Zean pun terbangun dari mimpi buruknya dengan keadaan bergetar dan sedikit berkeringat. "fuck mimpi buruk lagi gua" makinya dan memukul kepalanya sendiri. setelah merasa sedikit tenang ia pun merebahkan kembali badannya, dan tak lama kemudian ada yg mengetuk pintu kamarnya.
TOK TOK TOK
"ZEAN BANGUN" teriak orang itu di balik pintu kamar Zean lalu membuka pintu kamar Zean.
"lah tumben dah bangun lu?" bingung orang itu lalu menghampiri Zean.
"bacot Ferrell gua ga izinin lu masuk kamar gua ya tai" maki Zean.
"buset kalem napa, gua cuman mau ngasih tau kalo lu di ajak om Gito keluar" ucap Ferrell dan langsung keluar kamar Zean.
Zean yg mendengar itu pun turun dari kasur nya dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Zean pun selesai mandi lalu memakai pakaian andalannya, Yap bener yaitu hoodie hitam dan celana jeans nya, Zean merapikan rambutnya dan memakai parfum.
"buset ganteng banget gua cuy" ucap Zean di depan cermin. setelah merasa cukup Zean pun langsung bergegas ke tengah rumah.
SKIP TENGAH RUMAH
"wangi bener lo" sindir Ferrell yg sedang duduk di sofa. "bukan Zean yg om kenal ini mah" lanjut Gito yg duduk di samping Ferrell.
Zean yg di komentari oleh dua orang menyebalkan itu pun hanya memasang mimik wajah tengilnya.
"mau kemana? tumben banget ngajak aku ke luar?" tanya Zean yg langsung duduk di sebelah Gito.
"papah mau ajak kalian berdua ke rumah sakit" jawab Gito, alhasil zean dan ferrell yg mendengar ucapannya pun kaget dan kebingungan.
"ngapain kesana?" timpal Ferrell
Gito tidak menjawab pertanyaan Ferrell melainkan ia bangkit dari duduknya. "udah ikut aja" ucap Gito dan langsung meninggalkan Zean dan Ferrell. mereka berdua bingung, karna mengapa raut wajah Gito langsung berubah begitu saja.
"gua salah ngomong kah?" tanya Ferrell ke Zean, dan Zean pun hanya menggelengkan kepalanya.
"bapak lu aneh" Zean pun langsung bergegas menyusul Gito.
"si monyet" umpat Ferrell dan langsung menyusul Zean.
Zean dan Ferrell pun sampai di teras rumah dan langsung melihat Gito sedang memanaskan mobil. "buruan naik sini" ucap gito di dalam mobil.
Zean dan Ferrell pun bergegas menghampiri mobil dan langsung masuk kedalam mobil.
SKIP RUMAH SAKIT
mereka bertiga pun berjalan menuju kamar pasien VIP.
"pah kita mau ngelongok siapa emang?" tanya Ferrell kepada Gito.
"temen papah" jawab Gito singkat dan langkah nya pun berhenti di depan pas ruangan kamar yg di tuju.
"kalian berdua tunggu di sini aja" ucap Gito dan meninggalkan mereka.
jujur saja Zean dan Ferrell bingung, mengapa tingkah Gito langsung berbeda setalah berada di rumah sakit.
cukup lama Zean dan Ferrell menunggu Gito keluar dari ruangan pun merasa bosan. "mek bosen banget gua ah" kesal Zean dan duduk di kursi yg sudah di sediakan.
"mek mek mek gua punya nama ya anjir" Ferrell pun memukul pelan kepala Zean. "buset main tangan mulu lo dari kemaren" ucap Zean lalu membalas pukulan yg Ferrell beri.
tak lama Zean dan Ferrell bercanda, Gito pun keluar dari kamar pasien dan langsung menghampiri Zean dan Ferrell.
"bosen?" tanya Gito
"papah nih kocak dah, ya iyalah bosen" sarkas Ferrell dan langsung di angguki oleh Zean.
"om cuman ajak kita ke sini?" kali ini Zean yg bertanya kepada Gito.
alasan Gito mengajak mereka berdua sebenernya biar tidak terlalu jenuh di jalan, karna harus menyetir sendiri dan tidak ada canda tawa. "ya udah kita pergi cari makan" jawab Gito dan langsung membuat Zean dan Ferrell tersenyum.
mereka bertiga pun berjalan keluar dari rumah sakit. Gito yg merasa suasana sedikit hening pun berbicara, lebih tepatnya bertanya kepada Zean.
"Zean, kenapa kamu masih panggil saya dengan embel-embel om, padahal saya lebih suka di panggil papah sama kamu" itulah kalimat yg Gito keluarkan ketika suasana hening.
Zean tidak langsung menjawab, tetapi ia diam sejenak dan sedikit melirik kepada Gito. "emang boleh Zean panggil om Gito pake embel-embel papah?" tanya Zean dan langsung dapat geplakan dari Ferrell. "heh bocah tadi lu denger ga bapak gua bilang apa?" tanya Ferrell dengan nada yg cukup memancing emosi Zean.
"gua denger ya anjir, tapi gua tuh cuman memastikan kalo om Gito nge izin gua panggil dia papah" jawab Zean dan memberikan tatapan sinis kepada Ferrell.
"udah-udah kalian malah debat, malu tuh di liatin sama suster yg ada di sini" Gito pun menarik telinga mereka pelan.
Zean dan Ferrell pun hanya diam ketika di tegur oleh Gito. jujur saja mereka bertiga terlihat sangat lucu karna candaan dan hal random yg selalu mengiringi mereka.
dan kalian juga harus ingat bahwa Zean sudah tidak memiliki orang tua dan bisa di bilang yatim piatu. tapi ia memiliki Gito yg sangat baik dan mau membiayai sekolah Zean dan membiarkan dia tinggal bersama. Zean selalu bersyukur karena bisa tumbuh besar bersama orang yg tepat dan selalu sayang pada dirinya. dan jangan lupa teman seumuran nya yaitu Ferrell, meski mereka berdua sering bertengkar atau pun bercanda, tetapi mereka berdua saling melindungi satu sama lain dan selalu memastikan bawa mereka berdua bahagia bersama.
jangan lupa vote yaa seng seng ku
KAMU SEDANG MEMBACA
true love? [ZEESHA]
Fiksi Remaja"suatu saat nanti aku akan membuat mu tersenyum dengan kebahagiaan yang kita ukir bersama" -zean "mari kita ukir bersama, dan mari kita nikmati hasilnya dengan air mata kebahagiaan" -marsha