-12-

667 47 3
                                    

MARSHA POV





setelah melihat keadaan papih, aku pun berniat untuk kembali ke taman untuk melihat kembali apakah Zean masih berada di sana.

"aku izin ke taman ya mih" izin ku pada mamih

"iyaa boleh tapi jangan lama-lama ya, udah malam" ucap indah lalu di angguki oleh ku.

aku pun segera bergegas menuju taman, dan menghampiri tempat di mana aku melihat Zean, tapi ketika aku tiba ternyata Zean sudah tidak ada di sana.

"ish Zean di mana sih" kesal ku lalu kembali mencari keberadaan Zean.

tetapi baru saja satu langkah, tiba-tiba ada seseorang yg menarik jedai ku, dan itu membuat rambut ku terurai dan ketika aku membalikkan badan ku ternyata Zean lah yg menarik jedai ku.

"kenapa nyariin, hm?" tanya nya lalu membenarkan poni ku yg sedikit berantakan.

aku hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan nya, fokus ku teralih kepada luka lebam yg ada di mukanya.

"ko bisa gini?" tanya ku pada nya

Zean hanya tersenyum lalu menarik tangan ku untuk duduk di tempat yg Zean duduki sebelum nya.

tautan tangan yg tak terlepas dan suasana malam yg cukup sunyi pun membuat mereka sedikit canggung untuk saling bertatapan, bahkan setelah duduk pun aku tidak memulai percakapan sampai akhirnya Zean yg memulai semuanya.

pundak ku terasa sedikit berat, dan ketika ku lihat ternyata Zean menaruhkan kepala nya tepat di pundak ku.

jangan di tanya bagai mana hati ku sekarang, deg-degan tak karuan bahkan aku bisa merasakan bahwa pipiku akan memerah.

"gini dulu sebentar ya" ucap nya

entah keberanian dari mana, tangan ku tiba-tiba mengusap lembut rambut Zean dan entah mengapa aku merasa nyaman di dekatnya di bandingkan bersama Lukman.

"ko bisa masuk rumah sakit? siapa yg mukulin lu?" tanya ku padanya.

Zean pun mengangkat kepalanya dan duduk tegap, ia tidak menatapku sama sekali bahkan genggaman tangan yg asalnya bertaut dengan tiba-tiba ia melepaskannya.

"orang, masa aja kuda yg mukulin gua" jawab Zean dengan muka tengilnya.

aku pun mengacungkan jari tengah ku, dan sedikit memukul lengan Zean, ia pun hanya meringis.

"sakit sha" ucap Zean lalu mengerucutkan bibirnya

aku yg melihat tingkah laku Zean yg seperti itu pun merasa sangat aneh dengan sikap nya yg seperti itu. Zean pun kembali menatap ku dan sedikit menggeser kan tubuhnya agar lebih dekat dengan ku.

"lu cantik sha" ucap nya tiba-tiba

aku yg mendengar itu pun seketika terdiam dan entah mengapa hati ini semakin berdebar kencang, bahkan aku berpikir Zean bisa mendengar nya.

tatapan mata Zean sangat indah bahkan tanpa sadar sudut bibirnya menunjukkan lengkungan yg membuat ku semakin gugup.

"gua suka rambut panjang lu sha, lu cantik" ucap nya lembut lalu sedikit memainkan rambut ku dan matanya terus menatap ku.

aku pun mengalihkan pandangan ku dan mencoba untuk kembali menetralkan diri, huhhh bahkan aku sangat kesal pada diri sendiri. sepertinya Zean menyadari bahwa aku sedang menahan malu.

"muji orang cantik sama dengan minta sesuatu" ucap ku.

"hahaha ketauan banget ya" lanjut nya

"cih, minta apaan lo?" tanya ku lalu kembali melihat ke arah Zean. dengan posisi yang masih sama Zean terus memandang ku dengan tatapan mata yg sangat indah.

"jadi pacar gua"
















"sha, udah bangun kamu?" tanya indah.

aku tidak menjawab pertanyaan indah, melainkan aku malah mengingat di mana Zean meminta ku menjadi pacarnya.

"aihh ternyata cuman mimpi" ucap ku lalu kembali berbaring di kasur.

"sha, besok datengin Zean gih sekalian bilang makasih" lanjut indah

untuk yg kedua kalinya aku tercengang dan kembali ke posisi duduk. "HAH" teriak ku

indah yg mendengar teriakkan ku pun langsung menutup telinga nya. "aduh sha ngapain teriak-teriak"

"mih jangan bilang, aku beneran ketemu sama Zean?" tanya ku lalu sedikit mengguncang tubuh indah.

"kemaren kamu pingsan tuh di gendong nya sama Zean astaga, baru aja pingsan udah lupa apalagi ketiban buah kelapa, dah ilang ingatan kamu"






FLASHBACK






"jadi pacar gua"

Marsha yg mendengar itu pun terdiam, bahkan terjadi kesunyian di antara mereka. Marsha benar-benar diam bahkan ia tidak berani untuk menjawab hal tersebut.

Zean yg melihat respon Marsha pun hanya tersenyum dan kembali mengusap lembut rambut nya, lalu kembali mengucapkan hal yg sama.

"jadi pacar gua ya" ucap Zean dengan penuh keyakinan

Marsha hanya menunduk dan sedikit memainkan jemari-jemari nya, ia benar-benar kalut dengan pikirannya sendiri. sampe pada akhirnya.




"tapi gu-" belum saja Marsha membereskan ucapannya ia malah pingsan, karena kepalanya terkena bola dengan kencang disebabkan ada anak kecil yg sedang bermain bola.


BRAK...


dan pada akhirnya Marsha terjatuh tepat di pelukan Zean.

di satu sisi Zean merasa senang karna bisa memeluk Marsha, tapi di sisi lain ia sangat panik karna Marsha pingsan. tapi dengan sigap ia menggendong tubuh Marsha, lalu bergegas menuju ruang inap Daniel.



FLASHBACK END



setelah mengingat semuanya, aku pun menutup wajahku yg sudah memerah dan berguling-guling di atas kasur, indah yg melihat tingkah laku anak nya yg aneh pun jadi kebingungan.

"kenapa sih dek?" tanya indah

bukannya menjawab, Marsha malah menarik indah untuk keluar dari kamar dan meminta waktu untuk sendiri, setelah kepergian indah Marsha pun kembali menggila.

"malu nya sampe nembus langit ke 7 anjir" kesal ku lalu kembali berguling-guling ga jelas di kasur dan memukul guling lalu memaki-maki guling itu.

















HEHEHE LAGI GABUT:)
JANGAN LUPA VOTE YAAAA🖤🤎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

true love? [ZEESHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang