6

916 108 11
                                    

Dua minggu telah berlalu, ia sudah menginjakan kaki nya di kampung ini sudah dua Minggu lama nya. Tak butuh waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, hanya satu minggu saja ia sudah merasa nyaman berada di kampung ini, juga seperti nya anak-anak nya mulai enjoy dan terbiasa hidup disini.

Hari ini adalah hari ketiga anak-anak nya menginjakkan kaki di sekolah baru mereka. Indah harus mengucap puji syukur yang banyak karena kebetulan sekali ketiga anak nya itu satu sekolah dengan beberapa anak-anak di kampung ini termasuk lah anak dari Ketua Rt yang kini sedang berusaha mendekati nya. Bukan ingin memanfaatkan, setidaknya Indah tak harus repot-repot untuk datang setiap hari ke sekolah mereka untuk memantau. Ia bisa meminta tolong pada anak-anak kampung sini, dan syukurnya juga ketiga anak nya itu sudah mulai berteman dan bergaul di kampung ini, meski Kathrina masih lumayan tidak menerima keberadaan nya disini.

Pagi hari ini cukup cerah, tidak mendung seperti dua hari belakangan. Sejak dua hari kemarin, Oniel tak nampak dalam penglihatan Indah. Bukan nya khawatir atau bagaimana, Indah hanya heran karena biasa nya pagi-pagi Ketua Rt itu sudah patroli keliling kampung entah apa yang di lakukan nya. Namun entah kenapa sudah dua hari ini hidup Indah terasa aman dan tentram, juga notifikasi nya tak lagi berisik seperti dua hari yang lalu. Biasa nya Oniel akan mengganggu nya atau menjadi alarm di setiap pagi nya dengan menelepon atau sekedar mengirim pesan memakai Stiker atau foto ucapan selamat pagi.

Tapi tak dapat di pungkiri, ia sedikit merasa kehilangan. Bukan, ya, bukan kehilangan tapi lebih tepat nya tidak terbiasa dengan ke tentraman ini.

Ia menyelesaikan berberes dapur nya pagi ini, Bel rumah berbunyi dua kali. Indah melempar lap basah yang ia pakai kedalam keranjang pakaian kotor, lalu dengan cepat berjalan untuk melihat siapa yang datang kerumah nya pagi-pagi begini, ini terlalu pagi bahkan anak-anak nya mungkin masih mandi.

"Selamat pagi, Tante..."

Indah tersenyum hangat ketika membuka pagar, ia menemukan Adel yang berdiri, sudah siap dengan seragam sekolah nya juga mendukung ransel nya. Rambut nya lurus sebahu itu, di sisir dengan rapih juga polesan liptint tipis di bibir nya membuat anak itu terlihat cantik dan tampan dalam waktu bersamaan.

"Hai, pagi, Adel..." Indah memberikan tangan nya ketika Adel hendak menyalami nya."Semangat banget, Del..." Indah tertawa kecil.

Adel tersenyum lebar."Harus dong, Tan... Menjemput ilmu harus semangat." Dia menyengir."Anak-anak Tante, sudah siap?"

"Masih pada di kamar, kamu kepagian, Del..." Indah menggiring Adel untuk masuk ke dalam rumah."Masuk dulu, ikut sarapan. Eh, tapi, sudah sarapan atau belum?"

"Kebetulan belum, Tante... Bapak lagi enggak enak badan, jadi nya pada sarapan sendiri-sendiri." Adel menunduk sopan dan menyengir tak enak dengan dua gigi depan nya yang lucu itu.

Indah membulatkan mulut nya dan mengangguk paham. Pantas saja Ketua Rt itu tidak mengganggu nya akhir-akhir ini, ternyata sedang sakit. Tapi apa sakit nya parah sampai tak bisa memegang ponsel barang sedetik saja? Eh, kenapa dia jadi kepikiran, harus nya Indah bodoamat dan harusnya senang karena kemungkinan sampai besok pun Oniel tak akan mengganggu nya.

"Tunggu disini sebentar, ya.. Tante mau panggil mereka di atas, nih remote tv nya ubah aja kalau bosen sama siaran nya."

Lagi, Adel hanya menunduk sopan dan tersenyum tak enak. Ia betulan tak enak, padahal tujuan nya tadi hanya ingin memanggil teman baru nya untuk mengajak pergi bersamaan.

Indah dengan cepat berjalan untuk naik ke lantai dua, menapakan kaki nya satu persatu di anak tangga. Suasana lantai dua rumah ini masih gelap karena memang masih pagi, tiga pintu kamar yang berbaris juga masih tertutup rapat. Sebelum memanggil anak-anak nya terlebih dahulu Indah membuka gorden yang menutupi segala jendela di lantai dua ini.

Kita Usaha-kan Keluarga Harmonis ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang