14: nieuw spel🕊

13 5 0
                                    


.
.
.

Dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan....

Tetap tidak terbuka, Vincent pun kembali melihat handphone nya. Dan game itu ternyata kembali lagi dengan sendirinya.

"❗PERINGATAN ❗. Kalian telah melanggar peraturan dan akan di kurangi satu point."

"Arghhh."

Vincent membanting handphone nya karena frustasi, namun handphone yang telah retak kembali mulus seperti baru.

"Dasar game sialan." Umpat Vincent.

"Udah stop, mau lo marah game ini gak bakal berakhir. Lebih baik kita istirahat." Ucap Reha.

"Kalian kembali ke kamar masing-masing." Pinta Reha, semuanya pun hanya mengangguk patuh.

⟅ 🕊️ ֹ ⟆

Peringatan itu membuat Skayara merasakan dejavu, setelah peringatan kematian Karelle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peringatan itu membuat Skayara merasakan dejavu, setelah peringatan kematian Karelle. Semua murid pun langsung menghampiri Skayara.

Sedangkan Skayara hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong dan hampa, Petra pun langsung memeluk Skayara.

"Gue tau kok, lo pasti hampa kali. Tapi tenang aja disini ada gue dan teman-teman yang lain, kita akan berjuang bersama." Ucap Petra memberikan dukungan.

"Terkadang kalo gue bilang kalo gue baik-baik aja, gue gak bisa tra. Gue gak bisa pura-pura lagi, semua orang yang gue sayang pergi ninggalin gue. Apa gue sepembawa sial ini kah?." Tanya Skayara yang sudah capek dengan keadaan.

"Gak ada anak yang pembawa sial, ini semua udah takdir ra." Jawab Petra.

"Kita udah nemu jasad nya Karelle." Ucap Savero.

"Dimana?." Tanya Utari.

"Di kamar mandi, Karelle merendam diri di bathtup." Jelas Savero lalu menggendong Karelle dari bathtup.

GO HOME || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang