Pak Rt
Tes
P
Malam...Anda
Ya, malam
Ada apa pak rt?Pak Rt
Ndakpapa dek indah, hehehe
Kalau blh tau, dek indah sedang apa nich?Anda
Ga ngapa"inPak Rt
Oh gitu...Anda
Iya.Pak Rt
Oke, deh...Indah hanya bisa menggeleng kan kepala nya ketika membaca pesan yang di kirim kan oleh Ketua Rt gabut itu. Entah apa maksud dan tujuan nya, Indah tak paham mengapa Oniel ini sangat gencar sekali mendekati nya. Sebetulnya bukan tak boleh dan bukan berarti Indah sombong, tapi kan ini belum satu minggu ia tinggal disini, rasa nya... Ia agak menyesal, sedikit. Namun ya, tak dapat di pungkiri sebetulnya ia juga sedang mencari pasangan, walaupun mungkin ketiga anak nya sangat melarang.
Ia tahu ia sudah tua, mungkin orang di luaran sana akan banyak mengatakan bahwa orang tua tak butuh pendamping hidup. Sebetulnya itu salah tak salah, tergantung siapa orang nya. Kalau Indah orang nya, ia menentang keras hal itu karena ia sendiri pun kadang di beberapa waktu tentu, apalagi ketika menghadapi ketiga anak nya, ia merasakan sulit nya tak memiliki pasangan. Jadi nya ya, ia sangat ingin mencari pasangan.
Tapi juga disaat ia sedang beristirahat sendiri, berendam di dalan bath up atau menghabiskan waktu nya dengan menonton film didalam kamar sembari menikmati cemilan, ia justru tak berpikiran untuk memiliki pasangan. Karena rasa nya ia tak rela jika harus membagi waktu istirahat nya dengan orang lain, atau dalam hal kecil saja ia tak rela jika ada satu orang yang turut menikmati cemilan kesukaan nya meski cemilan itu bisa ia borong beribu-ribu bungkus.
Karena memiliki pasangan itu tak hanya tidur berdua, tapi menjalani hidup berdua, menikmati proses kehidupan berdua tentu nya. Pengalaman nya selama beberapa belas tahun menikah, meski sudah lama, ia tetap gagal karena ia tak mampu membagi hidup nya pada orang lain. Rumusan masalah yang paling pertama adalah diri sendiri, jika diri sendiri mampu untuk menyerahkan dan menerima kehidupan satu sama lain, pernikahan pasti akan berjalan sesuai rencana tuhan. Tapi jikalau tetap pada pendirian seperti Indah, itu tak akan bisa meski usia pernikahan terbilang cukup lama.
Maka nya beberapa kali di dekati oleh lelaki, Indah memilih untuk lebih dulu mundur sebelum ia menyakiti perasaan lelaki tersebut. Dan kini ia kembali masuk dalam zona itu ketika bertemu dengan Oniel, mereka baru kenal dan tentu nya belum tahu kehidupan satu sama lain, bukan ingin mencoba-coba tapi belum ada niat mencoba aja, Indah sudah berpikir untuk tak melanjutkan perkenalan nya pada Oniel. Karena dari binar mata lelaki itu, sudah menunjukan ketulusan yang besar, Indah hanya takut ia tak bisa membalas nya dan malah menyakiti Oniel, lalu berakhir mereka tak bertegur sapa.
Indah membuka pintu balkon kamar nya, ia berdiri di sana dengan dua tangan yang bertumpu pada pagar balkon. Semilir angin malam ini menerpa dirinya membuat rambut panjang itu berterbangan ke arah yang tak tentu. Ia berdiri, mendongakkan kepala nya menatap langit malam, menatap bulan sabit yang melengkung indah seperti nama nya. Ada banyak hal yang ingin ia sampaikan pada bulan, namun rasa nya mulut ini tak kunjung mengucap karena terlalu fokus dan terpukau pada langit malam.
Sedari dulu, sedari ia kecil, sampai sekarang, sampai ia berdiri disini hari ini, Bulan memang selalu menjadi dambaan nya. Tak akan ada habis nya, tak akan ada bosan nya, kalau itu Bulan ia akan tetap memuji nya dengan sepenuh hati. Setiap kali punya masalah, atau sekedar pusing, Indah selalu berbicara pada bulan dan langit malam. Meski terlihat seperti orang gila, tapi justru setelah itu ia tetap dengan kewarasan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Usaha-kan Keluarga Harmonis Itu
Fanfiction"Neng, Janda?" "Kurang ajar, maksud nya apa?!"