20

288 47 13
                                    

Masih seru yang "Not You, You are not my salvation", kan?" Yang konfliknya banyak... Hehehe... 😁


HAPPY READING



Setelah kabar sang putra mahkota beredar di surat kabar hingga beberapa bulan, kini topik Uchiha Sasuke yang akan menjadi ayah muda menjadi buah bibir. Bukan hanya dalam akademi, yang jelas itu membawa kelegaan bagi Itachi.

Di luar sana bahkan Mikoto--ibu Sasuke sudah memamerkan dengan bangga. Fugaku yang terus direcoki oleh para tetua tentang Itachi, membuat bungkam mereka setelah menyatakan Sasuke akan menjadi penerusnya secara sah.

Tentu saja, Haruno yang hanya bergelar bangsawan kecil pun tidak melewatkan informasi dari kedua putrinya. Nama Sakura melambung tinggi. Sebagai orang tua, mereka mendapatkan kabar resmi dari Rumah Sakit Senju. Karena Sakura belum mengabarinya lagi. Namun ada surat lain dari tangan kanan menantunya, sehingga membuat Kizashi mengerti. Bukan karena sibuk, Sakura mungkin sedang kerepotan di sana.

"Sakura mungkin sedang sakit." Mebuki melipat surat di tangannya.

"Mereka tidak mengabari begitu." Kizashi hanya berusaha berpikir posisi.

"Ini adalah insting seorang ibu. Awal kehamilan tidaklah mudah."

Lalu, pernyataan Mebuki membuat Kizashi bungkam.

Keluarga kecil itu sepakat untuk membuat acara kecil-kecilan. Hanya untuk keluarga dan beberapa tetangga dekat.

Mengabaikan di luar sana, kembali pada pasangan Uchiha bungsu ini. Setelah bermalam dua hari dalam perawatan, Sakura tidak lekas membaik.

Pagi ini, Sakura berjongkok di depan kamar mandi sambil menyembunyikan wajahnya di lulut. Lelah. Lalu, Sasuke ikut uring-uringan karena istrinya yang terus muntah dan bolak balik kamar mandi.

Tidak ada Karin di sini dengan alasan kesehatan. Namun kedua kakak iparnya datang, Izumi dan Saara juga Kakashi yang turut memantau pasangan ini. Ada perawat lain dan Shizune sesekali datang juga.

Sakura hanya terus menangis. Istrinya hanya terus mengatakan pusing dan mual ketika ditanya. Sasuke sudah meminta istirahat saja dan tidur lagi. Namun kenapa tidak sesederhana itu untuk hanya memejamkan mata saja? Sejak dini hari tadi hingga matahari sedang merangkak naik.

Kakashi menepuk bahu Sasuke untuk menguatkan. Lagi lagi, Sakura masuk lagi ke kamar mandi. Padahal jika mau, Sakura hanya tinggal muntah karena disediakan wadah. Memang yang membuat Sasuke uring-uringan adalah itu, ditambah Sasuke memang tidak pandai mengurus orang. "Kebiasaan diurus orang, sekarang mengurus istri saja tidak bisa."

Itulah kenapa setelah kedatangan Saara atau Izumi, mereka yang giliran mengurus dan menenangkan Sakura ketika menangis. Membujuk Sakura. Menawarkan ini itu yang sekiranya nyaman dikonsumsi Sakura saat ini. Bahkan mengerti mau Sakura ingin melakukan apa.

Namun, Sasuke hanya berkacak pinggang saat lagi lagi Sakura bersikap layaknya gembel di depan pintu kamar mandi. Infus Sakura yang kerap kali membuat darahnya berbalik naik, dibenarkan oleh Saara.

"Ambil sesuatu di dapur, Sasuke. Anak dan istri kamu perlu nutrisi!" Kakashi bersuara pelan.

Sasuke menoleh sebal. "Kenapa tidak kamu saja?"

Izumi mendengus. "Kamu suami dan ayahnya."

Sasuke memutar mata bosan. Dia tahu. Terus kenapa? Bukan hal aneh bahkan jika Kakashi mau memandikan dirinya. Masa perihal mengambil makanan saja harus dirinya, dan harus meninggalkan istrinya yang sedang lemah begitu.

"Kau yang harusnya lebih tahu kesukaan istrimu, masa aku. Aneh," celetuk Kakashi.

Saara hanya tersenyum saat melihat gelagat Sakura yang akan pindah lagi ke ranjang. Masih dalam sikap diam, dan wajah sembab. Saara jadi ingat perkenalkan pertama dengan Sasuke. Adik iparnya itu benar-benar tidak tahu banyak tentang Sakura. Setidaknya untuk beberapa bulan lalu.

KONOHA NEXT GENERATION ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang