PERHATIAN !!!
Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 18 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca
***********************
Keesokan harinya, Zevlyn yang tidur di atas sofa terbangun ketika mendengar suara dentingan alat makan "ayah? kenapa tidak membangunkanku?" keluh Zevlyn saat melihat ayahnya sudah duduk sambil menikmati sarapannya "perawat tadi sudah membangunkanmu tapi kamu tidak juga terbangun" ucap pria paruh baya itu dengan perban yang terlilit di tangan dan plester luka di pipi kanannya. Zevlyn duduk menyamping di ranjang rawat ayahnya sambil mengusap matanya "kenapa tinggal disini? kamu tidak ada kelas?" Zevlyn menghela nafas "aku tidak akan masuk hari ini, ayah sedang sakit"
"apa hubungannya, tidak ada sekarang kamu pulang dan bersiap" ucap ayah Zevlyn segera "aku ingin disini menemani ayah" sontak ayah Zevlyn meletakkan sendok yang ia pegang "ada perawat yang bisa memenuhi kebutuhan ayah disini, pendidikanmu lebih penting, tidak usah khawatir dengan ayah, lagi pula ayah akan kembali ke lokasi sore ini"
Mata dan mulut Zevlyn membulat "ayah akan ke lokasi syuting dengan kondisi seperti ini? untuk apa kesana? ayah baru saja kecelakaan kerja, dokter juga tidak akan mengizinkan ayah keluar sore ini"
Ayah Zevlyn hanya menatap nampan berisi sarapan di hadapannya "aku sudah meminta izin dokter, ayah harus pergi kesana sebagai salah satu bentuk tanggung jawab"
"iya tapi tidak hari ini, tunggu sampai ayah benar-benar pulih" tegas Zevlyn "tidak bisa Zevlyn pimpinan produksi film juga butuh penjelasan dari ayah atas kejadian kemarin" Zevlyn mengusap wajahnya kasar "benar seperti itu? bukan karena alasan ayah saja agar bisa menghindar dariku kan?"
Zevlyn sudah berusaha menahan rahasia ini sejak ia masih bersekolah, ia merasa sikap ayahnya yang seakan menyibukkan diri dan menjauhi Zevlyn tentu bukan tanpa sebab. "ayah bahkan tidak pernah berbicara sambil menatapku lagi sejak dua tahun lalu, ayah tidak sedang berusaha menghindarkan?" ayah Zevlyn terdiam.
Zevlyn tau sesuatu, tetapi ia mencoba untuk memahami kondisi ayahnya, meskipun dengan ia memberontak dengan menghambur-hamburkan uang untuk mencari perhatian ayahnya, tentu saja ia tidak akan mendapatkan itu.
"apa karena wajahku yang semakin mirip dengan ibu, yang membuat ayah menjauh!" Zevlyn menaikkan nada suaranya ia juga tidak bisa menahan rasa perih di hatinya hingga air matanya menetes. Zevlyn tahu hal itu saat tidak sengaja mencuci jaket kerja milik ayahnya, disana ada foto ibunya dan foto Zevlyn yang diletakkan berdampingan pada sebuah karton yang diplester, ada tulisan tangan juga di balik kertas karton itu.
'dia tumbuh dengan baik, dan itu semakin membuatku tidak lupa denganmu, kalian memiliki banyak kesamaan'
Tulisan itulah yang membuat Zevlyn menyimpulkan bahwa ayahnya masih menyimpan rasa cinta dan benci pada ibunya, itulah mengapa ia lebih memilih bekerja daripada harus berada satu atap dengan putrinya Zevlyn.
Ayahnya terus saja terdiam, tidak menjawab berbagai pertanyaan Zevlyn bahkan saat Zevlyn memutuskan pergi dari ruang rawat, ayah Zevlyn tetap saja bungkam.
---
Setelah hari itu, ayah Zevlyn bahkan tidak pernah menghubungi Zevlyn. Seakan tidak ada rasa bersalah pada putri semata wayangnya. Zevlyn tentu merasa sangat kecewa dengan sikap ayahnya. Bukan keinginan Zevlyn untuk hidup dengan wajah yang memiliki kesamaan dengan ibunya, bukan kemaun Zevlyn juga untuk memilih hidup dengan ayahnya, setelah orang tua mereka berpisah. Semuanya bukan pilihan Zevlyn, ia hanya mengikuti kemana keadaan membawanya.
Keluarganya benar-benar sangat berantakan. Zevlyn jadi mempertanyakan kenapa harus dia yang bertahan, kenapa bukan dia yang menggantikan Volken. Zevlyn sudah cukup lelah dengan kehidupannya saat ini. Tidak ada tempat untuk dia bisa pergi menenangkan diri selain mengurung diri di dalam kamar selama hampir dua hari ini.
Selama dua hari itu Zevlyn hanya memakan selembar roti dan segelas air. Setelahnya ia akan kembali meringkuk di atas tempat tidur dan menangis.
Kesendirian ini juga membuat Zevlyn merasa tersiksa, ia butuh untuk berbagi, namun ia tidak tau harus kemana, Zevlyn tidak ingin memberatkan Cloee, apalagi jika itu Joon, Zevlyn tidak ingin Joon tau seberapa hancurnya ia sekarang. Ia tidak ingin jika pria itu mengetahui semuanya, dan malah menjauhinya, Zevlyn merasa dirinya terlalu penuh dengan masalah yang hanya akan menyulitkan orang lain dengan keberadaannya.
To Be Continue

KAMU SEDANG MEMBACA
Would You [END]
FanfictionSeorang pria yang menjadi dosen muda di sebuah Universitas ternyata harus bertemu dengan salah satu wanita yang pernah tidur dengannya. Joon begitu terkjut ketika melihat keberadaan Zevlyn disana. Seiring berjalan waktu ada hal yang memaksa mereka u...