2. Sepakat?

2.2K 324 22
                                    

yaah cerita baru lagi..

cape ga?

tenang semua cerita aku bakal selesai

hehe
_____________________

Jaemin berusaha membuka mata saat mendengar erangan dan suara pukulan tak jauh darinya, ia meringis pelan, seluruh tubuhnya terasa pegal karena tidur dalam posisi duduk semalaman.

"Ini--" Ucapan Jaemin terhenti, terpaku dengan tatapan takut saat melihat pemandangan di depannya.

Haechan--memukuli seseorang dengan brutal, darah mengotori lantai, baunya berhasil membuat Jaemin nyaris muntah.

"Berhenti.."

Mata Jaemin berkaca kaca, tubuhnya gemetar ketakutan melihat bagaimana Haechan menghantamkan balok kayu tersebut ke tubuh lelaki yang kini sudah terkapar--mungkin saja sudah tak bernyawa..

"Berhenti."

"BERHENTI!" Jaemin berteriak takut, memejamkan matanya dengan tubuh gemetar, air matanya mengalir.

Takut, dia takut..

Haechan menoleh, menemukan Jaemin yang tampak gemetar dengan isakan yang mulai terdengar.

..lelaki itu--takut?

Trangg

Haechan melempar balok kayu yang berlumur darah di tangannya, berjalan mendekati Jaemin yang masih menunduk dan menangis.

Jaemin berusaha mengatur nafasnya saat sadar Haechan berdiri di hadapannya, "G-gue minta maaf."

"Maaf akh--" Jaemin mengerang saat Haechan menjambak nya, memaksanya mendongak menatap Haechan.

"Lo neriakin gue tadi?"

Jaemin mengepalkan kedua tangannya kuat hingga rasanya kukunya mulai melukai telapak tangannya sendiri dan menimbulkan rasa perih.

"Gue gak bermaksud, maaf.."

Haechan berdecih, menatap Jaemin yang tak berani membalas tatapannya, air mata lelaki itu terus mengalir dengan tubuh gemetar ketakutan, membuat Haechan tanpa sadar menyeringai lebar.

Dia--melihat banyak foto Jeno dan Jaemin..

"Gue punya penawaran."

Jaemin meremang mendengar bisikan Haechan yang kini mendekatkan wajah padanya.

"Apa?" Tanya Jaemin gemetar.

"Liat gue, mau gue congkel mata lo?"

Jaemin kian ketakutan, dengan ragu menatap Haechan walau air matanya terus mengalir, "A-apa?"

"Gue bakal lepasin lo, tapi--"

Haechan menarik seringai mengerikan, "Tinggal sama gue dan nurut, jangan pernah berpikir buat kabur atau minta tolong, gimana?"

Apa?

Jaemin mengerjap, apa maksudnya? dia--disekap?

"Akhh--" Jaemin kembali tersadar kala Haechan menjambaknya kian kuat.

"Gimana? Gue gak punya banyak waktu buat ngasih lo kesempatan mikir."

Jaemin meneguk ludahnya kasar, "Ka-lau gue nolak?"

"Nolak? Gue--bakal bunuh Jeno, gue bakal jadiin lo pancingan, dan pas dia datang--gue bakal bawa ratusan orang buat bunuh dia."

Jaemin terpaku, benar, Jeno akan mudah terpancing jika soal Jaemin..

"Hm? Gimana? Lo--nolak?"

Jaemin menoleh berusaha menghindar saat Haechan menghapus air matanya walau sia sia, "Lo cuma perlu nurut, susah ya?"

Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang