4

945 109 10
                                    

Tak terasa sudah hampir tiga tahun ia menjadi Ketua Rt disini, syukurnya semua warga di kampung ini merasa aman dan nyaman dalam berjalanan kepemimpinan nya disini. Dari yang banyak nya kasus pencurian, syukur, dari tiga tahun belakangan ini hingga sekarang kasus pencurian tersebut tak lagi hadir di kampung ini. Juga masih banyak hal lain yang selama ini sering meresahkan warga sampai beberapa ada yang pindah ke kampung lain, ketika Oniel menjadi Ketua Rt, semua berbondong-bondong untuk kembali tinggal di kampung ini.

Tak terasa pula, usia nya kini menginjak hampir 41 tahun, ada banyak sekali yang di lalui dalam hidup nya. Oniel menikah saat usia nya dua puluh tahun, meski sangat muda untuk menjalani kehidupan pernikahan, tapi Oniel sama sekali tak merasa kesusahan dalam pernikahan nya meski satu kali ia pernah masuk penjara karena kasus penyuluhan babi ngepet. Dan ia harus di tahan selama kurang lebih empat tahun lama nya.

Oniel meneteskan airmata nya, ia melihat foto pada saat dirinya memakai baju tahanan, menggendong Adel yang baru lahir ke dunia. Foto itu terbingkai rapih, ia hanya memandang nya tanpa ingin menyentuh bingkai foto itu. Rasa sesak selalu ia rasakan kala mengingat kejadian di hari itu.

Maka nya Oniel selalu tak bisa jika di hadapkan dengan bola mata yang bagus milik Adel. Bola mata itu seakan menembus mata nya dan membuat Oniel selalu merasa bersalah.

Dia menghela nafas nya, menyeka airmata dan segera melanjutkan kegiatan nya. Ia mengambil kemeja lengan panjang berwarna hitam, juga celana dasar berwarna Abu-abu.

Dua hari yang lalu, salah satu warga nya datang kerumah dan memberitahu bahwa akan menggelar acara syukuran yang besar. Kemarin, ia sudah menyuruh orang untuk mengundang semua warga di kampung ini. Maka dari itu, hari ini ia akan bersiap untuk menghadiri acara tersebut.

Rambut nya ia sisir dengan rapih hingga klimis, kemeja lengan panjang yang ia gulung hingga setengah tiang, di padukan pula dengan sepatu yang baru saja di semir hingga mengkilap. Terakhir, sentuhan Parfum mahal yang di hadiahi oleh Lulu, ia semprotkan beberapa kali sampai tercium harum wangi yang semerbak. Cukup di rasa sudah sempurna penampilan nya, ia mengambil ponsel dengan casing hp ala dompet bapak-bapak itu di masukkan ke dalam saku celana nya.

Ia keluar dari kamar nya, menutup kembali rapat-rapat pintu kamar. Anak-anak nya sudah menunggu di bawah, Lulu memberitahu beberapa menit yang lalu, mereka akan pergi menggunakan mobil sedan tua peninggalan orang tua Ariella.

"Sudah siap semua?" Tanya Oniel ketika sampai di lantai dasar.

"Bapak sendiri kayaknya yang baru siap, kita mah udah dari tadi." Jawab Lulu sambil bercanda.

Oniel mengangguk-angguk kan kepala nya."Siapa yang nyetir?"

Lulu, Flora, Olla, dan Adel saling tunjuk. Oniel menatap bingung pada keempat anak nya yang sangat payah menentukan siapa yang akan menyetir mobil. Flora ya, wajar, karena memang ia tak bisa mengendarai nya. Tapi yang lain bisa, Oniel tak paham di saat seperti ini pun mereka sangat payah menentukan pilihan. Bahkan Olla dan Adel saling bertatapan dengan mata yang tak kalah tajam dari silet. Ini artinya ia harus turun tangan, ya, turun tangan untuk menentukan siapa yang akan menyetir untuk kepergian hari ini.

"Adel, nyetir." Kata Oniel dengan suara yang tegas namun tenang.

Adel menggaruk kepala nya, ia sudah menduga bahwa Oniel akan menyuruh nya. Lihatlah, ketika Oniel mengatakan bahwa Adel harus menyetir mobil, Olla dan Lulu tersenyum puas.

Jarak dari rumah ke tempat acara tidak lah jauh, mereka hanya butuh waktu selama lima menit untuk sampai disana.

Dan sejengkal lagi mereka akan tiba di tempat acara, ada banyak mobil mewah yang sudah terparkir di area parkiran, mungkin mobil sedan milik Oniel ini menjadi mobil paling kecil disini. Adel mulai masuk dan di arahkan untuk parkir di paling ujung dan paling dekat dengan tempat acara berlangsung saat ini.

Kita Usaha-kan Keluarga Harmonis ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang