Jangan julidtin gue kalau abis baca ini ya 😁🙏 and awas banyak typo
Setelah hari dimana haksa menerima surat yang berisi pengakuan itu, satu minggu berlalu taada lagi buket atau apapun yang datang untuknya. Haksa sempat sakit selama dua hari karna demam dan sering kali menangis di tengah malam tanpa alasan karna dia pun tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya sendiri.
Haksa senang jika semua permintaannya pada tuhan terwujudkan, akan tetapi sebagian hati dan pikirannya menolak semua ini.
Haksa takut jika semua ini hanyalah mimpi dan dirinya terjebak di dalam mimpi itu sendiri.
Tapi semua hal tak beralasan itu terpatahkan ketika kemarin ada satu orang pria datang menemuinya dan memberikan sebuah surat kembali yang berisi sebuah alamat yang harus haksa datangi seorang diri pada sore hari.
Awalnya juna dan jonathan melarang haksa pergi sendiri karna takut terjadi apa-apa, tapi haksa menyakinkan anak dan ayahnya itu jika semuanya akan baik-baik saja.
Jadi disinilah haksa sekarang, berdiri diam di dekat sebuah danau memperhatikan sekelilingnya yang terlihat sepi karna taada satupun orang yang melewati tempat ini.
Padahal ini dekat dengan jalur orang-orang yang biasa berolah raga di sore hari tapi hari ini semuanya nampak lenggang taada satupun yang melintas di jalan itu.
Haksa cukup gelisah karna sudah sekitar 30menit dia disini taada yang datang menemuinya.
"apa aku terlalu berharap ini semua nyata?" monolognya bertanya.
Setelahnya haksa menghela nafasnya yang terasa berat karna menahan tangis yang mungkin saja akan pecah sebentar lagi.
Sedang disisi lain terlihat seorang pria dengan balutas kemeja putihnya terlihat ragu untuk melangkahkan kakinya mendekati seseorang yang dia cintai itu.
Sebenarnya dia sudah berada di sini sebelum orang yang di cintainya datang ke tempat ini, akan tetapi karna rasa takutnya dia malah hanya berdiri diam memperhatikan dari jauh.
Dan karna terlampaur kesal satu orang yang menemaninya dengan keras menampar pipinya tanpa ada rasa takut sedikitpun.
"berani kamu tampar saya hah?!" sentaknya dengan memegangi pipi yang terkena tamparan.
"untuk apa takut? Kau manusia akupun manusia" balasnya dengan kekehan yang terdengar menyebalkan.
"dan lagi aku sudah muak melihatmu hanya berdiri diam disini, kau yang memintanya datang rayn jadi jangan buat dia menunggu lagi" lanjutnya dengan hela nafas yang terdengar sekali jika dia menahan kesal.
Orang yang di panggil rayn itu nampak mengusap wajahnya kasar dan menatap punggung orang yang tengah gelisah menunggunya sedari tadi.
"saya takut dia akan membenci saya jesa"
Jesa sang teman menghela nafasnya dan menepuk bahunya. "kalau kau terus saja takut, bagaimana kalian bisa kembali bersama?"
"atau kau mau aku pergi menggantikanmu menemuinya?" lanjutnya bertanya dan setelahnya satu tamparan keras menyapa pipi jesa.
"jangan pernah mendekatinya atau kau tahu akibatnya" ancamnya dan setelahnya tanpa kata lagi berjalan dengan setengah berlari menemui orang yang sudah sedari tadi menunggunya itu.