18

309 47 7
                                    

Baru bisa update lagi...
Maaf, ya, dua minggu ini aku turun gunung dulu...

HAPPY READING

Benar saja, arena ini dipenuhi ratusan pengunjung. Bahkan beberapa staff inti ikut menyaksikan. Yang menjadi juri terlihat hanya Tobirama yang sudah duduk tenang sambil tersenyum angkuh.

Sakura dan Sasuke memasuki ruangan yang dipenuhi kursi-kursi. Tempat duduk para penonton.

"Kak Saara!" Sakura membalas lambaian Saara padanya.

"Kita duduk di sana, Sasuke!" Sakura menarik lengan suaminya dengan semangat. Pada saat itu, dia belum menyadari jika ternyata Saara tidak sendiri seperti biasanya. Tentu saja, Sasori ada di sana dan membuat Sasuke geram.

Sakura tersadar saat jarak mereka hanya tinggal beberapa kursi. Kemudian dia mendongak dan menatap tidak enak hati. "Kita akan duduk dimana? Kita cari tempat lain!"

Sasuke menatap emerald istrinya agak lama. "Bukannya kamu ingin duduk di samping kakak kamu, ya?"

"Itu tadi."

"Kenapa dengan sekarang?" Sasuke tidak bermaksud mempermasalahkan.

"Sasuke!" panggil Sakura pelan. Dia tidak ingin memperumit keadaan.

"Dia hanya kakak ipar kamu, kenapa? Ada yang lebih?"

Sakura menggeleng, lalu melanjutkan langkah. "Aku takut kamu yang justru tidak nyaman."

"Kita buktikan sekarang, Sayang!" Sasuke berjalan dengan langkah lebih lebar.

Sasuke sudah duduk lebih dulu dengan menyisakan kursi kosong di dekat Saara. Dia hanya menyapa ramah kedua kakak iparnya sebagai basa basi.

Sakura melangkah ke kursi kosong itu dibantu Sasuke dengan dituntun. Dia kurang paham maksud ucapan suaminya. Apa yang perlu dibuktikan? Dalam kondisi rumah tangga mereka yang sudah baik-baik saja.

Acara memang belum benar-benar di mulai, tapi suara Naruto sudah lantang entah membicarakan apa di bawah sana.

"Makan dulu saja!" Sasuke membuka tas kertas yang ada di pangkuan Sakura.

Secara reflek, tentu saja Sakura bereaksi seperti biasanya melayani Sasuke. Itu tentu mengabaikan fakta tentang keberadaan Saara dan Sasori yang berada di samping kanannya.

"Tadi kamu bilang mau saus." Sakura merasa heran karena Sasuke mengambil sambal miliknya.

"Tidak. Aku minta sambal pedas tadi." Suara Sasuke seolah kukuh tidak bisa dibantah.

"Apa, sih? Jelas-jelas tadi kamu minta saus." Sakura menukar saus dan sambal miliknya lagi.

"Apa yang kamu lakukan? Itu punya aku." Sasuke merebutnya lagi.

"Enak saja." Sakura memeluk sambalnya erat.

"Sayang, berikan! Itu punya aku."

Sakura kehilangan fokus. Seketika dia lengah. Ah, dalam waktu singkat dia tertipu berulang kali dengan panggilan baru suaminya.

"Dasar curang!" Sakura tersadar saat Sasuke berhasil merebut sambal miliknya. "Jangan dihabiskan semua! Itu milikku. Ini tidak akan berakhir kalau kamu pelit, Dasar Suami Pelit!"

Mata Sasuke langsung terbelalak lebar. "Enak saja. Siapa yang baru saja kau katai pelit?"

Sakura meleletkan lidah dan mengambil sisa sambal di tangan Sasuke.

"Kau mengambil sambal milikku? Berikan sausnya!" Sasuke sudah akan mengambil, tapi Sakura lebih sigap.

"Ini milikku."

KONOHA NEXT GENERATION ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang