Di dalam sebuah ruangan VIP rumah sakit terlihat haksa tengah menyuapi sang ayah yang tengah duduk di atas brankar rumah sakit dan juga juna yang tengah membersihkan alat-alat yang di gunakan sang papa untuk membersihkan badan sang kakek.
Dua hari lalu saat dia dan juna baru saja selesai dari pemakaman, mereka pergi untuk menemui seseorang dan orang itu adalah jonathan karna haksa sangat merindukan pria itu dan berniat hanya bertamu sebentar untuk tahu keadaan sang ayah.
Akan tetapi yang dia dapat malah kabar jika sang ayah sudah sekitar dua bulan lamanya mendapatkan perawatan di rumah sakit karna darah tinggi.
Untuk itulah mereka disini sekarang, membantu merawat sang ayah yang sebenarnya dia sudah mulai pulih kembali hanya saja memang perlu pantauan dokter.
Bisa saja rawat jalan, akan tetapi butuh dua hari lagi untuk bisa pulang sampai dimana keaadan jonathan sudah cukup menyakinkan tanpa pantauan dokter.
Kita kembali pada jonathan yang tak hentinya memperhatikan haksa yang berbicara menceritakan juna ketika kecil dengan tangan yang sibuk menyuapinya sarapan.
Jonathan tersenyum tipis dan membawa tangannya untuk mengusap kepala haksa, dan tanpa di minta lagi-lagi air mata itu jatuh membuat haksa menghentikkan bicaranya dan menyimpan mangkuk bubur di tangannya pada nakas.
"ayah kenapa nangis?" tanya nya dengan berdiri dari duduknya dan berdiri di dekat sang ayah serta mengusap air mata jonathan.
Jonathan tanpa kata membawa haksa masuk kedalam pelukannya. "maafkan ayah haksa, dulu ayah sudah tega megusir kamu dari rumah. Seharusnya ayah tak melakukan itu" ucapnya dengan suara bergetar karna tangis.
Haksa yang mendengar itu memejamkan matanya dan membalas pelukan jonathan.
"haksa udah maafin ayah, dari dulu pun haksa udah maafin ayah. Udah ya yah, lupakan kejadian yang lalu yang terpenting sekarang haksa udah ada di depan ayah"
"maafkan haksa juga, karna tak pernah mencari tahu kabar ayah selama di kampung. Haksa yang udah jahat karna lupa sama ayah" ucapnya dengan suara tangis yang akhirnya keluar juga.
Selama dua hari ini, haksa udah cukup banyak menangis. Dari pertama mereka bertemu ketika haksa mendatangi jonathan yang tengah tidur dan menangis memeluk sang ayah sampai juna hanya bisa diam menyaksikkan itu, dan jonathan yang kala itu terganggu karna suara tangis, pria itu membuka matanya dan di kejutkan dengan dua orang yang sangat dirinya rindukan berada di dekatnya, bahkan rasa rindunya pada haksa sedikit berkurang kala merasakan pelukan erat anaknya itu.
Jonathan meraung meminta maaf pada haksa tanpa malu jika ada orang yang melihatnya menangis bak seorang perempuan di hadapan sang anak.
Bahkan dia dengan tak terduganya turun dari brankar dan menangis di depan kaki haksa, sebuah pertemuan yang di penuhi tangis dan menumpahkan rasa rindu yang begitu mengharukan waktu itu di ruangan yang di tempati jonathan.
Dan hari ini jonathan merasa belum puas untuk mengucapkan kata maaf pada haksa karna dia sudah tega mengusir haksa yang bahkan tengah hamil juna dulu.
Rasa bersalah tak mungkin hilang dalam sekejap dan itu resiko yang harus dia dapatkan, jonathan pikir rasa penyesalan itu akan terus bertambah dan bertambah sampai dia bawa mati.
Akan tetapi dengan datangnya haksa kembali dia rasa itu mulai berkurang di gantingan rasa ingin kembali berkumpul bersama menjadi keluarga lagi untuk selamanya.
Dan dia ingin menebus semuanya dengan membahagiakan sang anak dan sang cucu.
"loh, kalian pelukan kok juna ga di ajak? Juna juga mau ikutan" sela juna yang baru saja keluar dari kamar mandi.