Bab 6 【Hancurnya pertemanan?】

71 10 0
                                    


Semenjak malam itu, Ryesha selalu menghindari Yocelyn saat dia tidak sengaja bertemu di sekolah, bahkan saat Yocelyn menyapanya, Ryesha sama sekali tidak menoleh kearahnya untuk menyapanya kembali.



Hari demi hari, Yocelyn sadar dengan perubahan sikap Ryesha kepadanya.
Yocelyn bertanya tanya di dalam hati nya.

-Dalam hati Yocelyn "Rye kenapa ya, kok kayak ngehindar dari aku? Perasaan waktu di pasar malam kita masih tegur sapa.."-

Karena merasa janggal dipikirannya, Yocelyn memutus untuk pergi ke kelas Ryesha untuk meminta penjelasan.
Yocelyn terus berjalan hingga langkah nya berhenti di depan pintu kelas Ryesha, dia masuk ke dalam kelas setelah mendapatkan izin dari murid yang berada di kelas tersebut.

Melihat sekeliling satu per satu bangku, berharap menemukan Ryesha diantara murid murid lainnya.


"Cari siapa?" Yocelyn yang mendengar suara tersebut langsung menoleh ke belakang, dan ternyata itu adalah Laurel.

"Laurel?"
"Iyaa, lo ngapain di kelas gue?? nyari siapa emangnya?" tanya Laurel sambil mengangkat satu alisnya.

"Emang ga boleh ya aku ke sini?"
"Boleh, boleh banget.. Tapi, tumben banget ke sini. Hayoo, nyariin siapa??"

"Iiyaa, iiyaa.. Aku kesini nyariin Ryesha. Dia kemana?"
"Ada, tuh di belakang sendiri.. Lagi main UNO" jari telunjuk Laurel menunjuk kearah belakang.

Yocelyn melihat kearah yang di tunjuk oleh Laurel, dan benar dia melihat Ryesha yang sedang asik bermain UNO dengan temannya.

"Makasihh yaa!!" Yocelyn tersenyum.

"Ada keperluan apa si kalau boleh tau?"
"Eum.. Gimana yaa jelasinnya.. Jadi ginii, akhir akhir ini Ryesha tiba-tiba kayak ngehindar dari aku setiap kali aku nyapa dia Lau.. Kenapa ya?? Kalau memang aku ada salah bukannya lebih baik langsung bilang ke aku, biar aku gak khawatir.."


















DEP

Mendengar hal itu, seketika Laurel terdiam.

-Dalam hati Laurel "Pasti sakit banget ya Rye, sampai ngejauhin Yocelyn?-

"Lau?? Kamu tau alasan Rye jauhin aku??" tanya Yocelyn dengan muka yang curiga ke Laurel.
"Eh, e-engga.. Tumben banget ya Rye? Eee mendingan kamu samperin aja dia, terus ngomong baik baik sama dia. Mungkin dia bakal luluh hatinya.." Laurel mengasih saran kepada Yocelyn.

"Makasih ya Lau.. Nanti aku coba ngomong baik baik sama dia"
"Harus sabar ya hadapin Ryesha?"
"Iiyaa Lau, sekali lagi makasih"

Laurel mengangguk.

Yocelyn berjalan pergi kebelakang untuk menemui Ryesha yang masih asik bermain UNO dengan teman temannya.

"Nih, terima balasan gue!! +2!! hahaha!!"

"Dih gitu doang, nih punya gue!! +4!!"

"Nih +4 juga buat lo!! dan.. UNO!!"

"Jancok!! Gak onok maneh aku!"

Ryesha dan teman temannya tertawa saat melihat salah satu temannya harus mengambil 10 kartu lagi.










Di tengah-tengah asik melanjutkan permainan, Yocelyn jongkok di samping Ryesha dan meletakkan tangannya di pundak Ryesha.

Merasa ada yang janggal dengan tubuhnya, Ryesha langsung menoleh ke samping. Dan terkejut melihat kedatangan Yocelyn yang tiba-tiba, Ryesha langsung mengalihkan pandangannya lagi ke permainan.


"Rye.. Aku tolong banget sama kamu, kalau ada masalah kita selesaikan baik baik.. Jangan ngehindar, aku gak suka, lagipula pertemanan kita juga masih baru" ucap Yocelyn dengan suara yang lembut, berharap Ryesha luluh dan mau berbicara dengan nya.

"Ayo kita ngobrol sebentar yuk di gazebo sekolah? Mau ya?"








Beberapa menit kemudian, akhirnya hati Ryesha luluh dan mau mengobrol dengan Yocelyn.

➱Di gazebo sekolah

"To the point aja" Ucap Ryesha dengan wajah yang murung.
"Okay.. Aku cuman mau tanya, aku lihat lihat kok kamu kayak ngehindar dari aku setiap kali aku nyapa kamu?? Aku ada salah ya ke kamu??"

"Apasih, gak usah lebay deh lo"
Yocelyn terkejut mendengar jawaban kasar Ryesha.

"Kamu kok gitu banget jawabannya?? Aku kan tanya baik baik sama kamu??"
"Gausah sok pengertian, baru kenal beberapa hari aja udah sok deket"

Mendengar jawaban kasar lagi dari Ryesha sontak membuat Yocelyn sakit hati hingga mengeluarkan air mata.
Melihat Yocelyn menangis, membuat Ryesha menjadi bersalah telah bersikap kasar kepadanya.

"M-maaf, gue gak bermaksud kasar kayak tadi.. Maaf, gua cuman lagi banyak pikiran" Ryesha berbohong kepada Yocelyn.

"I-iyaa.. Aku mengerti.. Tapi jangan gitu lagi yaa, aku cuma mau jadi temen dekat kamu.. Aku gak bermaksud juga bikin kamu gak nyaman sama aku"
Ryesha mengusap air mata yang mengalir di pipi Yocelyn.

"Udah ya, gue mau lanjut main lagi. Gak usah di bahas lagi, lagian gak penting" Ryesha pergi kembali ke kelasnya meninggalkan Yocelyn sendiri di gazebo sekolah. Dengan matanya yang masih merah karena menangis, Yocelyn hanya bisa melihat Ryesha pergi kembali ke kelasnya.

Laurel yang dari tadi awal memantau mereka berdua bergegas menemui Ryesha.

"Rye!!" teriak Laurel dari belakang.
Seketika, Ryesha menghentikan jalannya dan menoleh ke belakang suara.

"Lo habis apain Yocelyn anjir?! Kok kayak habis nangis gitu dari matanya?!"
"Ya gitu" jawaban singkat dari Ryesha.

"Ya gitu apanya?! jangan bercanda, gua serius Ryesha!"
"Udah lah, lo gak usah ikut campur!!"
"Ini emang bukan masalah gua, tapi gua juga gak bisa diem doang liat temen dari kecil gua di sakitin Rye!! Sekarang jawab gua, lo apain Yocelyn??!"

"Tanya aja sendiri ke dia, gue udah terlanjur sakit hati"

Ryesha pergi kembali ke kelasnya dan tidak memperdulikan pertanyaan temannya.
Laurel menjadi semakin geram melihat ketidakpedulian nya kepadanya, sontak ia reflek berkata.

"Salah sendiri naksir duluan, udah gitu baru ketemu udah langsung naksir"

Mendengar hal itu, Ryesha juga sontak berbalik arah dengan muka yang marah. Dan bergerak cepat pergi ke arah Laurel.

























-To be continued
Ryesha jadi emosian cuman karna masalah cinta, haduh sekolah yang bener dulu dek.

ONE DAY, LATER - RYEJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang