05 : Argue

267 22 1
                                    

Max

Hari ini aku bertengkar hebat dengan Kelly. It's about P lately she always leaves her with her babysitter and she gone for weeks not caring about P. I know my job as F1 driver makes me go travel around the world but she's just neglected P!

Selama beberapa bulan terakhir Kelly terus saja pergi karena pekerjaannya tanpa memperdulikan P. Aku marah jujur, karena bahkan diriku saja masih sempat membawa P ke beberapa pertandingan tanpa Kelly yang hilang entah kemana.

Akhir-akhir ini aku merasa hubunganku dengannya mulai merenggang tidak seperti dulu. For some reason, I feel like Kelly is just using me as a free babysitter. Don't get me wrong! I love P, she's just like my own daughter.

Untung saja saat kami bertengkar P sudah ku titipkan ke ibuku di Belgia. Tadinya aku ingin mengajak Kelly makan malam romantis saat malam tahun baru ini bahkan aku sudah mereservasi sebuah ruangan khusus di restoran mewah dengan balkon mengarah ke lautan Monaco yang nanti akan dihias sedemikian rupa agar terlihat romantis. Tapi sayang sepertinya hal itu akan terbuang sia-sia, berakhir menyedihkan seperti malam ini. Padahal aku sudah berharap jika makan malam ini akan membuat hubungan kita semakin erat.

Jujur aku juga mulai merasa cinta ku untuk Kelly tidak semenggebu dulu semuanya mulai redup, hilang terbawa waktu. Jadwalku dan dirinya yang semakin padat memperparah semua itu. Aku juga mulai berfikir mungkin ini karma bagiku karena mengambil segalanya bagi Kyvat. Rumor bilang dia berselingkuh dari Kelly tapi ternyata tidak rumor itu tetap menjadi rumor karena pada dasarnya bukan sebuah kenyataan. Pada titik ini aku merasa seperti aku bertahan dengan Kelly hanya karena P. Hatiku tidak kuat memikirkan P yang nantinya akan sedih jika kami berpisah. Hubungan ini sudah berubah menjadi toxic.

Ingatan ini masih segar ketika Kelly dengan lantangnya berbicara jika aku bukan pacar yang baik. Ia merasa jika ia kesepihan karena aku selalu tidak ada disisinya, jadwalku kian memadat. Tapi menurutku itu bukan alasan untuk menelantarkan P begitu saja. Jika P sendiri yang bilang ia merindukan Kelly karena ia jarang bertemu dengan ibunya aku sendiri tidak akan tahu kalau Kelly akhir-akhir ini senang menginggalkan P sendiri. Dan begitulah awal mula pertengkaran hebat ini terjadi. Semuanya bagai kobaran api yang dengan cepat meluas membakar habis apapun disekitarnya, percakapan dengan cepat berubah menjadi perdebatan dan perdebatan berubah menjadi pertengkaran.

🏎₊ ⊹

Flashback

"YOU'RE NOT A GOOD BOYFRIEND VERSTAPPEN!! AND NOW YOU BLAME ME NOT CARING ABOUT P?! LOOK AT YOURSELF! You're traveling around the world and rarely spend time with P. I'm felt lonely too, I just need little bit times for refreshing max!" Kelly membanting pintu dan pergi begitu saja dari apartemen.

Tubuhku luruh begitu saja ke lantai menyaksikan Kelly menghilang dibalik pintu. Aku meremat rambutku dengan keras tidak mengerti dengan hal apa yang sedang terjadi saat ini. Beberapa saat yang lalu aku tengah menonton televisi sambil memeluk Kelly, kami saling bertukar canda dan ciuman-ciuman kecil. Entah kenapa semua berubah dengan cepat saat topik tentang P muncul. Aku dengan lembut bertanya mengapa Kelly menginggalkan P selama berminggu-minggu tanpa pengawasannya, tetapi ia langsung membalas dengan acuh dan tidak perduli.

"Aku sibuk max! Akhir-akhir ini aku banyak mendapatkan tawaran pekerjaan dan itu tidak memungkinkanku untuk membawa p." Ujarnya dengan cuek.

"Tapi kan kau bisa memberitahuku dengan begitu aku bisa membawa P ikut bersama dengan ku ke pertandingan dan tidak membiarkannya sendirian dengan babysitternya."

"Kenapa kau malah menyalahkan diriku?!" Ujar Kelly ketus.

Aku yang tak tahu kenapa ia malah menjawabku dengan nada yang kurang mengenakan berusaha menasehatinya dengan pelan namun ia malah menganggap jika aku menyalahkan dirinya. Ia dengan cepat berubah dari sebelumnya yang berbunga-bunga dan penuh afeksi menjadi kobaran api yang menyala. Disitulah titik dimana pertengkaran ini meledak.

Flashback End

🏎₊ ⊹

Aku masih tidak menyangka jika mimpi buruk ini berubah dengan cepat menjadi kenyataan. Entahlah aku butuh pelampiasan untuk menghilangkan segala untaian benang kusut dikepalaku itu tidak masalah jika hanya sementara. Mungkin beberapa gelas alkohol yang kuat bisa membantu.

Pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke club. Reservasi dinner romantis malam ini tidak ku batatalkan, aku menghubungi pihak restoran dan berbicara untuk memberikan paket dinner romantis itu pada pasangan yang beruntung yang sedang berbahagia malam itu. Biarlah itu menjadi mungkin salah satu kenangan terindah mereka. Kalau aku tidak bisa membuat diriku bahagia kenapa tidak membuat orang lain bahagia?

Daripada itu semua terbuang sia-sia karena sejatinya reservasinya juga tidak bisa dibatalkan, karena malam itu bukan malam biasa namun malam tahun baru. Ya─ sebuah kebijakan restoran itu jika pada saat malam tahun baru semua jenis reservasi tidak bisa dibatalkan, jika anda tidak datang ya sudah tidak ada refund.

Diriku bersiap-siap untuk pergi ke club. Aku hanya memakai pakaian yang simpel karena sedang tidak dalam mood untuk berpenampilan lebih karena hal yang sudah terjadi tadi. Aku hanya memakai kemeja berwarna putih yang tiga kancing atasnya yang sengaja ku buka dan celana jeans serta sepasang sepatu kets putih, tidak ada yang spesial.

Aku segera mengambil salah satu kunci mobilku Aston Martin DBS Superleggera aku memutuskan untuk memakai itu agar tidak terlalu menarik perhatian. Tidak mungkin aku memakai Ferrari Monza SP2 miliku apalagi Aston Martin Valkyrie ─hell nah. Itu semua pilihan yang terlalu mengundang banyak mata. Bisa saja aku menggunakan Ferrari 488 Pista tapi akhir-akhir ini aku terlalu sering memakai itu bersamaan dengan Porsche 911 GT3 RS miliku.

🏎₊ ⊹




@Ncxtinezz_

Love In Pit [Lestappen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang