Haksa terduduk di lantai dengan rintihan dan juga isakkan yang tertahan tapi jonathan sang ayah nampak tidak perduli dan acuh dengan keadaan sang anak yang terus terisak dan memegangi perutnya yang terasa sakit.
Semuanya berawal dari jonathan yang dengan teganya mendorong haksa sampai terduduk di lantai dengan dahi yang memerah sebab lemparan tespack yang jonathan temukan di almari milik haksa.
Awalnya jonathan hanya berniat menyimpan hadiah untuk haksa yang dia bawa jauh dari belanda sana, sebab jonathan baru saja pulang dari tugas bisnisnya selama 2bulan lamanya dan dia pulang tanpa memberi kabar pada haksa karna berniat memberi kejutan.
Akan tetapi malah dirinya lah yang mendapatkan kejutan dari haksa, jonathan menemukan tespack serta amplop yang berlogo rumah sakit. Belum sempat dia buka dan melihat isi dari kertas di dalam amplop, haksa terlebih dulu keluar dari kamar mandi.
Jonathan sudah akan marah dan mengira haksa menghamili seorang perempuan namun lagi-lagi dia di kejutkan dengan keadaan perut sang anak yang nampak membucit karna usia kandungan haksa sekarang sudah menginjak usia tujuh bulan kehamilan.
Entah dia yang terlalu sibuk dan tidak memperhatikan perubahan sang anak atau haksa yang terlalu pintar menyembunyikan ini semua.
Sebab selama ini jonathan sama sekali tidak mempunyai pikiran yang mengarah ke sana, dia tahu badan haksa lebih berisi sedari dia mulai terapi namun jonathan pikir itu bukanlah apa-apa.
Kita kembali pada haksa yang berusaha menahan sakit pada perutnya dan bergeser duduk untuk mengapai kaki jonathan.
Setelah sampai jonathan lagi-lagi tanpa rasa kasihan dia tendang haksa begitu saja sampai haksa terlempar ke belakang.
Dia menatap tajam haksa dan melempar amplop tepat pada wajah kacau haksa.
"bagaimana bisa kamu menjadi seperti ini haksa?!! Siapa ayah dari anak sialan itu?!" serunya keras.
Jonathan merasa kecewa pada haksa karna fakta seperti ini haksa simpan sendiri dan membuat dirinya merasa gagal menjadi seorang ayah.
Kenapa dia merasa gagal? Karna sebenarnya jonathan juga memiliki satu rahasia mengenai haksa, dia tahu jika haksa adalah seorang laki-laki yang bisa mengandung, akan tetapi jonathan tak berharap itu terjadi pada anaknya.
Bahkan dia sampai menjodohkan haksa dengan agnes sedari mereka remaja untuk menutupi fakta jika haksa bisa saja menyimpang dan berakhir dengan pernikahan sesama jenis.
Karna mau bagaimanapun dunia ini masih belum terbuka dengan hal menyimpang seperti ini dan bahkan mengandung? Itu akan membuat gempar dunia.
Namun nasi sudah menjadi bubur, jonathan sudah tak bisa lagi mengelak jika sang anak sudah keluar dari garis yang dia buat selama ini.
Haksa yang mendengar seruan sang ayah hanya bisa terdiam karna tak tahu harus menjawab seperti apa pada jonathan karna pastinya sang ayah taakan bisa mengerti.
Sedang jonathan yang sudah sangat marah dia dengan cepat berjongkok dan mencengram pipi haksa membuatnya mendongak menatap nya.
"katakan siapa ayah dari anak ini haksa?! Dan katakan dimana dia sekarang?!" bentaknya dengan tangan kiri menunjuk-nunjuk perut haksa.
Haksa menggeleng dengan keras dan menatap jonathan dengan mata memerah dan sembab.
"M-maafkan haksa yah, tapi haksa gabisa kasih tahu ayah soal siapa ayah anak ini. Ayah tidak akan mengerti" balasnya dengan bersusah payah menahan isakkan.
Jonathan yang mendengar itu mengerutkan keningnya dan menghempas pipi haksa begitu saja. "apa maksud kamu tidak mengerti hah?! Apa kamu mencoba melindungi pria brengsek itu?! Katakan haksa!"
Haksa menggeleng. "bukan itu maksud haksa yah, ayah tidak akan mengerti"
Jonathan semakin kesal karna haksa masih saja tak mau memberitahunya dan akan menampar haksa tapi tangannya malah terasa kaku dan tergantung di udara.
"jangan pernah sekalipun menyakiti haksa pak tua" ucap reza menahan tangan jonathan.
Dan ya, reza yang baru saja mendatangi kamar haksa harus melihat bagaimana kacaunya haksa di hadapan seorang pria dewasa yang dia tahu adalah ayah dari haksa sendiri.
Reza tidak tahu permasalahnnya namun ketika jonathan terlihat akan menampar haksa dengan cepat dia menahan tangan jonathan.
Sedang haksa yang sudah memejamkan matanya untuk menerima tamparan sang ayah pun berakhir dengan membuka matanya kembali karna tak merasakan tangan besar sang ayah mengenai pipinya.
Saat sudah terbuka dia melihat reza dengan sekuat tenaga menahan tangan jonathan dengan jonathan yang juga berusaha menurunkan tangannya.
Haksa menggeleng dan berkata lirih. "mas reza lepaskan" lirihnya.
Reza yang mendengar itu tanpa basa-basi lagi melepaskan tangan jonathan membuat jonathan terdiam karna tak mengerti ada apa dengan tangannya.
Tangannya berhenti di udara dan setelahnya terhempas begitu saja, setelahnya jonathan merasakan hawa dingin mengelilingi tubuhnya dan dengan segera dia beranjak dan berniat pergi dari kamar haksa.
Namun sebelum itu jonathan sempat kembali terdiam di depan pintu kamar haksa, pria itu terlihat memejamkan matanya dan menarik nafasnya dengan berat sebelum berbicara panjang lebar pada haksa.
"sekarang kemasi semua barang milikmu dan pergi dari rumah saya, saya tak sudi kalau harus menampung aib keluarga di rumah saya" ucapnya dengan helaan nafas berat.
Satu tetes air mata jatuh tanpa di minta dan jonathan meremat gagang pintu kamar haksa dan melanjutkan ucapannya.
"pergi dan jangan sekali-kali kamu datang kembali dan meminta bantuan saya ketika kamu mendapatkan masalah di luaran sana, kamu bukan lagi anak saya haksa" dan setelahnya jonathan pergi dari kamar haksa meninggalkan haksa yang terdiam mendengar perkataan sang ayah yang terasa sakit di hatinya.
Semuanya kacau dan inilah akhir yang dia dapat, mungkin memang ini sudah takdirnya dan juga karma yang harus haksa terima dengan besar hati.
Sedang reza yang mendengar itu juga nampak terdiam, seketika rasa bersalah pada haksa semakin terasa.
Dan lagi-lagi dia merasakan sakit pada hatinya seperti layaknya manusia yang masih bernafas.
Lama terdiam reza beralih menatap haksa dan tanpa kata lagi dia bawa haksa masuk ke dalam pelukannya.
"maafkan saya haksa, ini semua salah saya" ucapnya lirih pada haksa.
Sedang haksa yang mendengar ucapan maaf itu menumpahkan tangisnya dan terisak dengan hebat, bahkan sampai membuat jonathan yang tanpa haksa tahu masih berdiri di depan pintu kamar haksa nampak terduduk dan menangis tanpa suara.
"maafkan ayah haksa, tapi ini semua demi kebaikan kamu. Jika saja ayah tetap mempertahankanmu disini, ayah takut menyakiti bayi tak berdosa itu"
"ayah takut dengan diri ayah sendiri, kamu masih anak kesayangan ayah dan satu-satunya milik ayah, maafkan ayah haksa" lirihnya dengan sekuat tenaga menahan isakkan.
Karna mau sekecewa apapun jonathan pada haksa, dia tetaplah orang tua untuk haksa. Dia satu-satunya yang haksa punya di dunia ini, akan tetapi jonathan takut jika terus mempertahankan haksa di rumah ini.
Bisa saja dia menyakiti haksa dan calon anaknya nanti, jonathan hanya takut berbuat tak baik pada keduanya. Karna gelap mata bisa saja dia menjadi pembunuh.
Jonathan tidak mau itu terjadi jadi dia memilih melepas haksa demi kebahagiaan haksa dan cucunya nanti.
Dia tidak apa di cap orang tua jahat dari pada menjadi pembunuh anak dan cucunya.
TBC.