"Harusnya kamu tidak ada disana Sky..."
Sky kembali mengingat ucapan Gio. Ia yang merasa khawatir dan juga kasihan pada lelaki itu nyatanya tak bisa melakukan apapun. Anehnya, Gio justru seperti marah karena Sky melihat itu.
"Anggap saja kau tak pernah melihatnya. Jangan mencoba menolongku atau melakukan apapun, Sky. Jauhilah mereka demi kebaikanmu."
Selain kejadian di kantin tempo hari, Sky juga tak sengaja memergoki kelompok Samudra yang melakukan perundungan pada Gio di gudang yang tak terpakai. Ketika keduanya saling bertatapan untuk beberapa saat, Gio terlambat untuk memalingkan wajahnya, hingga Sky dilihat oleh kelompok pemuda itu. Ia sudah memberi isyarat agar Sky pergi, namun gadis itu malah tetap berdiri sambil mengepalkan tangannya.
Sekarang Gio menjauhinya, entah kenapa dia merasa begitu. Lelaki itu masih berbicara padanya walau hanya seperlunya.
Sky teringat keadaan Gio yang berantakan, wajahnya menunjukan sedikit luka lebam dan pakaiannya begitu kotor hingga berubah menjadi warna hijau seperti disiram sesuatu. Gio tergeletak dilantai setelah beberapa kali mencoba menagkap bola basket yang sengaja dihantamkan padanya.
Beruntung kelompok Samudra langsung pergi setelah mendapat instruksi. Samudra sempat berhenti di sebelah Sky yang menatapnya dengan mata yang memerah karena marah dan menahan tangis.
Bagaimana bisa mereka berbuat sekejam itu?
"Itu belum seberapa, kau ingin melihat yang lebih?"
Sky tidak habis pikir, kenapa sekolahnya ini sampai menutup mata terhadap terhadap kasus perundungan yang terkadang bisa dilihat jelas oleh banyak orang. Kenapa tidak ada yang berani mengadukannya? Bahkan Gio sendiri, kenapa ia terima-terima saja diperlakukan seperti itu.
"Jadi, Sky, kau bilang sering melihat kelompok Samudra melakukan perundungan?"
"Iya, Bu, aku rasa semua orang tahu itu, karena terkadang mereka melakukannya di kantin. Mereka–"
Suara pintu yang berderit membuat ucapan Sky terpotong. Itu Gio yang masuk ke ruang BK, hingga dipersilahkan duduk di sampingnya. Entah kenapa Sky merasa asing dengan tatapannya itu.
"Aku rasa Sky berlebihan Bu," Sky langsung menatap tak percaya ke arah Gio. "Kami hanya bercanda. Lagi pula Sky ini belum dua bulan disini, jadi aku rasa dia belum tahu apapun."
Belum tahu apapun?
Gio pergi tanpa repot-repot menoleh ke arahnya, setelah usaha yang ia lakukan untuk membantu Gio lepas dari perundungan, Gio justru malah menjauh darinya begitu saja.
Kini Sky seperti kembali ke saat dia belum mengenal Gio. Ia sendirian dan tak punya teman. Sky masih tidak mengerti dengan alasan Gio melakukannya.
Sulit untuk mengabaikan hal itu, ketika ia beberapa kali mendapati perundungan yang mereka lakukan.
"Mau gantiin dia?"
Sky sedikit terkejut dengan bisikan di sebelah telinganya. Samudra adalah pelakunya, ia menyeringai sebelum meninggalkannya begitu saja untuk bergabung dengan teman-temannya.
•••
"Gue rasa sikap lo berubah, Sam."
"Sikap gue yang mana?" balasnya dengan datar sambil melemparkan kartunya di meja.
Mereka tengah bermain kartu di sebuah tempat yang mereka sebut basecamp, sementara Aiden jarang berkumpul, ia selalu memiliki kesibukannya sendiri.
"Lo sebenarnya suka apa nggak sih sama anak baru itu?" tanya Atlas setelah selesai gilirannya, ia masih menunggu jawaban Samudra. Skala menatap penuh minat pada pembicaraan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue and Gray [On Going]
Novela Juvenil(Mental issues, bullying, anxiety) Sky tidak pernah membayangkan kalau pertemuannya dengan lelaki bernama Samudra itu berhasil membawanya pada dunia dengan warna yang baru. Saat itu, ia sedang berada dalam suatu kondisi terburuk dari serangan panikn...