02|Dilema Remaja

726 132 33
                                    

"HAH?! Dijodohin?!"

Bibir Jisoo tampak manyun. Kepalanya pun memberikan anggukan guna menjawab keterkejutan teman-temannya. "Kaget kan lo pada? Apa lagi gue!" Pulang-pulang, kemarin mamanya langsung maksa dia buat siap-siap dinner. Jisoo sampai mikir ribuan kali, soalnya tumben aja? Dan kok mamanya begitu maksa? Ternyata ada maksud terselubung.

Di restoran berbintang itu mereka disambut oleh keluarga kolega papanya. Dan lebih syoknya lagi, bukan cuma bahas masalah bisnis, mereka malah bawa-bawa niat perjodohan untuk Jisoo dan anak laki-laki teman papanya yang saat itu emang hadir juga.

"Nikah muda dong, Ji?"

Jisoo mendengus. "Mereka sih belum sampai bahas pernikahan juga, Jim. Katanya disuruh kenal dan pendekatan aja dulu."

"Terus lo mau?"

"Lo kayak nggak tahu orang tua gue aja. Inget nggak kasus Bang Jin dulu? Yakali gue harus kabur-kaburan juga. Hidup gue udah ribet, Juk. Nggak mau nambah masalah lagi."

"Tapi ini tentang hidup lo, Ji. Lo nggak mau menyesal seumur hidup cuma karena salah langkah, kan?"

Mendengar penuturan Taehyung, membuat Jisoo sedikit murung. "Makanya gue nggak mau bantah. Gue mau berusaha percaya aja sama orang tua gue pasti udah mikirin yang terbaik. Even, gue harus nikah sama pilihan mereka juga ke depannya. Ck, yang pasti gue berusaha kenal dulu lah sama dia. Kalau dari first impression kemarin sih kayaknya dia orang baik. Meski sedikit kuno dari gayanya."

Yang terbaik ajalah buat Jisoo. Bertahun-tahun kenal anaknya, membuat ketiga pemuda itu juga tahu persis seperti apa orang tua Jisoo dan Seokjin. Dulu Seokjin sempat kabur sekitar dua bulan dari rumah karena orang tuanya menentang hubungan Seokjin dan Sowon. Mereka berdalih Sowon tidak cukup baik bagi sang putra, dan berniat menjodohkan Seokjin dengan pilihan mereka.

Karena Seokjin ini keras kepala, dan juga merasa menikah adalah haknya—termasuk dengan siapa, ia pun menolak keras niat kedua orang tuanya. Mereka bersitegang cukup panas, sampai membuat laki-laki itu angkat kaki dari rumah, dan memilih tinggal di bengkel. Gerangan apa, entah bagaimana cara Seokjin meyakinkan, akhirnya pria itu mampu membuat kedua orang tuanya mengalah.

Meski sampai sekarang belum ada ketertarikan dari kedua orang tua Jisoo terhadap hubungan Seokjin dan Sowon (padahal keduanya sudah menikah), namun Seokjin tidak terlalu ingin ambil pusing. Ia juga sudah berkembang menjadi laki-laki mandiri nan mampu menghidupi keluarganya sendiri, tanpa embel-embel orang tua. Jadi terserah jika mereka masih tidak suka, yang pasti ia merasa bahagia bisa hidup bersama istri dan juga calon anaknya.

Meski punya wajah yang mirip, tapi Jisoo tidak memiliki nyali sebesar abangnya. Jika Seokjin dikenal sebagai anak yang keras kepala dan kerap membangkang, maka Jisoo dikenal sebaliknya. Gadis itu cukup penurut. Ia menghormati kedua orang tuanya, berkeyakinan bahwa ia akan bahagia bila menjadi anak baik. Bahkan saat hampir semua masa depannya seakan disetir, Jisoo hanya mampu menyanggupi.

Lagipula menikah tidak terlalu menjadi agenda penting menurut Jisoo. Ia tidak ingin berlarut-larut dengan cinta masa muda, yang dapat membuatnya terluka. Sejak lama Jisoo selalu berusaha menghindari itu.

Lantas apa salahnya jika kedua orang tuanya ingin menjodohkan Jisoo dengan seseorang? Benar, Jisoo punya keyakinan bahwa cinta itu dapat tumbuh setelah ia menikah. Ia hanya ingin mencintai seseorang yang pantas dengan status yang jelas. Jisoo tidak suka jatuh cinta sendirian. Itu sakit.

***

Taehyung berjalan ke ruangan yang ditempati mamanya. Dari arah pintu, langkah kaki laki-laki itu semakin pelan. Ia tidak ingin mengganggu istirahat dari wanita yang sedang terbaring di sana.

Geng Bengkel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang