11. different

8 1 1
                                    

"Gava! Kamu tidak bisa membantah! Saya yang memutuskan dan tugas kamu hanya melakukan, pilihan kamu hanya 2. Terima Atau tinggalkan semua!" Setelah mengatakan itu wilan, pergi. Menaiki anak tangga dengan napas memburu serta tangan terkepal

Sedangkan mata tajam biru itu, masih saja memandang lurus dengan kilatan marah yang sangat terlihat

"Shittt!!!"

"Egois! Memang dia tau kedepan nya seperti apaa?" Lirih nya penuh penekanan

Shenina yang sedari tadi melihat keributan suami dan anak nya diam diam menghapus air mata yang entah sejak kapan mengalir.

Berjalan pelan menghampiri sang anak, shenina mendudukkan diri nya di samping gava dan mengusap lembut bahu nya

"Sayang. Ini yang terbaik buat kamu" ujar shenina dengan sendu

"Hhh, terbaik untuk gava atau untuk perusahaan? Jangan kalian pikir gava gak tau! Gava tau mom!" Sentak nya tanpa sabar membuat shenina terlonjak kaget

"Gava, ini nggak ada sangkut paut nya dengan perusahaan! Ada atau tidak nya perjodohan ini perusahaan keluarga kita dan keluarga dirgantara tetap terjalin!."

"Terserah" gava melenggang pergi tanpa sepatah kata pun meninggalkan shenina yang terdiam dengan kesedihan.

🕊🕊🕊

"Lo kenapa si va. Dari tadi datar aja tuh muka" Tegur dylan yang melihat sang ketua hanya menatap lurus kedepan dengan datar.

Brakk

"Anjirr!! Lo kenapa dah?" Kata dylan yang kaget karena, gava menggebrak meja dan berlalu begitu saja

"Anjirr!! Temen lo tuh van"

"Hufttt. Dia lagi ada masalah kaya nyaa lo semua jangan pada cari mati!" Ujar sagara memperingati

Brak brak

"ANJIRRR! Woyyy!! Pelan pelan anjingg" dylan hingga berdiri dari duduk nya menatap dua orang laki laki yang mendobrak pintu markas mereka dengan kencang

"Mana ketua lo!"

"Ada perlu apa lo? Sama gava! Gak biasa nya lo kaya gini angkasa, alaska." Devano berjalan mendekati dua saudara kembar itu.

"Gak usah banyak bacot! Panggil dia sekarang!" Tekan angkasa.

"Gava gak bisa di ganggu, mending lo pergi aja!!" Usir dylan dengan santai

"Anjing!"

"Hhhh." Alaska maju mendekati devano.

"Gua minta tolong bilangin ketua lo! Suruh cari gua sekira nya dia udah senggang" setelah mengatakan itu alaska menepuk bahu devano dua kali lalu berbalik dan menarik angkasa untuk keluar

Sedikit lagi akan keluar dari pintu alaska menghentikan langkah nya "sorry. Tadi ganggu."

Setelah memastikan dua orang itu benar benar pergi dari pekarangan markas ardevia. setelah mendengar suara deruman motor kaisar berdecak dengan menggelengka kepala

"Anjirr! Si angkasa bawaan nya kerasukan terus anjirr serem gua liat nya" kaisar meringis membayangkan ekspresi angkasa tadi yang menurut nya menyeram kan

"Jangan bilang lo diam karena takut? Aelahh cemen lo. Ini inti ardevia? Tai kucing ini mahh" remeh dylan membuat kaisar melotot tak terima.

"Enak aja! Gua itu diam menjaga" sahut kaisar mendengus

"Menjaga apaan anjir?" Sahut sagara terheran

"Menjaga rasa takut gua agar tidak terkena imbas gitu maksud gua" kata kaisar dengan kekehan membuat devano berdecak kesal melihat nya

"Cemen"

"Anjirr lo jangan ikut nistain gue dong van. Sekali kali kek lo berada di pihak gue, emang ya gue gak pernah di anggep sama lo semua" kaisar berkata dengan mimik wajah sok tersakiti

"Alay. Hobi banget lo drama. Kaya nya temen lo ini cocok deh ikut film suara hati istri kalau nggak parodi india." Ujar dylan dengan sagara

Saat sedang asik berdebat tiba tiba gebrakan dari lantai atas mengisi gendang telinga mereka

Brakk

Gava. Sang leader ardevia. Berjalan menuruni anak tangga dengan jacket kebanggaan ardevia di bahu nya

"Lo mau ke man-"

"Devano"

Devano langsung berdiri kala gava menyebut nama nya dan mengekori sang ketua dari belakang membuat tatapan bingung dari inti dan anak anak ardevia yang lain nya

"Sssttt bang itu bang devano mau ke mana sama bang gava?" Bisik rangga. Salah satu anggota ardevia

"Gua kagak tau anjirr" sahut dylan menggelengkan kepala nya.

Sementara di tempat lain sahara. Gadis itu kini sedang berada di salah satu gramedia ternama yang berada di pusat kota

Memang sahara. Gadis itu memiliki hobi membaca terutama membaca novel.

Saat sedang asik memilih novel novel yang tersusun di rak tiba tiba sebuah suara memecahkan keheningan.

"Sahara"

Sahara menoleh. Dan saat itu pula netra nya terpaku pada sosok yang berdiri di hadapan nya.

"G-gava" ujar nya terbata bata menatap laki laki itu dengan bola mata bergerak kesana kesini agar tidak bersitatap dengan  gava.

Tanpa mengucap sepatah kata pun gava menarik pergelangan tangan sahara dengan kasar dan membawanya keluar gramedia

"Ssshh gava mau kemana. Lepasin aku! Kamu gak ada hak tarik tarik aku kaya gini. Gava!!" Jerit sahara tertahan karena pergelangan tangan nya yang sakit dan jalan nya yang terseok seok karena gava menarik nya kasar dan cepat

"Lepasin sahara anjingg!!"

Tbc

Assalamu'alaikum
Mff kalau up nya jeda lama lama kali
Soal nya buntuu awal nya hehe :)
Tapi habis ini Insya Allah aku usahain bakalan rajin wkwkw
  Tinggalin jejak kalian yaa

Tertanda
slsquratuain

GAVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang