurnya yang sudah sebesar ini, cukup malu jika harus meminta peluk.

Apalagi, dari kecil ia tidak pernah dimanja atau diiming-iming hadiah seperti kebanyakan anak-anak yang lain.

Reksa berbeda, dan akan selalu seperti itu.

☘️☘️☘️

Hai, terima kasih sudah membaca sampai akhir.

Jangan lupa vote dan komen.

SELESAI JUGA. AKHIRNYA PARTNYA UDAH LENGKAP HEHE.

DIA ZEFANYA & DIA REKSA

Kedua part itu hanya PART TAMBAHAN aja yahh makanya sependek itu wkwk.

Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak yang sudah mau dan sudi membaca cerita ini dan vote cerita ini. Terima kasih, saya terbantu dengan adanya kalian.

Tak Dianggap [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang