Mendengar persetujuan dari Ryesha, dengan segera Yocelyn bergerak mendekatinya sembari tersenyum tipis terpancar di wajahnya. Lalu dengan lembut ia menangkup pipi Ryesha, jemarinya mencoba merasakan kulit dinginnya.
Melihat Yocelyn dengan matanya yang penuh nafsu, Ryesha mengambil satu langkah lebih dekat dengan nya dan memutuskan untuk ikut serta menggerakkan tangannya. Sentuhan manis ia lakukan terlebih dahulu dengan mengusap pipi Yocelyn juga dan perlahan menyelipkan helai rambut gadis cantik itu ke belakang telinganya.
Tanpa pikir lama, Yocelyn menempelkan bibirnya ke bibir Ryesha dalam ciuman penuh gairah. Ryesha awalnya ragu-ragu namun segera membalas ciuman itu, tidak mampu menahan perasaannya terhadap Yocelyn.
Ciuman terus berlanjut sembari Yocelyn memainkan lidahnya dengan lidah Ryesha secara perlahan. Ryesha menyadari tipe bermain Yocelyn yang tenang dan tidak terburu-buru. Bibir Yocelyn manis. Mungkin dari lipstiknya atau Ryesha memang suka dengan bibir gadis itu.
Jari- jari Yocelyn tersangkut di rambut Ryesha, sementara lengannya yang lain melingkari leher Ryesha dengan erat yang membuatnya menempel pada tubuh Ryesha. Erangan lembut keluar darinya saat dia berusaha keras untuk mendapatkan lebih banyak, dia menginginkan kehangatan Ryesha setelah semua yang terjadi.
Ciuman mereka berlangsung beberapa saat, diiringi detak jantung yang berdegup cepat. Di dalam gudang yang gelap, waktu terasa berhenti. Hanya ada mereka berdua, tenggelam dalam momen yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Sambil masih berciuman, Yocelyn mulai membimbing Ryesha ke arah dinding, hingga punggung Ryesha menyentuh dinding gudang tersebut, Yocelyn melepaskan ciuman, terengah- engah berat saat mereka berdua saling menatap dengan mata setengah terbuka.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka, namun keduanya tahu bahwa apa yang baru saja terjadi adalah sesuatu yang tak bisa diabaikan.
Yocelyn dengan lembut menyisir rambut Ryesha di belakang telinganya dan mencondongkan wajahnya ke leher Ryesha, menciumi rahang dan leher Ryesha dengan lembut sembari menggigit lekuk lehernya dengan pelan. Sehingga meninggalkan bekas merah di leher Ryesha.
"Tuh kan jadi ngebekas.. Nanti aku di sekolah gimana? Susah nutupin nya sayang" rengek Ryesha, sambil memanyunkan bibirnya.
Mendengar komentar Ryesha, Yocelyn hanya bisa tertawa kecil sembarangan mencubit lembut pipi pacarnya itu."Yaudah.. tinggal bilang aja, kalo itu di gigit nyamuk"
"Mereka ga sebodoh itu sayang, lagipula mereka juga pasti udah tau kalo kita udah jadian" Ryesha diam sejenak, sebelum melanjutkan kembali bicara."Sebagai gantinya, aku mau kita lanjutin ini di kamar ku nanti." Menatap Yocelyn dengan mata yang penuh keinginan.
"Iiyaa, bawelll"Setelah mereka berdua puas dengan nafsu yang telah terpenuhi, Ryesha dan Yocelyn bangkit, berjalan keluar dari gudang.
Saat pintu gudang terbuka, cahaya matahari yang terang menyilaukan mata mereka, tapi ada rasa lega yang memenuhi hati mereka. Di luar, dunia tetap sama, namun di dalam hati mereka, sesuatu yang baru telah tumbuh sebuah perasaan yang tak akan lagi disembunyikan.
Dengan tangan yang masih saling bergenggaman, mereka melangkah keluar dari gudang, meninggalkan tempat yang kini menjadi saksi dari awal perjalanan baru hubungan mereka.
Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke rumah Ryesha, seperti yang diminta Ryesha tadi, mereka berdua pun melanjutkan adegan tadi namun kali ini dalam kamar Ryesha.
-To Be Continued
Jangan ditiru ya dek ya! Berlaku di cerita doang! You know lah 'adegan' yang ku maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE DAY, LATER - RYEJI
Romansa"Gak ada dalam kamus hidup gue yang namanya nt, walau segender akan tetap gue terobos" ✎ Disclaimer - fiksi 100% tidak ada kaitannya dengan pihak manapun - gxg (homophobic dni please) - contains harsh words (18+) Ikutin terus ceritanya.. sampai si...