11: het schip vaart niet🕊

27 6 2
                                    

.
.
.

"Mereka terlalu bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka terlalu bodoh." Gumam nya sambil tersenyum smirk.

"Tunggu apa lagi skay, vote gue sekarang juga." Ucap Vincent, namun ia hanya diam sambil menangis.

"Skay, kalo lo engga ngevote gue nanti lo juga mati." Ucap Vincent.

"Mending gue mati sama lo daripada ngeliat lo mati." Jawab Skayara.

"Tapi kenapa Skay?." Tanya Vincent.

"Gue suka elo!." Jawab Skayara, membuat yang lain langsung menoleh kearah Skayara, termasuk Angga yang merasakan cemburu. Sedangkan Vincent merasa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Gue bakal vote, tapi bukan untuk ngevote elo."

"Tapi gue engga cinta sama elo, jangan bertindak gegabah hanya karena lo suka sama gue " Ucap Vincent, Skayara terdiam dengan tatapan kecewa.

"Gue suka sama Reha bukan sama lo dan gue udah pacaran sama dia." Lanjutnya yang membuat hati Skayara semakin hancur dan terasa nyeri, sehingga notifikasi dari handphone pun membuat perasaan Skayara semakin campur aduk

Hasil vote pembunuh Ashaella, Keynar, Keyzi, Audrey

Vincent: 6
Cheyra: 5

___________________________________

"Kalian masih anggap kalo gue pembunuh mereka?." Tanya Cheyra kecewa.

"Disini lo yang paling mencurigakan Cheyra." Ucap Petra.

"Udah stop."

"Vincent memiliki 6 suara, Vincent akan ter-eliminasi."

Vincent pun mulai berjalan menuju rooftop dan di ikuti oleh yang lain termasuk Skayara dan Reha.

Dan kini Vincent telah berada di perbatasan dan hendak terjun bebas, Reha pun langsung menghentikan itu. Sedangkan Skayara hanya menatap nanar kedua pasangan itu.

"Vincent tidak akan ter-eliminasi, karna ia memiliki cukup point untuk bertahan hidup. Vincent akan kehilangan 5 point nya."

Mendengar pengumuman itu membuat Skayara sedikit lega, sehingga kesadaran Vincent pun kembali. Ia pun langsung memeluk Reha dengan erat membuat Skayara semakin sakit dan tak tahan lagi.

Sehingga sebuah tangan kekar menutupi matanya, ia pun mendongak kan kepala nya.

"Jangan di lihat kalo gak kuat." Ucap Angga dengan tatapan yang membuat Skayara sedikit tenang.

"Thanks."

Sedangkan di pojokkan, kini kedua anak manusia yang berbeda gender itu sedang berdiri di pojokkan sambil melihat adegan itu.

"Lo pernah kebayang gak kalo Vincent sama Reha pacaran?." Tanya Navares.

"Engga njir, gue liatnya Vincent tuh deket amat sama Skayara." Jawab Petra tak menyangka.

"Kasihan banget Skayara." Ucap Petra.

"Sekarang gue ganti kapal deh." Lanjutnya yang membuat Navares bingung.

"Kapal awal gue kan Skayara sama Vincent, nah karena tidak berlayar jadi ganti Skayara dan Angga." Jelas Petra. Navares pun hanya mengangguk mengerti.

"Jadi yara sama Angga pacaran?." Tanya seseorang yang berada di pertengahan Navares dan Petra, sehingga membuat keduanya kaget.

"Anj, ngagetin aja lo." Ujar Petra.

"Hehe maaf, kata yara kalo ada dua orang pacaran yang ketiga nya hantu. Karena Karelle takut hantu jadi Karelle kawani kalian." Jelas Karelle.

"Iya lo hantu nya." Ucap Navares.

"Dan satu lagi, kami gak pacaran." Peringat Petra yang membuat wajah Navares seketika masam.

"Kasian tuh Navares mukanya jadi kusut bak gak di gosok selama 5 abad." Celetuk seseorang yang tiba-tiba muncul.

"Bener tuh kata Utari, peka pet." Ucap Savero ngakak.

"Tega bet lu ngakak di penderitaan temen." Ucap

⟅ 🕊️ ֹ ⟆

"Apaan sih lo, lepasin gak." Ucap Cheyra yang terus berontak.

Skayara pun melepaskan tangan Cheyra. Ia pun menatap mata Cheyra.

"Gue tau lo bohong, karena sebelum kejadian lebih tepatnya pas gue mau ke toilet gue liat lo lagi makan mie sama Daisy, dan pas gue keluar lo juga masih makan mie."

"Lo bohong kan." Tekan Skayara sekali lagi, ia bisa melihat keringat yang bercucuran dari dahi nya serta mata Cheyra yang tak berani menatap nya.

"Engga, gue ngga bohong." Ucap Cheyra yang tak mau mengaku.

"Lo bohong Cheyra, gue tau lo bohong."

"Gu...Gue gak bohong."

"Jawab jujur gue Cheyra, kenapa lo lakuin ini?." Tanya Skayara. Namun Cheyra tetap diam.

"Tenang gue gak akan marah sama lo." Ucap Skayara mencoba meyakinkan Cheyra.

Cukup lama Skayara mencoba meyakinkan Cheyrae, dan akhirnya Cheyra Menjawab dengan jujur.

"Okey fine, gue pas itu minta saran sama Bianca besok gue harus milih siapa. Terus dia kasih tau kalo dia liat Reha yang dorong Ashaella terus dia lihat Reha sembunyi di belakang pintu dan waktu ada murid yang ke rooftop Reha langsung ke bawah." Ungkap Cheyra.

"Tunggu, kalo Reha sembunyi di belakang pintu, terus Bianca sembunyi di mana?."

Pertanyaan Skayara membuat Cheyra juga berpikir.

"Dan waktu gue ke rooftop, gue juga gak liat Bianca. Cuma waktu kembali ke bawah gue baru liat Bianca." Ucap Skayara.

"Mungkin lo nya aja yang pelupa, udah lah gue mau pergi." Ucap Cheyra lalu meninggalkan Skayara.

Tujuan Cheyra saat ini adalah toilet, karena ia sudah kebelet buang air kecil karena di interogasi sama Skayara. Namun saat ia ingin membuka pintu toilet matanya tertarik melihat pintu yang ada di dekat toilet, ia pun mulai membuka pintu itu.

Pemandangan yang ia lihat adalah gelap, karena ia kebetulan bawa handphone. Ia pun menghidupkan senter lewat handphone nya.

Ia melihat ada foto kakak kelasnya dan seorang gadis yang wajahnya tidak terlihat. Saat ia ingin melihat lebih jelas foto itu, tiba-tiba sebuah kertas jatuh dari atas dan mengenai Cheyra.

"Kaget njir."

Ia pun mulai mengambil kertas yang jatuh tadi, lalu ia membuka nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GO HOME || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang