PERHATIAN !!!
Semua karakter dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan artis/idol di kehidupan nyata. Cerita ini juga mengandung unsur dewasa usia 18 TAHUN KEATAS harap BIJAK dalam membaca
***********************
Malam itu Joon benar pergi ke salah satu bar yang sering ia kunjungi saat masih berkuliah S2. Ia hanya menghabiskan beberapa gelas champagne sambil mendengarkan teman-temannya bercerita. Ia tentu tidak sendirian ada tiga orang teman yang datang malam itu. Mereka bercerita banyak hal, hingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Joon harus segera pulang beristirahat dan melanjutkan pekerjaannya yang harus segera diselesaikan.
"maaf aku tidak bisa tinggal lebih lama" ucapnya setelah beberapa kali pamit dan terus saja di tahan, akhirnya Joon berhasil meninggalkan bar itu.
Tubuhnya yang berperawakan tinggi berjalan menuju tepi jalan besar untuk mencari sebuah taksi yang mengantarnya pulang. Di jam seperti ini suasana kota tidak begitu sepi, hanya saja suhu udara mulai semakin dingin dan ada banyak hal berbahaya yang tidak bisa diprediksi.
Ia melihat ke ujung jalan menunggu sebuah taksi yang lewat, namun matanya malah menangkap sesuatu di halte bus. Lokasi berdiri Joon dan halte bus itu tidak begitu jauh mungkin hanya enam atau tujuh langkah dari tempatnya berdiri sekarang. Joon mengenali seseorang disana sedang duduk sendirian dan bersandar pada dinding halte, rambutnya yang diikat membuat wajahnya terlihat jelas.
"Zevlyn?" panggil Joon dari kejauhan, melihat tidak ada pergerakan dari Zevlyn, Joon akhirnya mendekat "hey, kamu tertidur?" Joon menengok ke sisi kiri dan kanan, hanya ada dua orang wanita yang berdiri di sana dan menatap Joon sinis, orang yang lalu lalang juga seakan tidak memperhatikan keberadaan Zevlyn disana "kenapa disini sendirian?" Joon mencoba menepuk punggung tangan Zevlyn "hmm" hanya itu yang terdengar dari mulut wanita dengan dress lengan panjang sepaha. Zevlyn memejamkan matanya, tas yang ia bawa juga tergeletak di bawah kakinya, Joon mengambil tas itu dan berbalik memanggil sebuah taksi yang lewat di arah mereka berdiri.
Joon membuka pintu taksi lalu berjalan ke arah Zevlyn "aku antar kamu pulang lebih dulu" ucapnya lalu mulai membawa Zevlyn ke dalam gendongannya.
Dari jarak mereka yang dekat Joon bisa mencium aroma alkohol bercampur parfum milik Zevlyn, ia bisa menebak wanita ini baru saja selesai minum dengan berbotol-botol alkohol hingga dirinya bisa semabuk ini. Joon juga berpikir mungkin Zevlyn baru saja diturunkan oleh pria yang sudah menemaninya bermain malam ini, mengingat wanita yang sekarang bersandar di pundaknya itu gemar tidur dengan berbagi pria.
Joon terpaksa membuka tas Zevlyn untuk mencari kartu identitasnya dan mengantar wanita itu pulang ke rumah. Joon sedikit kesulitan ketika ia harus menggendong Zevlyn dan harus menekan pin rumahnya "bisa tolong sebutkan berapa pin rumahmu?" tanya Joon untuk yang ketiga kalinya.
Pin rumah Zevlyn terdiri dari empat angka, dan Zevlyn hanya menyebutkan satu persatu dengan suara yang sangat kecil, beberapa kali Joon mencoba menebak namun selalu salah. Karena kelelahan mengangkat tubuh Zevlyn sambil berusaha mengutak-atik pin rumahnya, terpaksa ia harus menurunkan tubuh Zevlyn duduk di lantai marmer depan pintu rumahnya "Zevlyn katakan dengan jelas pin rumahmu"ucapnya dengan nafas yang terengah-engah, Joon sudah menekan bell saat pertama kali tiba, namun ia teringat jika Zevlyn pernah mengatakan bahwa ia tinggal sendirian "tiga, empat..." Joon masih diam mendekatkan telinganya ke bibir Zevlyn "enam"
"lalu?" tanya Joon manatap Zevlyn tidak sabaran, karena ia juga harus segera pulang. Beberapa detik Zevlyn terdiam "delapan" Joon mengepalkan sebelah tangannya sambil mengerutkan kening dan hidungnya "yash" Joon segera bangkit dan menekan pin rumah yang Zevlyn sebutkan. Pintu berhasil terbuka lebar, Joon lalu kembali menggendong tubuh Zevlyn dan membawanya masuk, gelap adalah hal pertama yang ia temukan, namun untung saja jarak sofa ruang tengah tidak begitu jauh dan masih terlihat dari biasan cahaya lampu depan pintu masuk.
Joon dengan hati-hati meletakkan tubuh Zevlyn diatas sofa dan merebahkan tubuh wanita itu "maaf aku cuma bisa mengantarmu sampai disini" ucapnya yang sedang meletakkan sebuah bantal di bawah kepala Zevlyn. Joon ingin berjalan ke arah saklar lampu untuk menyalakan beberapa lampu berniat menyalakan satu lampu untuk sedikit menerangi.
Klik
Sebuah lampu dengan warna kekuningan menyala setelah Joon mencoba beberapa saklar disana, ia memilih lampu yang sedikit remang untuk menemani Zevlyn yang tertidur di sofa. Pandangan Joon mengedar ke sisi rumah yang sepi. Zevlyn ternyata benar tinggal sendirian. Tatapan Joon terhenti pada sebuah handuk panjang yang tergantung di jemuran dalam rumah tepatnya di samping dapur. Ia berdiri menatap sejenak gantungan jemuran yang terbuat dari besi yang bisa di pindah tempatkan. Joon berpikir mungkin Zevlyn sudah mengamankan cuciannya sebelum meninggalkan rumah namun tangannya segera tertahan "oh shit" ucapnya saat akan menarik handuk panjang itu dan malah menemukan pakaian dalam yang tergantung di belakangnya. Joon segera mengalihkan perhatiannya, ia juga beberapa kali menggeleng saat melihat ada banyak warna tergantung di sana.
Segera ia berjalan membawa handuk kering itu untuk menutupi tubuh bagian bawah Zevlyn yang hanya tertutup setengah paha oleh dress yang ia gunakan. Sesaat Joon tersenyum ketika menyadari Zevlyn memiliki tipe berpakaian yang berbeda saat sedang berada di universitas dan saat akan ke sebuah bar atau club malam, dimana saat berada di universitas Zevlyn lebih sering menggunakan pakaian kaos dan celana oversize, hoodie atau bahkan menggabungkan antara pakaian ketat lengan panjang dan celana oversize. Namun beda halnya saat Joon menemukan Zevlyn yang berada di bar, pakaian minim, dan terkadan terbuka di beberapa bagian, belum lagi Zevlyn juga menggunakan make up membuat ia terlihat berbeda. Joon mengacungi jempol Zevlyn yang bisa mengkondisikan penampilannya sesuai dengan tempat dimana ia berada.
Tanpa sadar Joon menatap cukup lama dengan posisi berdiri di depan Zevlyn hingga tangannya masih mematung memegangi ujung handuk yang menutupi tubuh Zevlyn. Ia tersadar lalu sedikit membungkuk membenarkan handuk yang dijadikan selimut oleh Zevlyn dan membenarkan posisi bantal di kepala wanita itu sebelum akhirnya ingin beranjak, ia merasakan tangannya tertahan.
Zevlyn menahan lengannya, dan mencengkram cukup kuat "Zevlyn kamu sudah bangun?" tanya Joon tapi wanita itu tidak merespon hingga detik berikutnya kening Zevlyn berkerut, Joon mengamati raut wajah Zevlyn hingga sebuah buliran bening berhasil keluar dari sudut matanya "tolong jangan pergi" lirih Zevlyn, Joon yang mendengar itu tentu kebingungan, apalagi Zevlyn mulai terisak "kakak maafkan aku...maafkan aku" suaranya terdengar lirih dan sangat pelan namun di situasi rumah yang sepi hanya ada mereka di sana dan jarak Joon pada Zevlyn yang tidak jauh membuat pria itu bisa mendengar jelas apa yang Zevlyn ucapkan "ada apa?" tanya Joon pelan.
Ia berusaha untuk mengetahui alasan Zevlyn menangis berharap bisa menenangkan wanita itu dan ia bisa segera pulang "maafkan aku" sebelah tangan Joon menepuk punggung tangan Zevlyn yang memegang tangannya. Karena merasa tubuhnya mulai pegal membungkuk, Joon akhirnya duduk di lantai depan sofa yang Zevlyn tiduri dengan tangan mereka yang masih di posisinya.
Melihat Zevlyn yang sedang menangis di hadapannya adalah sesuatu yang baru, otaknya mulai mencerna dan menilai bahwa sesuatu memilukan pasti terjadi oleh wanita itu. Dari tangisannya yang terdengar menahan sesak, dan tangan Zevlyn yang bergetar mencengkram lengannya. Joon secara tidak langsung membawa dirinya dalam rasa penasaran, apa yang sebenarnya Zevlyn sembunyikan, yang ia amati, Zevlyn bisa dibilang cerdas, mudah bergaul, bahkan bergonta-ganti pasangan. Cukup menarik bagi Joon untuk melihat lebih jauh ada apa dibalik topeng yang sedang Zevlyn kenakan di balik wajah dinginnya.
'ada apa sebenarnya?'
To Be Continue

KAMU SEDANG MEMBACA
Would You [END]
FanficSeorang pria yang menjadi dosen muda di sebuah Universitas ternyata harus bertemu dengan salah satu wanita yang pernah tidur dengannya. Joon begitu terkjut ketika melihat keberadaan Zevlyn disana. Seiring berjalan waktu ada hal yang memaksa mereka u...