Bab 8 【Keceplosan】

70 8 2
                                    

Beberapa menit berkeliling di sekitar sekolah, akhirnya Ryesha menemukan temannya di yaitu Laurel yang sedang duduk di taman sekolah sambil makan bakso mercon di tangannya.

"Di sini lo ternyata, gue cariin dari tadi" ucap Ryesha sambil duduk di samping Laurel.
"Ada apa cuyy?? Sepenting itukah gue di hidup lo sampai sampai nyariin gue, ea!"

"Alay anying. Oh iya, gue mau tanya dong. Emangnya si Yocelyn tadi gak liat gue tampil gitu? Udah keren keren juga gue tadi"
"Widih, udah baikan nih?"
"Matamu baikan, cepet jawab ege"
"Engga, tadi dia di kantin"

Ryesha menganggukkan kepalanya.
"Pantesan, gue cariin dari atas panggung gak ketemu ketemu. Ternyata lagi di kantin"
"Lagi makan dia bareng cowoknya" ucap Laurel menatap Ryesha penasaran akan reaksinya.

"O-oh gitu ya? o-okey okey.." Ryesha mengangguk pelan tanda kecewa.
"Masih berharap lo dari dia??" tanya Laurel dengan penuh prihatin.



"Dikit. Tapi gue berusaha buat tepis semua perasaan gue ke dia"
Laurel mendengar hal itu tersenyum lega melihat temannya berusaha untuk move on.



Beberapa jam telah berlalu, para murid satu persatu meninggalkan sekolah dan kembali pulang ke rumah masing-masing.
Begitu juga Ryesha dan Laurel. Mereka mengendarai motornya masing-masing untuk pergi pulang.




Ryesha pulang dengan wajah yang murung. Diperjalanan, ia sering sekali melamun yang membuatnya tidak fokus berkendara. Karena khawatir akan keselamatannya, ia pergi mampir sebentar ke minimarket untuk membeli sebuah kopi yang setidaknya bisa membuatnya merasa sedikit tenang.

Ia duduk di depan minimarket dan mulai meminum kopinya seteguk demi seteguk.
Cahaya lampu mobil menyoroti matanya, membuatnya tidak bisa melihat karena silau.

Samar samar, Ryesha melihat seorang perempuan turun dari mobil tersebut, dan seketika membuat wajahnya kembali murung yang mulanya sedikit tenang.

-Dalam hati Ryesha "Ah elah, dia lagi,dia lagi. Ini semesta bener bener gak nge izinin gue buat move on gitu?!"-





Benar saja, perempuan itu adalah Yocelyn.






Yocelyn pergi ke arah pintu masuk minimarket tersebut.

-Dalam hati Ryesha "Syukurlah, dia gak ngelihat gue"-

Saat Yocelyn hendak meraih gagang pintu minimarket tersebut, dia terdiam dan menolehkan kepalanya ke arah Ryesha.

-Dalam hati Ryesha "Tuhan! Amal ibadah gue kayaknya kurang nih, sampe sampe Tuhan gak ngabulin permintaan gue"-

Ryesha hanya bisa pasrah akan keadaannya sekarang.

Yocelyn yang melihat Ryesha pun langsung bergegas berjalan ke arahnya.
"Kebetulan banget?? Kita jodoh gak si??"

"Nah, tingkah lo yang kayak gini nih yang bikin gue gak bisa move on dari lo!!" ucap Ryesha dengan berani ke Yocelyn.
"Move on?? Move on dari aku??" Yocelyn kebingungan dan menjadi curiga dengan Ryesha karena perkataan Ryesha tadi.

Seketika panik melanda Ryesha.

"Rye?? Maksud kamu tadi apa?? Move on dari aku?? Kamu??"
Berbagai pertanyaan langsung keluar dari mulut Yocelyn atas kecerobohan yang Ryesha buat.





"Eee.. I-itu.. Eee.."
"Jawab yang jelas Rye.. Itu apa??"
Yocelyn terus meminta penjelasan dari Ryesha, yang sementara Ryesha masih gugup dan tidak tau harus berbuat apa.

"O-okay.. Okay.."
Yocelyn dengan sabar menunggu penjelasan dari Ryesha.



























"Gue suka sama lo"



Ucapan yang membuat Yocelyn terkejut sekaligus terdiam.
Mereka berdua hanya saling bertatap muka selama beberapa menit lamanya dan tidak ada yang mau mengambil langkah duluan.
Sampai pada akhirnya sang sopir pribadi Yocelyn keluar dari mobil dan mendekati mereka berdua.

"Permisi.. Maaf kalo mengganggu. Mbak Yocelyn jadi beli ke minimarket?? Soalnya Mami ngechat saya nanyain kabar Mbak udah sampai mana kok belum nyampe nyampe rumah"

Berkat sang sopir pribadinya, Yocelyn bisa menghindar dari pernyataan dari Ryesha tadi.

"O-oh, i-iya Pak.. Jadi kok, bentar ya.. maaf tadi ngobrol sebentar"
"Iya mbak, gapapa. Saya tunggu di dalam mobil ya"
"Iya Pak" tanpa pikir panjang, Yocelyn langsung berbalik badan dan pergi memasuki minimarket.






Ryesha tetap berdiri dengan perasaan kecewa.

-Dalam hati Ryesha "Anjing banget hari ini, bener bener apes banget gue hari ini. Pengen ngilang gue dari bumi, malu banget sialan"-






Lalu Ryesha pergi ke motornya meninggalkan segelas kopi yang telah ia beli tadi di atas meja.
Ryesha pulang dengan kecepatan tinggi dengan maksud meluapkan emosinya yang telah terpendam di dalam kepalanya.

Sesampainya di rumah Ryesha dengan cepat melepaskan tali sepatunya lalu pergi masuk ke dalam kamarnya.
Mama Jelva dan Papa Teo yang melihat perubahan sikap anaknya menjadi bingung. Tidak biasanya anaknya langsung masuk ke rumah begitu saja tanpa mengapa orang rumah.


























-To be continued
Siapa setuju Ryesha tolol! Dia yang gitu, aku yang malu.

ONE DAY, LATER - RYEJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang