Part 16

42 4 0
                                    

POV GADING

Ternyata benar dugaanku, istri yang dipilihkan mama adalah Ratna, ia adalah sepupu jauhku dulu.

Entah apa yang mama katakan pada Ratna hingga ia mau menerima keinginan mama untuk aku jadikan istri kedua. Sungguh aku tak bisa menebak jalan fikiran mereka.

Setelah pertemuan ku dengan mama dan Ratna aku melajukan kendaraan untuk pulang. Aku harus secepatnya beretemu dengan Riana. Entah mengapa rasanya aku sangat merindukannya setelah seharian tak bertemu.

Ketika aku sampai, kulihat senyum Riana menyambut kedatanganku. Senyumnya ini yang dapat membuatku melupakan segala gundahku. Senyum ini yang mebuatku terus jatuh Cinta lebih dalam padanya.

Bagaimana jika Riana tahu? Haruskah aku menjadi penghapus senyum bahagianya ini?. Sungguh rasanya tak tega melihatnya.

Keinginan mama mengaharuskan aku memilih antara baktiku padanya dan rasa cinta yang begitu dalam pada istriku. Entah disatu sisi aku ingin sekali berbakti pada mama yang telah berkorban begitu banyak untukku namun diisisi lain ada Riana yang harus kujaga perasaannya.

"Capek Mas?" Ucap Riana menyambutku di depan pintu dengan senyum secerah mentari. Aku tahu perasaan cinta ku yang begitu dalam padanya berbalas. Dari tatapan matanya akupun tahu rasa cinta yang dia miliki padakupun begitu besar.

" Iyaa sayang, banget" Jawabku. Kupeluk ia erat. Sungguh Riana memang benar menjadi obat dikala fikiran penat. Semua beban fikiran lelahku hilang rasanya saat ia juga meemlukku sama eratnya.

Riana seolah sangat mengerti bebanku, ia mengelus punggungku dengan sayang.

"Mau makan apa mandi dulu mas?" Sembari berjalan mundur tanda ia mengajakku untuk masuk ke rumah. Ia pasti malu jika kemesraan kami terlihat oleh siapapun.

"Mandi" Jawwabku. Namun aku terus memeluknya erat. Entah mengapa hati ini terasa gundah. Aku sangat takut kehilangan Riana.

"Katanya mau mandi, ini kok peluk aku makin kenceng sih" protesnya. Mungkin ia merasa aku terlalu berat untuk menahan bobot tubuhku karena pelukanku.

"Riana berjanjilah kamu tidak akan meninggalkanku, apapun yang terjadi" Ucapku menatap matanya.

"Aku tak kan kemana-mana mas, memang aku mau kemana sih" Ucapnya berusaha ceria menjawab pertanyaanku, namun aku tahu ia sedang bersandiwara, karena raga yang kupeluk terasa menegang.

"Aku mohon berjanjilah"

"Mas..."

"Tolong katakan janji padaku sayang" Pintaku lagi. Aku tak ingin dia meninggalkanku

"Riana.."

Ia mencoba kembali tersenyum, namun senyumnya tampak sangat dipaksakan. Dan hal itu sekses membua hatiku dilanda sesak.

"Tuhan haruskan cobaan pernikahan kami seberat ini" Batinku nelangsa. Mampukah aku menyakiti wanita yang ku cintai demi bakti kub sebagai seorang anak.

"Sayang maafkan aku, aku yang lemah ini tidak mampu menolak keinginan mama"

Aku merasa begitu pengecut, aku mengirbankan wanita yang aku cintai untuk tersakiti. Namun akupun sangat takut kehilangan mama.

" Tolong tinggalkan aku sendiri mas" Pintanya akhirnya.

Mendengar permintaannya, sontak membautku menggeleng. Jantung berdegup kencang kesakitan. "Nggak akan, sampai kapanpun kamu akan menjadi istriku Riana, aku tak akan pernah melepaskanmu" Tolakku keras.

"Tolong Riana, jangan pernah meminta berpisah dariku, kamu tahu aku tidak akan sanggup. Aku tak pernah ini semua terjadi, namun baktiku pada mama Riana, Tolong tetaplah disisiku, karena hanya kamu penguatku" Ujarku memohon padanya. Sungguh jika Riana pergi, maka tidak akan ada lagi kekuatan dalam diri ini.

Pov gading selesai

.

Jangan Lupa vote dan Comment Ya. Thanksss...

.

.

Cinta Yang (Tak) TerbagiWhere stories live. Discover now