10 : Running On My Mind

461 34 15
                                    

Max

Setelah lelaki bermanik hijau itu memutuskan ciuman secara sepihak aku terkejut dengan apa yang barusan aku lakukan. Oh my good i must been crazy. Bagaimana bisa aku berciuman dengan seorang pria?! Kau bodoh max! Semoga tidak ada yang melihatnya saat aku menciumnya di bar stool.

Aku pulang ke apartment ku dengan kecepatan tinggi, alkohol yang aku konsumsi seolah lenyap begitu saja membawa kembali kesadaran ku. Malam ini akan menjadi malam yang rumit. Aku bukannya menghilangkan sedikit rasa pening akibat hubunganku dengan Kelly malah rasanya rasa pening ini bertambah dengan apa yang barusan ku lakukan beberapa menit yang lagi. Aku menyetir mobil ku dengan satu tangan selagi tangan yang lain memijat kepalaku yang rasanya ingin pecah ini.

Akhirnya aku sampai di apartemen ku, aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur yang lembut tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu membiarkan bau khas club menempel erat di tubuhku. Aku hanya ingin cepat tertidur, mataku mulai memberat dan alam morpheus pun memanggilku.

Sudah dua hari berlalu sejak aku berciuman dengan seorang pria, yang mana itu adalah tindakan yang gila. Kini aku sedang mengemasi pakaian milikku ke dalam koper. Aku memutuskan untuk pergi ke pabrik lebih awal dari jadwal yang ditentukan ya lima belas hari lebih awal. P akan ku titipkan lebih lama di rumah ibuku yang untungnya ibuku tidak keberatan tentang itu walaupun sempat bertanya tapi aku bisa menutupinya dengan kebohongan yang ku rangkai. Aku belum menjelaskan pertengkaran ku dengan Kelly kepada siapapun, aku malas sekali membahas topik itu mungkin nanti akan ku beritahu jika mood ku sudah mulai membaik.

Sudah dua hari juga manik hijau itu meneror jiwaku, ingatan tentangnya itu tidak bisa menghilang dari pikiranku seolah itu direkatkan dengan lem super. Apalagi mengenai muka erotis yang ia buat saat aku menciumnya, rambutnya yang berantakan serta bibir pink-nya yang membengkak seolah terpatri di ingatanku. Aku bersumpah aku bukanlah seorang gay, aku bahkan tidak pernah tertarik pada sesama jenis dalam seumur hidupku tetapi lelaki bermanik hijau itu mampu membuatku gila. Ya tuhan aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. I'm fucked up.

'Astaga max kenapa kau bisa seperti hanya karena laki-laki asing yang bahkan tak akan kau temui lagi?' batin ku menjerit mengenai kegilaan yang sedang berlangsung dipikirkan ku ini.

'Good job max, sekarang bukannya malah memikirkan bagaimana cara memperbaiki hubunganmu dengan Kelly tapi kau malah mencium seorang pria.'

Kepalaku sudah tidak kuat dengan segala hal yang terjadi. Aku memutuskan untuk menchat daniel menceritakan segala hal yang terjadi di club.

🏎₊ ⊹

'Ki ki rahh 🍯'

I kissed a man. |

Sebuah kalimat yang aku tulis di chat. Beberapa menit berlalu Daniel belum membalas chatku dan aku merasa menyesal mengirimkan chat ini saat aku hendak menghapusnya aku menerima sebuah pesan balasan.

| WAIT WHAT?!!!
| HOW? WHEN! WHERE?!!
| ARE YOU JOKING MAX?!
| Max
| MAX
| MAX
| MAX VERSTAPPEN!!
| MAX EMILIAN FUCKING VERSTAPPEN! ANSWER ME DON'T JUST READ IT!

Aku hanya terdiam selama beberapa menit dan Daniel terus meneror chat ku untuk mencari sebuah jawaban.

I'm not kidding.|

| Oh my gosh max, how?

I'm drunk so yeah it just happened.|

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In Pit [Lestappen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang