.
.
.
"Abbey lorenciana telah kalah, Mega akan mendapatkan point.""Freya keirannie telah kalah, Audrey akan mendapatkan point."
Di saat mereka saling menembak, mereka tidak menyadari jika salah satu dari mereka hanya duduk santai di atas sambil melihat kawannya yang satu persatu mati.
"Stupid." Ucapnya sambil tertawa.
"Meganta sthefora telah kalah, Audrey akan mendapatkan point."
Saat Cheyra ingin menembak Skayara, tiba-tiba pistol itu menghilang.
"Babak ketiga telah selesai, sampai jumpa jam 07:00 untuk mengungkapkan siapa pembunuhan Ashaella Lankara dan Keynar loureen's."
Setelah permainan selesai, Vincent pun mendekati Cheyra dan....
Bughh
"Aww, lo tega banget nonjok cewek." Ujar Cheyra tak terima.
"Terus lo apa? Pembunuh, gue kecewa sama lo Chey." Ucap Vincent yang sudah habis kesabaran, semua murid yang ada di sana pun meninggal kan Cheyra dengan tatapan kecewa sehingga membuat Cheyra sedikit menyesal.
Ia melihat kawan sekelas nya yang sudah terkapar dan berumuran darah yang tentunya tidak bernyawa lagi.
"Maaf." Cheyra hanya bisa mengatakan itu, sebuah pelukan dari belakang membuat ia menoleh kebelakang.
"Gakpapa, gue tau kok lo cuma ingin bertahan hidup."Ucap Bianca menenangkan Cheyra.
"Thanks ya ca." Ucap Cheyra lalu memeluk Bianca dengan erat.
Setelah kejadian babak ketiga, itu membuat Cheyra dan Audrey di jauhi oleh teman sekelas nya, Cheyra kini hanya bisa bersama Bianca yang masih mau menerima nya. Sedangkan Audrey ia hanya di kamar saja.
Ya, ia juga menyesal dan merasa kehilangan. Soalnya Bisma mantan pacar nya terbunuh di babak ini, jujur saja Audrey juga belum bisa move on dari Bisma.
Sedangkan kedua anak manusia yang berbeda gender itu sedang berada di sebuah kamar yang tidak di tempati karna penghuninya telah ter-eliminasi.
"Njir si Mega kasian cok." Ujar Petra.
"Lah, kasian dari mana?." Tanya Navares bingung.
"Ya kasian aja, di waktu terakhir nya dia bunuh orang, terus tadi malam dia make produk zina..."
"Heh mana ada produk zina, langsung inti nya aja. Kalo tadi malam dia lagi main kuda-kudaan."
Plak
Petra mengeplak mulut Navares
"Mulut mu itu, kan gue jadi keinget." Ucap Petra.
"Nah lanjut nih, terus kan kalo di sekolah dia suka bully orang. Udah fiks nih masuk neraka." Lanjut Petra.
"Si anjir sadis banget lu, tapi bener juga sih."
"Eh bentar deh, biasanya kalo kita ngomongin orang yang udah mati ntar kita di datengin." Ucap Petra yang merinding sendiri.
"Eh lo jangan buat gue merinding napa."
Brukk
Sebuah benda terjatuh dari kamar mandi membuat keduanya merinding.
"Anjir."
"Cek sono Res." Pinta Petra.
"Enak aja lo ngatur-ngatur, lo aja sana." Ucap Navares.
KAMU SEDANG MEMBACA
GO HOME || END
Kısa HikayeBermula dari studytour malah berujung main game aneh, bagaimana bisa? Mereka adalah siswa siswi tamatan dari Sma Garuda 1, yang di mana akan studytour dan hendak menginap di salah satu vila milik sekolah. Namun bukannya istirahat mereka malah terpak...