Sepertinya makin gajelas dan ada bagian kayak di drakor-drakor karna kebanyakan nonton drakor jadinya gitulah, semoga kalian ga malu ya bacanya 😭🙏
Karna aneh dan maksa banget.
•••
"ayo den masuk, maaf ya rumahnya berantakkan dan sempit jauh beda sama rumah den haksa di kota" ucap salah seorang perempuan cantik pada haksa yang hanya diam mematung di pintu rumah berlantai satu itu.
Haksa cukup takjub sebenarnya karna apa yang dia lihat sangatlah jauh berbeda dari apa yang perempuan itu sebutkan.
Rumah ini memang kecil tapi semuanya tertata rapih dan tak terlihat berantakkan sedikit pun, bahkan ini terlihat nyaman sekali walaupun taada sofa hanya ada tikar yang tergelar di tengah tengah ruangan.
Karna haksa terlalu sibuk dengan dunianya sendiri dia sampai tersentak mundur di kala pegangan koper yang berada di tangannya beralih tempat pada tangan perempuan itu.
Perempuan itu pun nampak kaget dan merasa bersalah. "ah maaf den haksa, saya tak bermaksud buat den haksa kaget"
Haksa nampak terdiam dan setelahnya mencoba tersenyum. "tidak papa mbak, maaf juga karna saya terlalu terpaku sama rumah ini"
Perempuan itu tersenyum dan membawa koper haksa masuk ke dalam dengan haksa yang mengikuti dengan canggung.
"silahkan duduk dulu den, biar saya bereskan dulu baju-baju den haksa di kamar. Dan kalau den haksa mau makan sudah saya siapkan di meja makan, itu dapurnya di sana" tunjukknya pada ruangan yang tersekat dengan dinding ruang tengah.
Haksa yang mendengar itu nampak tak enak hati. "gapapa mbak, biar nanti haksa aja yang beresin"
"biar saya aja, den haksa pasti cape jadi istirahat saja dulu biar ini saya bereskan"
Haksa menghela nafasnya. "tapi saya ga enak mbak, apalagi saya cuma numpang disini"
Perempuan itu nampak mendekati haksa dan mengelus punggung haksa. "ini juga kan sekarang rumah den haksa jadi anggap saja rumah sendiri, ga usah malu-malu kalau di sini," ucapnya.
"terimakasih ya mbak, maaf kalau saya merepotkan mbak disini"
Perempuan itu tersenyum. "gapapa den, aden ga ngerepotin sama sekali kok. Lagian saya seneng ada temennya, karna kan biasanya sendiri"
"yaudah saya permisi dulu ya, nanti kalau sudah selesai den haksa bisa langsung istirahat di kamar"
Haksa mengangguk dan tersenyum. "iya mbak, sekali terimakasih dan panggil aja haksa jangan pake den karna saya bukan siapa-siapa disini"
Perempuan itu mengiyakan dan pergi memasuki kamar yang persisi di dekat pintu utama tadi untuk membereskan baju haksa.
Sedang haksa nampak melihat-lihat bingkai foto yang terpanjang rapih pada dinding ruang tengah. Ada foto satu wanita yang sangat dia kenal.
Haksa pegang kaca bingkai itu tepat pada pipi wanita itu. Dan tersenyum. "terimakasih bi, karna sudah perduli sama haksa. Dan mengizinkan haksa tinggal di rumah bibi" ucapnya.