10: tijdelijke solidariteit🕊

15 7 1
                                    

.
.
.

"Memainkan perasaan seseorang sama aja dianggap sebagai tindakan jahat dalam arti hukum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Memainkan perasaan seseorang sama aja dianggap sebagai tindakan jahat dalam arti hukum." Tegur Reha.

"Ya gue minta maaf, pas itu gue gak tau." Ucap Petra menyesal.

"Udah lanjut aja, gue juga gakpapa kok." Ucap Navares.

"Okey, dulu gue pernah ngelike postingan crush." Ucap Utari.

"Terus hubungan nya sama malu ape?. Tanya Petra.

"Nah gue belum selesai ngomong. Dan ternyata crush gue ada di samping njir, dah gitu di tanyain lagi " Itu siapa." Gue yang tipe halu gue jawab dia pacar dan calon masa depan ku. Terus dia jawab gini "Gue baru tau ternyata gue udah punya pacar." Nah terus gue noleh nih, kabur lah gue njir malu banget." Jelas Utari yang mengingat kejadian itu kembali malu, ia pun bersembunyi di pelukan Savero membuat yang lain nya memutar bola mata malas nya.

"Udah deh lanjut aja, males gue liat orang pacaran." Ujar Audrey.

"Heleh bilang aja lo belum move on dari Bisma." Ujar Savero, yang membuat Audrey terdiam.

"Udah lo lanjut aja."

"Okey, hal memalukan yang pernah gue lakuin adalah berak di celana waktu sd." Ucap Savero sambil menutup mata nya karna malu.

"Awokawokawokawok, ngakak gue asep." Ucap Petra tertawa ngakak sambil memukul-mukul paha Navares.

"Lu kalo ngakak jangan maen mukul aja njir, sakit tau." Adu Navares.

"Bodo amat."

"Udah deh lanjut aja."Ucap Savero yang tidak mau di bahas lagi.

"Intinya aja, gue pernah kepeleset di depan crush gue." Ucap Skayara.

"Anjir, malu banget pasti."

"Dahlah lanjut."

Mereka pun melanjutkan tentang hal memalukan yang pernah mereka alami, suara canda tawa pun mengiringi manusia yang berpura-pura kuat itu. Sehingga malam pun telah tiba, banyak murid yang memilih untuk ke kamar masing-masing ada juga yang ke rooftop seperti yang di lakukan oleh kedua anak manusia ini.

"Jadi elo pembunuh Keynar, tega lo." Ucap Keyzi kecewa.

"Kenapa? Kalo dia bisa nambahin point gue kenapa engga." Jawab gadis itu.

"Dasar gadis gila lo."

Keyzi pun ingin menyerang gadis itu dengan pisau, namun gadis itu segera menyingkir sehingga Keyzi terjatuh dari rooftop.

"Ups sorry."

Mendengar suara benda jatuh membuat gadis itu menoleh ke belakang, ia melihat Audrey sedang mengintip nya dengan wajah ketakutan. Audrey pun segera melarikan diri, namun semua itu sia-sia karna gadis itu langsung mencekal tangan Audrey.

"Kenapa? Ayo ikutlah denganku, gue akan menunjukkan seberapa indah dunia ini." Ucap gadis itu lalu mengikat Audrey di bangku.

Gadis itu pun mulai mengisap rokok yang ada di tangan nya, ia berjalan mendekati Audrey.

"Audrey audrey, gue paling gak suka liat mata lo yang natap gue remeh."

"Dan gue ingin mata itu." Lanjutnya gadis itu.

"Lo mau ngapain." Tanya Audrey panik karena rokok itu mulai mendekati matanya.

"Lo akan tau setelah ini."

Gadis gila itu pun mulai menaruh rokoknya ke mata indah Audrey sehingga Audrey menjerit kesakitan.

"Aaaaaaaaaaa, sakit."

"Ini belum cukup rey, gue mau wajah cantik dan songong lo juga hilang." Ucapnya lalu tertawa misterius.

Ia pun mulai mengambil pisau dapur yang Sudah berkarat dan memaksanya untuk menusuk pipi Audrey.

"Arggghhgghh, sakit udah gue mohon udah. Ini sakit."

Slup

Pisau itu berhasil menusuk pipi Audrey sehingga menembus, sedangkan Audrey hanya terdiam membeku.

Gadis itu pun mulai menyeret Audrey dan ia jatuh kan dari rooftop.

⟅ 🕊️ ֹ }

Setelah Audrey dan Keyzi dinyatakan terbunuh, kini setelah bermain di jam 3 mereka pun kembali berkumpul dan berpikir siapa pembunuh nya.

"Sebenarnya ada hal yang mau gue omongin sama kalian." Ucap Cheyra.

"Silahkan." Jawab Vincent mempersilahkan.

"Sebenarnya waktu kejadian Ashaella, gue ada disana dan melihat semuanya." Ungkap Cheyra yang membuat semuanya memperhatikan nya.

"Gue lihat di situ ada Reha yang nyamperin Ashaella, terus Reha langsung dorong Ashaella. Karena denger pengumuman Reha langsung sembunyi di belakang pintu, terus karena ada beberapa murid yang ada di rooftop dia langsung ke bawah." Jelas Cheyra.

"Lo jangan main nuduh-nuduh aja lah chey." Ucap Petra.

"Ini kenyataannya, gue juga kaget. Apa Reha ada dendam sama Ashaella karena Reha gagal jadi osis karna skandal nya terus di ganti sama Ashaella."

"Re, itu masalah kecil kenapa lo masih benci sama Ashaella." Tanya Cheyra, sedangkan Reha hanya diam menatap Cheyra.

"Itu gak bener, gue yang udah bunuh Ashaella karena gara-gara dia Reha tergantikan. Dan gue suka sama Reha." Ucap Vincent.

"Engga, kalian jangan percaya. Vincent gak mungkin lakuin itu." Sela Skayara.

"Vin, bilang sama semuanya kalo lo bohong. Bilang Vin!!." Tegas Skayara.

"Engga Skay, gue yang ngebunuh Ashaella, Keynar, Keyzi, dan Audrey. Itu semua karena gue butuh point untuk bertahan hidup!, gue nyuruh kalian untuk jangan bunuh yang lain biar cuma gue aja yang bisa dapet point." Ucap Vincent.

"Enggak!!, gue gak percaya."

Vincent pun melihat semua kawannya dengan tatapan kecewa.

"Nunggu apa lagi? Vote gue sekarang juga kalo gak mau jadi korban selanjutnya." Ucap Vincent, mereka pun langsung membuka hp masing-masing dan bersiap-siap untuk melakukan Vote.

"Engga, ini semua gak bener. Kalian jangan percaya sama Vincent, pasti dia lagi frustrasi." Ucap Skayara menyakinkan semua kawannya, namun kawannya tidak menghiraukan nya. Namun disisi lain ada seseorang yang hanya menonton mereka.

"Mereka terlalu bodoh." Gumam nya sambil tersenyum smirk.

GO HOME || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang